Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Salah Sangka

Tanpa aba-aba mereka bertiga langsung berlari ke rumah Maharani. Arka membuka gerbang rumah Maharani, mereka bertiga masuk. Sampai di depan pintu Andini mengetuk pintu.

"Ran, Rani...," panggil Andini.

Maharani membuka pintu, dia terkejut melihat ada Mbak Anis juga.

"Ada apa ini?" tanya Maharani terlihat bingung.

"Kenapa kamu berteriak sejak tadi? Apa yang terjadi?" tanya Andini. "Apa Alex melakukan KDRT?'' tanya Andini.

"Hahahha." Maharani tertawa. "Bukan, kalian salah faham. Aku hanya sedang menonton televisi. Aku kalau terbawa suasana memang begitu teriak kencang sekali," jawab Maharani. "Mas Alex nggak mungkin melakukan KDRT," ucap Maharani.

"Tapi kenapa kamu teriak kesakitan juga?" tanya Andini penuh selidik. Dia seakan tidak percaya dengan pengakuan Maharani.

"Nggak, kalian salah faham," jawab Maharani. "Sudah selesai 'kan? Jadi kalian jangan khawatir," kata Maharani.

"Ya sudah, Mbak. Kami pamit, maaf sudah salah faham," ucap Mbak Anis.

Mereka bertiga pulang, hanya Andini yang tidak percaya dengan ucapan Maharani. Dia yakin Maharani mengalami KDRT.

"Mas, kamu percaya dengan apa yang dikatakan Maharani?" tanya Andini setelah sampai di rumah.

"Nggak tahu. Tapi aku rasa kita hanya salah menduga saja. Mana mungkin Alex KDRT, dia terlihat baik sama Maharani," jawab Arka.

Andini ingin menyelidiki Maharani tetapi dia saat ini sedang menjauhinya. Jika Alex melakukan KDRT maka dia tidak boleh tinggal diam.

"Sudah, ayo kita tidur!" ajak Arka. "Jangan mikirin Rani terus," lanjut Arka menggandeng lengan Andini menuju kamar.

**

Alex duduk di dekat Maharani, dia menatap sinis Maharani.

"Makanya jaga mulut kamu," kata Alex.

Maharani berdiri meninggalkan Alex sendiri. Alex justru tersenyum melihat Maharani marah.

Alex menonton televisi, dia mengirim pesan pada Andini.

[Jangan buruk sangka, aku pria baik-baik. Sebaiknya kamu yang waspada dengan suami kamu.]

[Jangan sampai dia sering keluar kota karena ada wanita lain yang dia dekati.]

Tidak ada balasan dari Andini, Alex memutuskan tidur di kamar tamu. Maharani tidak melihat Alex masuk ke kamar, padahal sudah pukul 23.15.

Maharani keluar kamar, dia mengecek di sofa tidak ada Alex. Lalu dia hendak keluar, dia mendengar dengkuran Alex di kamar tamu.

"Jahat kamu, Mas. Kamu lebih memilih tidur di kamar tamu," kata Maharani.

Maharani kembali ke kamar, dia merasa bahwa Alex sangat keterlaluan terhadapnya.

"Mas, apa yang membuat kamu berubah?" tanya Maharani sedih.

Dia terpaksa kembali tidur meskipun tidak ada Alex di samping dia. Usia pernikahan mereka belum genap dua tahun tetapi mereka sering pisah ranjang.

**

Pukul 08.15 Maharani tengah menyiram bunga. Dia dan Alex sudah selesai sarapan sejak tadi. Maharani melihat ada wanita separuh baya datang ke rumah Andini. Dia yakin itu pembantu baru Andini.

"Ran, aku pergi. Ada teman yang nawarin kerjaan," kata Alex.

"Iya, Mas. Semoga saja dapat pekerjaan," ucap Maharani.

Alex langsung pergi dengan mobilnya. Dia tampak rapi dan wangi, bagi Maharani itu wajar karena Alex akan mencari kerja.

Maharani memutuskan datang ke rumah Andini. Mumpung pintu rumah Andini tidak di kunci.

''Andini, tadi yang datang pembantu kamu, ya?" tanya Maharani nyelonong masuk ke ruang tengah.

"Oh iya, namanya Siti," jawab Andini. Andini mengajak Maharani duduk sambil menonton televisi.

Mereka mengobrol sampai akhirnya Maharani pamit pulang. Dia takut Alex pulang tetapi dia tidak ada.

**

Andini tengah menunggu Arka pulang kerja. Di duduk di teras sambil memainkan ponselnya.

"Andini sedang apa kamu?" tanya Alex yang sudah berada di depan Andini.

"Nunggu suami aku, apa kamu kira nungguin kamu?" tanya Andini sinis.

"Aku dengar pembantu kamu sudah datang. Apa segitu takutnya kamu denganku?" tanya Alex.

Mobil Arka datang, Andini segera membukakan gerbang. "Lebih baik kamu pergi," kata Andini.

Alex pergi saat Arka memasuki halaman rumah. Andini menyambut kedatangan Arka.

"Alex ngapain di sini?" tanya Arka setelah keluar dari mobil.

"Nggak tahu," jawab Andini

Mereka lalu masuk ke dalam rumah. Arka segera mandi, Andini sudah menyiapkan baju ganti untuk Arka.

"Sayang, bagaimana pembantunya?" tanya Arka.

"Baik, orangnya juga ramah," jawab Andini. "Selebihnya aku belum bisa menilai," ucap Andini.

"Besok aku harus keluar kota selama dua hari. Kamu baik-baik ya di rumah," kata Arka.

"Iya, Mas. Kamu juga jaga hati dan mata," ucap Andini.

"Itu pasti, aku tidak akan berpaling dari istriku ini," goda Arka sambil mencubit manja pipi Andini.

Meskipun Arka masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Andini. Dia tetap berusaha bersikap manis pada Andini.

"Aw sakit, Mas," ucap Andini. "Kalau ada yang ganggu aku gimana, Mas?" tanya Andini.

"Kamu bilang ke aku, siapa yang mengganggu kamu. Aku akan beri dia pelajaran," jawab Arka.

"Benarkah?" tanya Andini setengah menggoda.

"Tentu, tidak akan aku biarkan pria manapun mengganggu kamu, Andini. Kamu harus katakan padaku jika ada yang berani menganggumu," jawab Arka serius.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari rumah Maharani. Andini dan Arka biasa saja. Dia yakin Maharani menonton sinetron lagi dan dia berteriak histeris seperti semalam.

"Bu, itu tetangga sebelah kenapa teriak-teriak?" tanya Bik Siti.

"Semalam juga teriak kaya gitu, Bik. Pas kita datangi dia bilang lagi nonton sinetron terbawa suasana hingga histeris teriaknya," jawab Andini.

"Tapi kok kaya beneran ya, Bu," ucap Bik Siti.

"Udahlah, Bik. Biarkan saja, saya takut salah faham lagi," kata Andini. "Oh ya, Bik. Besok Mas Arka keluar kota dua hari, Bik Siti jangan kemana-mana. Saya takut sendirian soalnya," kata Andini.

"Baik, Non," jawab Bik Siti.

Bik Siti kembali ke dapur melanjutkan masak untuk makan malam. Meskipun sudah punya pembantu, Andini tidak lepas tangan kalau soal masak memasak. Dia tetap ikut andil dalam urusan dapur.

"Bapak suka masakan apa, Bu?'' tanya Bik Siti.

"Semua masakan suka, kecuali masak ikan yang banyak durinya, Bik. Bahkan daun singkong juga mau," jawab Andini.

"Kalau Ibu sendiri pantangan makan apa, Bu?" tanya Bik Siti.

"Saya nggak suka kerang, Bik. Kalau kepiting saya masih mau," jawab Andini.

"Majikan saya sebelumnya ribet banget, Bu. Kalau di masakin sayur bening nggak mau. Ikan pari nggak mau, udang nggak mau. Hampir semua jenis sayur dia malah nggak mau. Aku jadi repot." Cerita Bik Siti.

"Selera orang beda-beda, Bik. Apalagi kalau udah tua malah banyak pantangannya. Karena takut kena kolestrol dan lainnya," ucap Andini.

Andini sedang membuat bumbu untuk memasak cumi. Sementara Bik Siti tengah menggoreng tempe.

"Andini...Andini...," panggil Maharani terdengar panik.

Andini segera membukakan pintu, Maharani langsung memeluk Andini.

"Ada apa?" tanya Andini . "Menonton sinetron lagi?" tanya Andini.

"Mas Alex ,Din," jawab Maharani.

"Iya Alex kenapa?'' tanya Andini.

Arka ikut keluar rumah, dia takut jika Alex benar-benar melakukan KDRT. Maharani terdiam, sementara Arka dan Andini menunggu jawaban Maharani.

"Dia bilang, dia suka sama seseorang," jawab Maharani. "Dan dia sudah pernah tidur dengan wanita itu, Din," lanjut Maharani sambil sesegukan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel