Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Seharusnya aku berdiri di sini memikirkan masa depanku yang indah,

dan sekarang aku dijatuhkan di atas panggung dengan keadaan merana bersamaan dengan luka yang baru saja aku dapatkan.

"Para penonton sekalian, lihatlah, akhirnya aku menangkap wanita simpanan ini, sekarang pelaku dan bukti fisik semuanya ada. Aku akan membuat wanita jalang tidak tahu malu ini kehilangan reputasi dirinya!"

Wajahku yang dipermalukan itu terpampang di ruang siaran langsung Karolina, dia mengarahakan layar ponselnya ke wajahku, "Lihat, lihat. Lihatlah apa yang dikatakan para netizen tentangmu, dasar pelacur tidak tahu diri, beraninya kau menyentuh lelakiku? Jika tidak memberimu pelajaran sekarang, sia-sia hidupku selama 28 tahun ini!"

Kerumunan orang di lapangan berdatangan dengan cepat, dan beberapa siswa mulai mengangkat ponsel mereka untuk merekam kejadian ini.

Aku dilemparkan ke atas tanah dengan kejam, kesakitan di sekujur tubuh ini membuatku tidak bisa bangkit berdiri untuk sesaat.

Karolina mengambil mikrofon dan berkata dengan suara keras dan tinggi,

"Lihat mahasiswi baik yang dididik oleh universitas ini, yang dipelajari hanyalah cara merayu suami orang dan menjadi wanita simpanan untuk mendapatkan uang! Rektor universitas kalian harus memberiku sebuah penjelasan!"

Sambil berkata Karolina mendaratkan sebuah tendangan lagi ke tubuhku yang baru saja bangun terhuyung-huyung.

"Perlakuan memalukanmu sudah terungkap! Kamu tahu takut sekarang? Sudah terlambat!"

"Lihat! Inilah akibatnya jika kamu merusak hubungan percintaan seseorang!"

"Hari ini aku ingin memberi pelajaran untuk kalian para mahasiswa. Mendapatkan sesuatu yang bukan milikmu itu tidak akan berakhir baik!"

Suara Karolina terdengar menggema disetiap pengeras suara, dan semakin banyak siswa datang berkumpul. Jumlah penonton di ruang siaran langsung Karolina meroket naik dan masuk ke dalam beberapa peringkat pencarian populer.

Keringat rektor universitas terus menetes, ia berusaha menghentikan aksi Karolina, tetapi tidak membuahkan hasil apa pun.

Beberapa petugas sekuriti sekolah yang ingin memapahku berdiri diusir pergi oleh kerabat gila Karolina.

Aku menatap Karolina yang seperti orang gila itu dan berkata, "Apakah kamu tidak takut merusak pernikahanmu sendiri?"

Karolina mencibir dan menjawab, "Huh, kamu tidak perlu mengkhawatirkan pernikahanku, tetapi lihatlah dirimu, pikirkan dan khawatirkan dirimu sendiri dulu."

Tatapan matanya yang seperti ular berbisa sedang menjulurkan lidahnya itu membuatku terkejut.

Di tengah percakapan denganku, petugas sekuriti mengambil kesempatan merampas mikrofon dari tangan Karolina. Karolina yang mengenakan sepatu hak tinggi sambil memegang ponsel yang digunakan untuk siaran langsung terhuyung dan jatuh di sampingku,

seakan bertemu musuh bebuyutan.

Karolina memutar tubuhnya dan naik ke atas tubuhku, menatapku dengan tatapan gila.

Dia menatap lekat wajahku, tanpa menolehkan kepalanya ke belakang dia berteriak, "Bawa kemari hadiah yang aku bawa untuk wanita jalang ini!"

Sebuah botol kaca diberikan pada Karolina dari tengah kerumunan orang.

Dia memandangku seolah-olah aku ini hasil buruan yang akan disiksanya, bahkan aku sudah menjadi seekor ikan miliknya.

Srash!

Kepulan asap putih mengepul dari atas pahaku, dan toga wisudaku seperti terbakar menyisakan sebuah lubang besar di atasnya.

"Asam sulfat!"

"Karolina, kamu gila!?"

"Cepat hentikan!"

Aku berteriak marah dan keras.

Semua orang di sekitarku mundur selangkah ketika mendengar nama asam sulfat, bahkan petugas sekuriti sekolah pun tidak berani bertindak gegabah.

Asam yang merusak kain toga wisudaku merembes mengenai pahaku.

Rasa sakit terbakar membuatku sadar bahwa wanita di depanku adalah orang gila.

Aku tidak terlalu memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, aku hanya tahu aku mungkin akan dihancurkan oleh wanita ini.

"Hahaha, sekarang kamu takut? Sedikit asam sulfat dan kamu takut, kenapa kamu masih bergaul dan berani merayu suamiku?"

Karolina benar-benar kehilangan akal sehatnya.

"Kamu hentikan semua ini. Aku meminta maaf padamu, dan aku tidak akan pernah lagi berhubungan dengan suamimu."

"Huh! Tukang rayu, baru sekarang kamu mengakui kesalahanmu? Sudah terlambat!"

Kegilaan di mata Karolina tidak berkurang.

Ketika dia berbicara aku mengambil kesempatan menepis tangannya dengan keras.

Srash!

Separuh botol asam sulfat tertuang ke atas tanah di sampingku, dan ekor panjang gaun pengantin Karolina terbakar dengan beberapa lubang hitam.

"Wanita jalang!"

Karolina benar-benar marah karena perbuatanku, dia langsung menuangkan sisa asam sulfat ke arahku sebanyak yang dia bisa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel