Bab 11. Insting Seorang Istri
Lingga dan Jimmy bekerja sesuai dengan peraturan di Perusahaan kalau bukan Jesika yang memberikan pekerjaan itu untuk mereka sudah pasti mereka akan menolak secara tegas.
Lingga menerima dan menjalankan tugasnya dengan baik semua dilakukannya untuk menaklukan hati gadis itu agar bisa memenangkan taruhan dari teman-temannya karena selama ada wanita baru Jesika yang berani bersikap dingin padanya.
Sedangkan Jimmy menjalankan tugasnya dengan baik semua demi merebut gadis yang dicintainya sejak SMU dan dia sengaja kembali ke negaranya hanya untuk mendekati gadis itu dan dia juga sengaja menutupi identitas yang sebenarnya agar supaya gadis incarannya tidak merasa risih berhadapan dengannya, dan gadis itu adalah pacar kakaknya Lingga yaitu Jesika.
Jesika sengaja bersikap biasa kepada Lingga dan juga Jimmy karena baginya kalau dikantor maka hanyalah urusan pekerjaan dan dia tidak mau ada yang menganggap kalau Jimmy dan Lingga masuk lewat koneksinya.
Hari-haripun berlalu tapi Lingga sudah semakin tidak betah bekerja sebagai sopir ayahnya sampai suatu hari dia meminta berhenti kerja. Herlan dan Emeral tidak bisa berbuat apa-apa mereka tidak mau kehilangan jejak putra sulungnya lagi. Bagi mereka yang penting tahu keberadaan anaknya itu lebih dari cukup.
Lingga kembali ke pekerjaannya yang semula yaitu sebagai tukang bangunan dan dia merasa nyaman bekerja disana yang tidak perlu mematuhi aturan bahkan bisa bekerja sambil bercanda bersama dan sorenya bisa santai dirumah.
*****
Sementara itu dikantor tanpa Herlan ketahui sekertaris yang ada rasa untuknya mencoba menjeratnya dengan berbagai cara. Pakaiannya yang seksi, wajahnya yang cantik dan elegan sama sekali tidak membuat Herlan memandangnya.
Tapi membayangkan tubuh Herlan membuat sekretarisnya tidak bisa menghentikan nafsunya untuk menikmati yang dinamakan terbang keawan-awan bersama.
Sampai suatu hari saat pekerjaan menumpuk diakhir bulan dan saat karyawan sudah pulang semuanya tinggallah Herlan seorang diri. Sekretarisnya masuk dan membawakan minuman untuk bosnya. Seperti biasa Herlan meminta Emeral menemaninya saat sedang lembur karena baginya melihat Emeral adalah semangat buatnya.
“Maaf pak ini minumannya, saya sudah menyelesaikan pekerjaan saya apakah ada lagi yang saya harus lakukan kalau sudah tidak ada maka saya akan siap-siap pulang sebentar lagi”
“Sudah tidak ada kamu pulanglah duluan”
Herlan mulai merasakan kepanasan dan hasratnya timbul. Kenapa harus muncul sekarang keinginan itu disaat Emeral tidak ada. Herlan kesal dia langsung berdiri rasanya menyiksa sekali dan ingin segera menyalurkan hasratnya. Dia kemudian mengambil minuman yang diberikan sekratarisnya dan menghabiskannya yang memang tinggal sedikit.
“Sial aku benar-benar tidak tahan”(Batin Herlan)
Herlan keluar ruangan dan menemukan Emeral disana tanpa menunggu lagi karena yang dia tahu semua karyawan sudah pulang termasuk sekretarisnya. Emeral yang diserang tiba-tiba seperti itu bingung.
“Ayah ada apa?”
“Jangan tanya bu, ayah benar-benar tidak tahan”
“Tapi…”
Herlan langsung saja membungkam mulut istrinya dan menciumnya semakin dalam hasratnya benar-benar tidak berkompromi lagi, dia tidak peduli kalau sedang berada diruangan karyawan Emeral yang bingung tidak bisa apa-apa selain mengikuti permainan suaminya. Tidak memandang tempat Herlan langsung saja membuka seluruh pakaiannya dan juga pakaian Emeral dan langsung saja Herlan menyelimuti tubuh Emeral dan dengan gerakan lambat maupun cepat Herlan mengerang dan tidak peduli apa ada orang yang melihatnya atau tidak begitupun dengan Emeral keduanya lupa daratan dan lupa sedang berada dimana mereka sama-sama beradu sekencang-kencangnya siapa yang akan sampai kepuncak duluan tapi rupanya kekuatan mereka seimbang mereka sama-sama sampai kepuncak bersama dan menikmati kenikmatan berada diatas awan-awan.
Nandira adalah sekretaris Herlan yang menyaksikan itu diam tak bergerak dia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandang itu dengan mata kepalanya sendiri karena minuman yang diberikannya sebenarnya untuk membuat Herlan melampiaskan nafsunya kepadanya tapi justru Emeral muncul sangat cepat. Tanpa Nandira sadari kepergiannya itu dilihat dengan senyuman kemenangan dari Emeral.
Emeral tersenyum menyaksikan suaminya yang tergeletak diatas tubuhnya dia bersyukur muncul tepat waktu sebenarnya sudah lama dia curiga dengan nandira sekretaris suaminya makanya ketika suaminya menelfon tadi dan mengatakan tinggal mereka berdua dikantor dan Nandira sedang membuatkan minuman untuknya dia takut akan ada sesuatu yang dicampur dalam minuman itu makanya Emeral datang tidak membawa mobil tapi menggunakan motor agar tidak macet.
Ternyata dugaan Emeral benar sedikit saja dia terlambat pasti suaminya tidak akan peduli lagi dengan siapa dia akan tidur karena pengaruh obat yang diberikan Nandira pada minuman suaminya dan pastinya dia akan menyaksikan sendiri pergulatan suami dan sekretaris itu dilantai dan sekarang posisi terbalik sekretaris itu yang justru melihat pergulatan hebat dia dan suminya dilantai.
