Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Gagal Menemui Andini

Andini terkejut dengan penuturan Maharani. Dia takut jika Alex membocorkan nama wanita itu.

"Apa Alex menyebut nama wanita itu?" tanya Andini penasaran.

"Tidak, dia tidak menyebutkan. Tapi aku yakin dia pasti menggoda suamiku," kata Maharani. "Wanita itu jahat sekali beraninya dia tidur dengan suamiku," kata Maharani.

"Kamu tenang dulu, jangan emosi," kata Andini. "Siapa tahu suami kamu yang kegatelan," kata Andini.

Maharani masuk ke dalam rumah. Dia cerita banyak hal tentang Alex yang mulai berubah. Maharani terus menyalahkan wanita yang di dekati Alex.

Mereka sarapan bersama Maharani juga ikut sarapan. Setelah itu Arka pergi ke kantor.

"Dek, hati-hati di rumah, besok aku harus keluar kota," kata Arka.

"Iya, Mas. Ada Bik Siti tenang saja," kata Andini.

Arka lalu pergi begitu juga dengan Maharani. Seperti biasa Maharani cerita pada Alex kalau besok Arka akan ke luar kota.

'Yes aku bisa datangi dia lagi,' batin Alex.

"Mas udah dapat kerja belum?" tanya Maharani.

"Belum. Sudah kamu tenang saja. Lagi pula aku masih punya uang," jawab Alex. "Jangan tanya kerjaan terus. Yang penting kamu tetap aku nafkahi," kata Alex.

"Mas, siapa wanita yang kamu sukai iti?" tanya Maharani.

"Suatu saat kamu akan tahu sendiri, jangan banyak tanya. Dia pasti lebih baik dari kamu," jawab Alex tersenyum.

"Mas, tolong jangan dekat sama dia lagi. Jangan selingkuhi aku," kata Maharani memohon pada Alex.

"Tidak, aku sudah terlanjur mencintai dia. Kalau bisa aku rebut dia dari suaminya," kata Alex.

"Jadi dia wanita bersuami? Kenapa dia mau sama Mas?" tabya Maharani.

"Diam kau," bentak Alex. Seketika Maharani terdiam.

**

Pagi sekali Arka pergi keluar kota. Bik Siti masih sibuk di dapur menyiapkan makan pagi. Sementara Andini ke kamar lagi.

[Aku akan datangi kamu malam ini. Siapkan dirimu!]

[Jangan main-main kamu! Aku tidak akan mau sama kamu.]

Setelah itu Andini mandi, dia lalu sarapan. Sepanjang sarapan dia bercerita pada Bik Siti atas perlakuan Alex padanya.

"Ya ampun! Kenapa tidak bilang Mas Arka?" tanya Bik Siti.

"Aku takut, Bik. Aku takut Mas Arka mengira aku melakukannya karena sama-sama suka," jawab Andini. "Dia bilang nanti malam dia akan datang lagi. Aku mohon Bik Siti jaga-jaga. Kalau perlu Bik Siti yang tidur di kamar saya," kata Andini.

"Kalau itu saya tidak berani. Saya akan berjaga, Mbak Andini tenang saja. Kali ini dia dijamin gagal," kata Bik Siti.

Bik Siti mencari cara agar orang itu tidak berhasil masuk ke dalam rumah. Mengunci pintu san jendela saja tidak akan cukup.

**

Pukul 20.15 Andini masih menonton televisi dengan Bik Siti. Mereka tampak akrab sekali bukan seperti pembantu dan majikan.

[Ran, aku nonton televisi sama Bik Siti. Sini kamu ikut nonton biar seru.]

Andini mengirim pesan ke Maharani. Tidak berapa lama Maharani datang ke rumah Andini. Mereka bertiga menonton televisi.

"Seru juga nonton bareng,'' kata Maharani. ''Aku di rumah nonton sendiri," kata Maharani.

"Makanya sering kesini, apalagi pas Mas Arka keluar kota,'' kata Andini.

''Iya, Din," jawab Maharani.

**

Alex senang dia tidak melihat Maharani di rumah. Dia langsung menuju gerbang belakang. Dia menuju rumah Andini menggunakan tangga. Alex lewat pintu dapur, ternyata di kunci. Alex sudah menyiapkan alat. Dia akhirnya bisa masuk.

"Akhirnya masuk juga," kata Alex.

Dia berjalan pelan tanpa melihat lantai.

Bug

"Bik suara apa itu di dapur?" tanya Andini.

"Nggak tahu, Non. Ayo kita cek bertiga!" ajak Bik Siti.

Mereka bertiga berjalan ke arah dapur. Mereka tidak melihat siapapun di dapur hanya melihat tumpahan minyak.

"Bik Siti kok ada tumpahan minyak?" tanya Maharani.

"Mungkin ada kucing masuk lalu nendang wajah ada minyak bekas goreng ikan," jawab Bik Siti.

"Bersihkan saja, Bik," kata Andini.

Andini dan Maharani kembali ke ruang tengah. Sementara Bik Siti di dapur untuk membersihkan bekas minyak.

"Kemana orangnya," bisik Bik Siti.

Perlahan Alex keluar dari tempat persembunyiannya. Dia tahu Maharani ada di sana. Dia sudah susah payah masuk jadi mau tidak mau dia harus bertemu Andini.

Alex menyelinap ke ruangan yang lain. Dia menunggu Maharani sampai pulang.

"Dini, udah malam. Aku pulang ya," kata Maharani.

"Janganlah! Kamu di sini aja. Kalau perlu kamu menginap di sini," cegah Andini.

"Mas Alex nanti marah. Kalau tahu aku tidak di rumah, dia tadi tidur jadi aku ke sini," kata Maharani.

Alex geram Maharani tidak kunjung diam. Bik Siti yang tahu persembunyian Alex langsung menutup pintu ruangan itu.

"Sial pintunya di kunci!" umpat Alex. Dia lalu berusaha membuka pintu itu dengan alatnya. Sehingga dia bisa keluar dari ruangan itu.

Baru saja melangkah, kaki Alex terjepit jebakan tikus.

"Aw sakit," pekik Alex.

"Kena kamu," kata Bik Siti. "Non Andini ini ada maling," teriak Bik Siti.

Andini dan Maharani menyusul Bik Siti. Maharani terkejut melihat Alex di dalam rumah Andini.

"Bik dia suami saya, dia bukan maling," kata Maharani.

"Loh kalau suami Mbak Rani, kenapa sia mengendap masuk ke sini?" tanya Bik Siti.

"Iya, Mas. Kamu ngapain di sini?" tanya Maharani.

"Aku nyariin kamu," jawab Alex sambil menahan sakit dii kakinya.

"Kenapa masuk lewat pintu belakang?" tanya Andini.

"Ee...itu pintu depan kamu kunci," kata Alex.

"Tidak, aku tidak menguncinya," bantah Andini.

"Bukan kamu tapi Maharani maksudku," kilah Alex.

"Mas, kalau kamu cari aku bisa panggil lewat pintu depan. Kami pasti dengar," kata Maharani. "Ini malah lewat pintu belakang. Terus itu baju kamu kena minyak, jadi kamu tadi yang kepeleset di dapur?" tanya Maharani.

"Niat aku ke sini cari kamu. Ayo kita pulang saja!" ajak Alex mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa Mas Alex tidak jawab pertanyaan Maharani? Apa memang Mas Alex punya niat jahat?" tanya Andini.

"Andini, kamu salah faham. Aku tidak berniat jahat pada siapapun," jawab Alex.

"Mas, apa wanita yang kamu maksud tadi pagi adalah Andini?" tanya Maharani.

Andini dan Alex terkejut,"Maksud kamu apa?" tanya Alex.

"Kenapa kamu ke rumah Andini diam-diam di saat Mas Arka tidak di rumah?" tanya Maharani. "Jawab, Mas!" bentak Maharani.

"Tidak, kenapa kalian salah faham dengan aku? Aku meminta maaf jika kalian tidak berkenan atas sikapku," kata Alex.

"Jangan diulang lagi!" larang Andini. "Atau kalau tidak aku akan laporkan kamu ke polisi," ancam Andini.

"Andini aku sudah meminta maaf, tolong maafkan saya!" pinta Alex.

"Baiklah aku maafkan. Lebih baik sekarang kalian pulang," usir Andini.

"Dini, jangan marah! Aku juga meminta maaf atas sikap Mas Alex," kata Maharani merasa tidak enak hati pada Andini. "Aku harap kecurigaanku salah," kata Maharani.

"Kecurigaan jika Alex menyukai aku, dan kita telah tidur bersama?" tanya Andini.

"Iya, aku harap saya salah," kata Maharani.

"Itu semua...," Alex sudah menarik tangan Maharani untuk pergi. Sehingga Andini tidak jadi memberitahu Maharani.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel