Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

Motor Lingga meluncur pelan menuju rumahnya. Saat tiba Lingga kaget disana sudah banyak orang berkumpul sedang memadamkan api.

Rumah Lingga dilahap si jago merah tanpa tersisa, pandangan Jesika jatuh tepat Dimata Lingga yang terlihat biasa saja. Jesika bingung rumahnya kebakaran tapi Lingga kelihatan santai.

Lingga menghampiri orang-orang yang membantu memadamkan api.

"Apa semua baik-baik saja? tidak ada korban kan? terima kasih telah membantu saya memadamkan apinya"

"iya sama-sama tapi tadi ada korban dan sekarang sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit Medika"

"Korban? tapi dirumahku tidak ada orang"

"Benar pak tadi ada seorang wanita kami tidak salah lihat"

Lingga kaget kenapa bisa ada tamu wanita dirumahnya? bukankah tadi saat meninggalkan rumah tidak ada orang dan dia hanya tinggal sendirian.

Lingga mengajak Jesika menuju Rumah Sakit Medika sesuai petunjuk yang diterima Lingga dia pun mencari korban yang dibawah sekitar dua puluh menit yang lalu, korban kebakaran.

"Rana?....."

Lingga langsung saja berteriak memanggil nama Rana. Lingga terkejut mendapati gadis itulah yang ada dirumahnya.

Sedangkan Jesika diam membisu menyaksikan pemandangan dihadapannya kenapa ada Rana Morel? apakah mereka saling kenal?

Rana Morel adalah sahabat sekaligus musuh Jesika karena rasa iri Rana sangat besar kepada Jesika walaupun Jesika tidak pernah tahu apa masalahnya tapi bagi Jesika itu bukanlah masalah baginya. Jesika menjalankan aktifitas nya tanpa merasa terganggu sedikitpun.

"Lingga"

"Kamu kenapa bisa ada dirumahku?"

"Aku mencari kamu tapi tiba-tiba listriknya menyalah terus aku kejatuhan kayu dan tidak ingat apa-apa lagi. Ketika aku buka mata sudah disini"

Bagi Lingga Rana hanya masa lalu yang menyakitinya terlalu dalam sehingga membuatnya tidak mempercayai adanya cinta sejati.

Lingga kaget ketika Rana turun dari tempat tidur dan berlutut memegang kaki Lingga "Aku mohon maafkan aku Lingga? aku tahu kesalahanku dimasa lalu. Beri aku satu kesempatan dan aku akan buktikan cintaku benar-benar tulus padamu"

(Flashback on)

"Apa aku tidak salah dengar?"

"Rana kamu tidak salah dengar aku benar mau serius sama kamu, aku mau melamar kamu"

"Hei kalian mendengar dia melamar aku secara terang-terangan didepan kalian mana taruhan kalian? aku menang"

"Maksud kamu?"

"Lingga.... Lingga... kamu pikir aku serius cinta sama kamu. Sebaiknya kamu jangan pernah bermimpi memiliki aku karena untuk membeli make up aku setidaknya butuh puluhan juta. Apakah kamu sanggup?"

"Tapi aku tulus mencintai kamu Rana"

"Kamu pikir cinta bisa memberiku tas mahal, bisa membawaku keliling dunia dan masih banyak yang aku butuhkan"

"kamu"

"Aku memenangkan taruhan. Kamu tidak lebih dari sebuah taruhan buatku"

"Kamu sungguh jahat Rana"

"Kenalkan ini pacarku"

Rana langsung saja mencium lelaki yang ada disampingnya.

(flashback off)

Sejak kejadian itu Lingga menghilang dari pandangan Rana. Lingga meninggalkan kota tempatnya berkelana dan pindah-pindah tempat. Lingga tidak tahu dari mana Rana menemukan rumahnya.

Lingga meraih tangan Rana dan menuntunnya kembali ketempat duduk.

"Maaf Rana aku tidak bisa. Kenalkan ini kekasihku"

Lingga menarik lengan Jesika dan mendekati Rana. Mereka saling bertatapan Rana tidak menyangka kalau kekasih Lingga adalah musuhnya sendiri.

"Lingga dengar Jesika tidak ada bedanya dengan aku dimasa lalu. Dia juga melakukan hal yang sama menjadikan suatu hubungan hanya sebatas taruhan"

Lingga menatap Jesika tapi dia tidak peduli karena tidak ada bedanya dengan dirinya hanya menjadikan Jesika taruhan.

"Lingga apapun yang terjadi aku akan merebutnmu dari wanita ini"

Pandangan Rana sangat tajam seperti mau menelan Jesika hidup-hidup.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel