Bab 6 Salah Paham
Pada malam hari, hujan musim semi turun secara tak terduga. Malam Kota Zhong Jing diselimuti oleh hujan tipis. Ya, ibu kota kuno dengan sejarah ribuan tahun ini menjadi lebih misterius.
Di lantai 37 Hotel Ri Hao, Yang Yi berdiri di depan jendela besar sambil menyaksikan hujan dengan tenang.
Setelah rokok di tangannya padam, dia baru sadar.
Menunduk dan menekan puntung rokok ke asbak, Yang Yi mengeluarkan ponselnya dan menelepon, "Bagaimana?"
Sebuah suara terdengar dari seberang telepon, "Masih dalam penyelidikan. Beberapa petunjuk dihapus secara artifisial, aku sudah mengerahkan tenaga kerja."
"Oke."
Menutup telepon, Yang Yi berbalik dan duduk di sofa dengan mata terpejam.
Lampu kamar tidak dinyalakan sehingga sangat gelap hingga tidak ada yang bisa dilihat.
Tiba-tiba ada gejolak di ruangan itu. Sebuah suara terdengar dalam kegelapan, "Ada laporan dari Pangkalan No. 9 tiga menit yang lalu. Pencocokan belum berhasil."
Duar!
Guntur pertama di musim semi.
Setelah kilat, tatapan dingin Yang Yi tercermin di jendela. Dia sangat tersiksa.
Dari mengetahui bahwa dia memiliki seorang putri hingga putrinya sakit parah terjadi hanya dalam beberapa jam. Dia seakan melayang ke surga lalu dijatuhkan ke neraka.
"Bukankah hati seharusnya mudah cocok? Kenapa bisa begini?" Tatapan Yang Yi dingin.
"Kondisi Putri lebih berbeda, ada reaksi penolakan," jawab pria dalam kegelapan itu.
Tepat ketika dia bertanya lagi, seseorang berjalan keluar dari kegelapan. Dia adalah The Shadow yang mengenakan topeng gagak hitam.
Dia berkata dengan nada rendah, "Saya baru menerima kabar bahwa ada yang... memasuki Vila Bao Li komplek A-7."
Mata Yang Yi menyipit. Dia mengulurkan tangannya. The Shadow segera melepas walkie-talkie dari telinganya.
Yang Yi berkata dengan nada rendah, "Laporkan."
Sebuah suara terdengar dari walkie-talkie, "Shadow 3 bertugas melindungi nyonya rumah komplek A7 dari Vila Bao Li. Tiga menit yang lalu, seorang pria Asia dengan tinggi 170 naik mobil Volvo 795 ke sini. Sekarang dia sudah masuk ke vila."
Yang Yi menarik napas dalam-dalam. Datang pada saat ini, seorang pria pula.
Dia tidak ingin berpikir negatif, tapi....
Lima menit, sepuluh menit, dua puluh menit... satu jam kemudian.
Yang Yi dengan santai melemparkan walkie-talkie ke The Shadow sambil berkata dengan nada datar, "Tarik perlindungan di sana."
The Shadow, yang wajahnya tidak terlihat jelas dalam kegelapan, mengangguk lalu mundur, menghilang ke dalam kegelapan.
Pada saat ini, di komplek A-7, Shen Xue sedang tidur di sofa sembari memegang pisau dapur.
Di dapur, seorang pemuda dengan tinggi badan 170 cm diplester mulutnya dan diikat. Dia mengeliat seperti belatung, tetapi tidak bisa melepaskan diri.
Tatapannya jahat dan penuh kebencian, dia akhirnya memejamkan mata dan berhenti meronta.
Waktu berlalu dalam gerimis, gemuruh guntur terdengar sepanjang malam.
Keesokan harinya, udara di Kota Zhong Jing terasa segar setelah hujan.
Namun, The Shadow yang datang untuk melapor menemukan bahwa Raja Dewa memiliki mata panda.
Yang Yi merasakan kedatangan The Shadow. Dia membuka matanya yang merah, "Katakan."
The Shadow melaporkan, "Ada kabar dari Pangkalan No. 9. Mereka sudah menemukan hati yang cocok."
Yang Yi tiba-tiba bangun. Kabar baik ini datang terlalu tepat waktu dan menyapu kabut tadi malam.
Namun, detik berikutnya, dia mendengar The Shadow berkata, "Hatinya Nyonya."
Yang Yi mengerutkan kening, tetapi tanpa ragu-ragu, dia mengambil ponsel untuk menelepon Shen Xue.
Ketika panggilan tersambung, suara Shen Xue sedingin biasanya, "Siapa?"
"Aku. Kita perlu bicara," kata Yang Yi.
"Oke, aku akan mencarimu." Shen Xue dengan senang hati mengiakan.
"Kafe di lantai bawah Hotel Ri Hao." Yang Yi mengatakan lokasinya.
Shen Xue langsung menutup telepon.
Yang Yi menatap ponsel selama tiga detik, lalu bangkit dan keluar.
Dua puluh menit kemudian, Yang Yi melihat Shen Xue. Hal yang membuatnya mengernyit adalah wanita itu mengendarai mobil Volvo.
Shen Xue tampak muram. Tangan kirinya terbungkus kain kasa, rambutnya pun berantakan.
"Duduklah. Aku ingin memberitahumu bahwa Tiantian...."
Buk!
Sebelum Yang Yi selesai berbicara, Shen Xue tiba-tiba menepuk meja. Dia menatap Yang Yi dengan mata merah sambil berkata dengan suara serak, "Tiantian adalah nyawaku! Ingat, kalau kamu memperlakukan Tiantian dengan buruk, aku tidak akan mengampunimu! Yang Yi, aku bisa mengabaikan hutangmu padaku. Saat itu aku murahan dan mencintaimu, jadi semua yang aku lakukan tidak layak juga tidak perlu dikasihani. Tapi kalau...."
Setelah mengatakan ini, suara Shen Xue sudah bergetar, tetapi dia menarik napas dalam-dalam dan melembutkan nadanya, "Tiantian akan diserahkan kepadamu. Jaga dia baik-baik dan segera tinggalkan Zhong Jing setelah dia pulih."
Setelah dia selesai berbicara, dia mengeluarkan kartu dan meletakkannya di depan Yang Yi sambil berbisik, "Ini lima juta. Perlakukan dia dengan baik."
Melihat Shen Xue telah berdiri, Yang Yi mengerutkan kening dan mencekal pergelangan tangannya, "Apa maksudmu? Kamu tidak mau mengurus Tiantian lagi? Kamu adalah ibunya!"
"Bukan urusanmu. Ambil uangnya dan sembuhkan Tiantian." Shen Xue berkata dengan dingin sambil mencoba melepaskan tangan Yang Yi.
Yang Yi tidak mencekal dengan kuat, tetapi tenaganya tetap tak bisa Shen Xue lawan. Namun detik berikutnya, matanya tertuju pada seorang pria muda yang berjalan ke kafe, karena pria itu menatap Yang Yi dengan dingin.
Pengalaman selama bertahun-tahun membuat Yang Yi dapat melihat bahwa pria ini memiliki niat membunuh terhadapnya.
Ketika melihat pria ini, Shen Xue panik. Dia mendorong Yang Yi dengan kuat dan akhirnya melepaskan tangannya, kemudian berjalan langsung ke arah pria itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Pemuda itu menatap Yang Yi dalam sebelum pergi bersama Shen Xue.
Yang Yi mengerutkan kening. Arti dari kata-kata Shen Xue barusan sudah jelas. Dia tidak akan mengurus Tiantian lagi.
Melihat kartu ATM yang diletakkan di atas meja, tatapan Yang Yi menjadi dingin, "Kalau begitu, jangan salahkan aku!"
Dia awalnya ingin bicara baik-baik dengan Shen Xue. Bagaimanapun juga, wanita itu adalah ibu Tiantian. Selain itu, dilihat dari reaksi Shen Xue kemarin, Shen Xue mencintai Tiantian. Jadi, mendonorkan sebagian hatinya pasti tidak masalah.
Tetapi sekarang tampaknya semuanya berbeda dari apa yang dia pikirkan.
Bisa-bisanya Shen Xue ingin meninggalkan Tiantian.
Meskipun meninggalkan Tiantian salah, tetapi Shen Xue memberi Yang Yi lima juta.
Tetapi menurut Yang Yi, ini adalah penelantaran!
Biarpun Yang Yi tahu bahwa sesuatu pasti telah terjadi.
Menelantarkan tetaplah menelantarkan.
Untuk alasan apa pun, dia tidak bisa membenarkan tindakan Shen Xue.
Setelah menyuruh The Shadow untuk mengikuti mobil Volvo, Yang Yi duduk lagi, mengambil kopi dingin dan menyesapnya.
Sangat pahit, sama seperti suasana hatinya saat ini.
Tadi malam, ketika dia tahu bahwa seorang pria mencari Shen Xue, dia tidak punya alasan untuk mengeluh meskipun dia merasa sedih.
Bagaimanapun, dia telah pergi selama enam tahun.
Tapi hari ini, tidak seharusnya Shen Xue bersikap kejam.
Ibu dari putrinya seharusnya tidak begitu kejam.
...
Cit!
Mobil Volvo diparkir di depan pintu masuk rumah sakit. Shen Xue berjalan ke rumah sakit dengan ekspresi dingin. Pemuda di belakangnya menatap tubuh Shen Xue dengan rakus sambil mengekorinya ke rumah sakit.
Tapi baru beberapa langkah, Shen Xue yang berada di depan tiba-tiba menoleh dan berkata dengan tatapan dingin, "Zhou Yun, aku bisa melupakan insiden pembobolan rumahku tadi malam. Pergi sekarang. Kalau tidak, jangan salahkan aku bersikap kasar!"
Zhou Yun menyipitkan matanya dan berkata dengan nada datar, "Jangan lupa siapa yang memberimu uang. Aku hanya perlu menelepon dan kartu itu akan dibekukan. Kamu percaya atau tidak?"
"Kamu... tidak tahu malu!" teriak Shen Xue menggertakkan giginya. Tangannya gemetar karena marah.