Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

7. The Elegies

Theo Trahvensky menahan napasnya saat kertas itu berada di tangannya. Segala kenangan masa lalu menyeruak dalam ingatannya yang mengabur. Dadanya sesak untuk hal yang sama sekali tidak ingin ia ketahui.

Bisakah, hasil ini mengubah hidupnya. Atau menghempaskannya sekali lagi seperti dahulu?

Kalau saja ia jujur mungkin segalanya tidak serumit ini.

***ET***

Ia pernah jatuh cinta.

Sekali kepada wanita itu. Wanita Asia dengan kulit eksotis, mata hitam kelam yang menawan. Mata yang seakan menyedot atensinya seperti lubang hitam antariksa.

Ketika ia tersedot. Segalanya hanya tentang dia.

Ratih Galuh Chandrawati. Mereka memanggilnya Luh. Dalam bahasa sansekerta, luh adalah air mata. Wanita itu selalu tertawa, dan berkata jika Luh Chandrawati artinya tetesan rembulan. Hingga saat ia kehilangan wanita itu, ia belum mengerti apa tetesan rembulan itu.

Ia menarik napas pelan, lalu dengan tangan yang gemetar meraih handel laci yang hanya bisa dibuka olehnya. Sebuah buku usang bersampul hitam dikeluarkannya lalu dibukanya perlahan.

Ada sebuah celah, hingga Theodore mengambil sesuatu dari dalam sana.

Sebuah foto lama. Menatapnya penuh cinta. Menatap harapan yang terkubur. Tak bisa membuatnya membangun benteng kokoh lagi. Air matanya meluncur turun tanpa bisa dihindari, "Hei, I miss you..." bisiknya lirih.

***

Tanpa di sadarinya sepasang mata berwarna keemasan menatapnya sendu. Annabelle meremas ujung rok flanelnya. Ia kalah lagi, pada sosok yang bahkan tak pernah ia lihat sekalipun. Namun, ia sadar. Betapapun ia mencoba. Bayangan itu ada dalam masa lalu dan masa depannya. Dan bayangan itu mempunyai nama. Ratih Galuh Chandrawati.

Istri Theodore itu memejamkan mata. Mengenyahkan lara hati yang kerap kali datang ketika suaminya mencintai wanita itu. Menerima dengan sabar, bahwa suatu saat ia akan menjadi yang pertama. Entah itu kapan.

Jadi yang diperbuatnya sekarang ialah mencintai Theodore, mencintai suaminya sepenuh hati. Hanya itu yang bisa ia lakukan jika ia ingin mempertahankan rumah tangganya. Dalam prinsipnya, menikah hanya sekali, dan apa yang dipersatukan Tuhan, tak bisa dipisahkan manusia.

Ia perlahan menutup pintu ruang kerja suaminya. Menekan segala amarah juga kesedihan. Ia tak bisa membayangkan bagaimana hidup Sean (Angin) sebelum ini. Yang pasti, semenjak telepon kala itu, suaminya berubah. Ia lebih sering pulang ke rumah. Dan bukankah itu adalah kebaikan?

Ann tahu, jika cara satu-satunya membuat suaminya tetap tinggal adalah membawa Sean dan juga merawatnya. Sean harus tinggal di rumah itu, jika ia masih ingin membuat suaminya kembali. Hidup pernikahannya dipertaruhkan. Karena itu, ia harus menyayangi anak orang lain, jika ingin dipilih oleh suaminya. Miris.

***ET***

Layar berkedip di di depannya membuat senyum lelaki muda itu mengembang. Dengan segera ia meraih ponsel pintar di sakunya, "Father, I got the little brat." ucapnya sambil terkekeh.

"Well done son, take your little brother back."

Lelaki muda itu itu kembali terkekeh, "Why? Theo will give to us for Andrea."

"Shit!" terdengar geraman di seberang sana. "He will pay. I swear!" Sudah bukan rahasia lagi kalau ayahnya begitu membenci adik kandungnya sendiri. Kecemburuan memang tidak bisa diobati sampai kapanpun. Lagipula bukankah cinta adalah suatu kemewahan bagi jiwa penuh dosa seperti mereka?

Nikolay Orion Thrahvensky tersenyum sumbing, "I will take care for this. Including Andrea." sebetulnya ia berniat menggoda ayahnya. Ketegangan yang selalu tercipta karena perburuan sang adik yang hilang terasa begitu menyiksa.

"Tch! Don't touch her. She is your family." Edgar memperingatkan anaknya untuk tidak macam-macam.

Nikolay terkekeh lagi, "But she still a girl." ocehnya.

"Orion!" Geraman rendah milik sang ayah membuat Orion menyerah untuk meneruskan candaan ini. Tentu saja semua rasa humor selalu menguap di antara mereka.

"Okey-okey. But, if she want me, I can't deny." Ucapnya tanpa basa-basi.

"Whatever!" Sang ayah tampaknya menyerah. Karena Orion memang tidak berniat serius.

Klik, sambungan telepon terputus sepihak. Lelaki bermata abu-abu itu memejamkan mata, sebelum akhirnya menatap laptop di depannya.

Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta Indonesia. Theodore has been chek DNA for Miroceanic Trahvensky. DNA do not match. 100% match for Timmothy Edgar Trahvensky.

Sekarang Nikolay Orion tidak perlu lagi menghilang. Anak pertama dari Timmothy Edgar Trahvensky itu akan segera menjadi Trahvensky lagi jika ia mampu membawa pulang si bungsu.

Tanpa sadar seringainya makin lebar. Kira-kira apa yang bisa dihadiahkan sang Raja dan Ratu jika ia berhasil menghadirkan goldenboy seperti si bungsu.

Si anak hilang akan kembali, membawa anak emas yang ditakdirkan mengembalikan kejayaan Trahvensky lagi.

Ia kemudian berbalik, menatap gadis yang tertidur di ranjangnya.

Tersenyum sendu, kadang, garis takdir itu sungguh lucu. Ibu kandungnya, ingin menyingkirkan si anak emas, yang justru berbalik membuatnya terbunuh dan membuat posisinya sebagai anak Trahvensky terpaksa dihapus, dengan syarat akan dikembalikan lagi jika ia berhasil memperbaiki kesalahan ibunya.

Ketamakan membuatnya terbuang dari keluarga. Jika ia ingin kembali, ia tahu, jalan yang paling cepat adalah menyandera Andrea dan menekan Theo. Yang ia tahu, ibunya pernah sekali menyebut Theo sebelum kematian menjemputnya. Itu berarti Theo terlibat dalam pelenyapan si anak emas. Hanya saja, jika ia ingin mendapatkan porsi lebih banyak sebagai anggota Trahvensky, ia harus bisa membuat dirinya dibutuhkan kedua kubu.

Walau ia harus mengorbankan perasaannya sendiri. Cukup satu kali cinta terlarang ada dalam keluarga Trahvensky, dan ia takkan mengulangi kesalahan ayahnya. Lagipula mencintai adik sepupu sendiri itu memang hal yang tabu.

Ia tersenyum kecut, tanpa ragu ia meraih gelas berisi cairan keemasan yang telah berisi beberapa potong es dadu. Menggoyangkannya sebentar sebelum ia menyesapnya dengan rasa pahit.

Ya.

Kebenaran adalah kepahitan.

****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel