Bab 12
*Part ini khusus karena spesial yang nulis lagi ulang tahun. HEHE.*
"Kamu, cantik."
Daniel memerhatikan gadis yang ada di hadapannya itu dengan seksama. Wajah cantik itu begitu tenang saat ia sedang tidur, tidak seperti saat bertemu dengan Daniel. Wajah Shakira pasti selalu berubah menjadi judes, namun entah mengapa bagi Daniel wajah Shakira yang seperti itu adalah yang tercantik.
Tangannya terulur untuk menyampirkan rambut Shakira yang menutupi sebagian wajahnya. Sialan, mengapa gadis ini tercipta begitu sempurna?! Umpat Daniel dalam hati jika ia tidak memiliki rasa gengsi.
Aktifitas Daniel terhenti, saat mata Shakira mulai bergerak seolah ingin terbuka. Segera Daniel menarik tangannya, kemudian menutup mata seolah-olah dia tertidur juga.
Beberapa detik kemudian, mata Shakira benar-benar terbuka. Betapa terkejutnya ia saat melihat Daniel sedang tertidur di hadapannya, hampir saja Shakira berteriak dan mendorong lelaki itu untuk menjauh. Namun, niat itu tidak ia lakukan.
Kernyitan kesal di dahi Shakira sudah berubah, ia diam seraya memerhatikan Daniel. Lelaki di hadapannya ini memang tampan, itu sudah tidak bisa ia tampik lagi. Gadis itu terdiam, ternyata Daniel yang dikenalnya pecicilan dan suka menebar senyum tidak jelas bisa tidur dengan tenang seperti sekarang.
"Lo itu, manusia apa bukan sih, Niel?" gumam Shakira.
Tidak ia sangka, mata Daniel mendadak terbuka. Senyum menjengjelkan sekaligus memesona itu kembali terlukis di bibirnya. Astaga, Shakira ketahuan!
"Gue malaikat," Daniel terkekeh pelan, "malaikat pelindung lo."
Tidak ada waktu bagi Shakira menerima gombalan receh yang biasa Daniel tebar ke seluruh wanita. Gadis itu beranjak dari posisinya, jika berlama-lama bersama Daniel dengan segala ucapan manisnya, bisa jadi ada suatu hal yang tidak ia inginkan terjadi.
"Mau ke mana?" tanya Daniel seraya menarik tangan Shakira.
Shakira menoleh, menatap Daniel dengan sinis. "Kemanapun, asal nggak ada lo di sana."
"Kalau gitu, lo nggak bakalan nemuin tempat itu," ujar Daniel yang membuat Shakira mengernyit.
"Kenapa lo yakin banget?"
"Karena di manapun ada lo, di situ juga gue ada. Lo kan tulang rusuk gue yang hilang," ucap Daniel seraya tersenyum, senyum menggoda yang mampu melelehkan es di kutub utara.
Hati oh hati, nggak boleh baper. Dia buaya, semua cewek pasti dia goda!
"Serah," Shakira memalingkan wajahnya kemudian menepis kasar tangan Daniel. Gadis itu pergi, tanpa Daniel menahannya.
"Lo beneran naksir dia?" suara itu membuat Daniel menoleh ke belakang.
"Sejak kapan lo di sini?" tanya Daniel pada Justin yang tiba-tiba ada di belakangnya.
"Daritadi," Justin mengehendikkan bahu, "gue sengaja mancing lo ke sini, buat mastiin lo suka beneran apa engga sama itu cewek."
"Terus?"
"Bocah ingusan juga tau lo suka sama dia, nggak mungkin lo masuk ke sini kayak orang kesetanan cuman buat nyari dia. Lo panik waktu gue kasih tau dia lagi sama Alex, butuh bukti apa lagi?" Justin tersenyum penuh kemenangan.
"Tapi lo salah," Daniel balas tersenyum pada Daniel. "Gue nggak suka sama dia."
**
"Sha, kita latihan di aula, yuk?" ajak Adelia.
Shakira yang baru saja kembali dari perpustakaan itu mengangguk, matanya masih terasa berat akibat mengantuk. Ini semua gara-gara Daniel, Shakira tidak bisa tidur dan akhirnya memutuskan pergi ke perpustakaan.
Di perpustakaan sebenarnya Shakira berniat membaca buku, namun karena tempat mendukung untuk ia tidur dan matanya sudah sangat mengantuk, jadilah ia tertidur di sana.
Namun, yang ia dapatkan saat terbangun adalah wajah tampan Daniel yang menyebalkan sekaligus memesona.
"Kita jadi pake lagu yang kemaren, Sha?" tanya Adelia di perjalanan mereka menuju Aula.
Shakira mengangguk. "Iya, itu lagunya masih baru. Dance-nya juga lumayan menantang."
"Oke," Adelia mengangguk paham, "posisi kayak yang udah kita tentuin dari awal, kan? Gue ambil bagian Jennie, Lo ambil Lisa, Anna ambil Jisoo, Tania ambil Rose."
"Iya, kayak yang udah kita tentuin aja."
"Sha, mau ke mana?" tanya seorang lelaki dari kelas sebelah, dia adalah Aldofo, cowok yang cukup populer juga di SMA Golden.
"Latihan di aula," jawab Shakira seraya menoleh singkat.
"Wah, star crew?" tanya lelaki itu lagi.
"Iya, nonton ya." Shakira tersenyum tipis kemudian berlalu.
"Sha, lo tumben mau ngerespon Aldo?" tanya Adelia pelan saat mereka sudah berada jauh dari Aldofo.
"Emang gue ngerespon apa?" tanya Shakira.
"Lo mulai lemot kayak Anna, ya?" Adelia menggelengkan kepalanya. "Gue kaget lo tadi nyuruh Aldo nonton, tumben."
"Hah?" Shakira mengernyitkan dahinya, "sejak kapan gue nyuruh dia nonton?"
"Lo sakit?" Adelia menyentuh dahi Shakira dengan punggung tangannya, "wah pantesan, badan lo anget."
"Apaan sih, Del!" Shakira menepis tangan Adel dan masuk ke aula terlebih dahulu.
**
Daniel sedang berjalan menuju kantin dengan Justin yang berada di sampingnya. Kedua lelaki tampan itu berhasil membuat perhatian para siswi tertuju pada mereka berdua, memang hal ini sudah biasa akibat wajah tampan itu memang selalu menjadi pusat perhatian.
"Di sana rame-rame ada apaan?" Justin menunjuk ke arah aula dengan dagunya.
Mata Daniel mengikuti arah yang ditunjuk oleh Justin, kemudian dahinya mengernyit. Apalagi saat yang tengah mengerubungi pintu aula itu adalah dominan lelaki, ditambah telinga Daniel mendengar musik yang cukup keras.
Kedua lelaki tampan itu langsung bergegas menuju aula, menyaksikan apa yang membuat tempat yang biasa sepi itu tiba-tiba ramai. Cukup sulit untuk masuk ke dalam, karena banyak sekali siswa yang berdesak-desakan.
"Minggir atau gue patahin kaki tangan lo semua," teriak Justin membuat para siswa yang tengah berdesak-desakan memberi jalan untuknya dan Daniel.
Keduanya sudah berhasil masuk ke dalam, dan seketika Daniel terdiam. Ya ampun, pantas saja aula sangat ramai!
Star crew
"Pantesan rame," Justin menyikut perut Daniel. "Cewek lo lagi latihan Dance."
Bukan hal yang baru lagi jika star crew atau grup dance yang dipimpin Shakira itu selalu banyak yang menonton saat latihan. Keempat personilnya semua cantik, apalagi ketuanya, Shakira yang menjadi idaman seluruh lelaki di SMA Golden.
Tidak hanya terkenal di SMA Golden, mereka juga terkenal di luar sekolah. Selain kemampuan yang luar biasa, wajah cantik mereka juga semakin menjadi nilai tambah untuk menaikan popularitas.
Shakira dan teman-temannya sudah selesai latihan, cukup untuk menuai tepuk tangan heboh yang berlebihan. Kaki Daniel hendak melangkah menghampiri gadisnya, namun terhenti saat seorang lelaki sudah terlebih dahulu menemui Shakira.
"Lo selalu keren, Sha!" puji Aldofo.
"Makasih," sahut Shakira tanpa menoleh.
Aldofo tersenyum, lelaki itu memanggil Shakira sekali lagi, kali ini Shakira menoleh. Dan ...,
Cup!
Aldofo mencium Shakira tepat di pipinya! Shakira terdiam, ia tidak menikmati, ia benar-benar terkejut!
"Sha, gue suka sama lo dari kelas sepuluh," ucap Aldofo kemudian.
Adelia, Anna dan Tania menutup mulut mereka, kaget dengan apa yang terjadi barusan. Shakira Arabella, baru saja dicium oleh Aldofo Garenda tepat di hadapan seperempat warga SMA Golden!
"Bangsat!" Tinjuan telak melayang tepat di wajah Aldofo, lelaki itu tersungkur dan darah segar mengalir dari hidungnya.
Shakira menutup mulutnya kaget, ia baru pertama kali melihat perkelahian secara langsung di hadapannya. Gadis itu menoleh, menatap Daniel dengan wajahnya yang memerah menahan emosi. Daniel sudah bersiap hendak menonjok lagi wajah Aldofo, namun lelaki itu terlebih dahulu bangkit dan balas meninju Daniel di wajahnya sehingga bibir lelaki itu robek.
"Woi, lo bantuin gue misahin napa!" teriak Justin pada para siswa yang tengah menonton di depan pintu.
Hanya ada tiga orang yang berani maju untuk memisahkan Daniel dan Aldofo, itupun karena mereka teman-teman Aldofo.
Hanya butuh seorang Justin untuk menarik Daniel, sepupunya itu benar-benar! Justin tidak mengerti lagi, tadi mereka sama-sama terkejut saat Aldofo tiba-tiba mencium Shakira. Dan saat Justin menoleh, Daniel sudah menerjang Aldofo di depan.
"Lo gila? Ngapain lo nonjok dia, sih?!" omel Justin.
"Lo nggak liat tadi apa yang dia lakuin?!" Daniel menoleh seraya melotot.
Justin berdecak, ia tidak mengerti dengan sikap sepupunya ini. Lelaki itu akhirnya menarik Daniel untuk pergi menjauh dari sana. Ini sudah kedua kalinya Daniel menghajar seseorang karena Shakira.
"Kita ke UKS, obatin luka lo. Gue yang diamuk om Sultan kalau dia liat pangerannya bonyok," ucap Justin.
"Sha," Adelia menepuk pelan bahu Shakira. "Lo nggak papa?"
"G-gue," Shakira tergagap, gadis itu menatap Adelia dengan matanya memanas hendak menangis.
"Ayo kita ke kelas, Sha. Tenangin diri lo dulu," ajak Adelia seraya menarik pelan tangan Shakira.
"Daniel ... mana?" tanya Shakira.
"Dia dibawa Justin ke UKS, sha. Kita ke kelas aja," ajak Adelia.
"Sha, ayo ...," Anna ikut menarik tangan Shakira.
"Gue mau ke UKS," dan Shakira berlari meninggalkan teman-temannya.
**
"Lo ngapain coba, berantem di sekolah?!" omel Justin seraya menuangkan betadine ke atas kapas.
"Lo diem aja sambil obatin gue bisa, nggak?" balas Daniel seraya meringis mengingat bibirnya robek sedikit.
"Biar gue yang obatin," Shakira muncul di belakang Justin, kemudian mengambil alih kapas yang sudah Justin beri betadine.
Daniel memberi kode agar Justin menjauh, Justin mencebikkan bibirnya kesal sebelum ia meninggalkan Daniel dan Shakira berdua.
Shakira menatap bibir Daniel yang mengeluarkan darah, gadis itu meringis. Pasti rasanya perih, mengingat sariawan saja rasanya sudah menyakitkan, apalagi kalau robek begitu?
"Maaf kalau sakit," Shakira mulai memberisihkan luka yang ada di sekitar bibir Daniel dengan hati-hati.
Daniel memerhatikan Shakira yang sedang mengobatinya dengan hati-hati. Lelaki itu terdiam, wajah Shakira pucat. Entah gadis itu kaget karena tadi Aldofo menciumnya, atau gugup karena mengobati luka Daniel.
Tangan Daniel terulur, mengusap pipi Shakira yang tadi dicium Aldofo. Ah, mengingatnya membuat Daniel kesal.
"Nanti gue bersihin," ucapnya.
"Kenapa tadi lo berantem?" tanya Shakira.
"Cuman banci yang diem aja liat ceweknya dicium cowok lain," jawab Daniel. Cukup untuk membuat pipi Shakira bersemu merah.
"Gue serius, Niel."
Daniel menatap Shakira tepat di matanya, "Karena su sayang?"
To be continued
KOMENNYA HARUS TEMBUS 300 HEHE.
SCROLL!
Voting visual untuk Shakira, yuk!
Visual satu
Visual dua
Satu
Dua
*Part ini khusus karena spesial yang nulis lagi ulang tahun. HEHE.*
"Kamu, cantik."
Daniel memerhatikan gadis yang ada di hadapannya itu dengan seksama. Wajah cantik itu begitu tenang saat ia sedang tidur, tidak seperti saat bertemu dengan Daniel. Wajah Shakira pasti selalu berubah menjadi judes, namun entah mengapa bagi Daniel wajah Shakira yang seperti itu adalah yang tercantik.
Tangannya terulur untuk menyampirkan rambut Shakira yang menutupi sebagian wajahnya. Sialan, mengapa gadis ini tercipta begitu sempurna?! Umpat Daniel dalam hati jika ia tidak memiliki rasa gengsi.
Aktifitas Daniel terhenti, saat mata Shakira mulai bergerak seolah ingin terbuka. Segera Daniel menarik tangannya, kemudian menutup mata seolah-olah dia tertidur juga.
Beberapa detik kemudian, mata Shakira benar-benar terbuka. Betapa terkejutnya ia saat melihat Daniel sedang tertidur di hadapannya, hampir saja Shakira berteriak dan mendorong lelaki itu untuk menjauh. Namun, niat itu tidak ia lakukan.
Kernyitan kesal di dahi Shakira sudah berubah, ia diam seraya memerhatikan Daniel. Lelaki di hadapannya ini memang tampan, itu sudah tidak bisa ia tampik lagi. Gadis itu terdiam, ternyata Daniel yang dikenalnya pecicilan dan suka menebar senyum tidak jelas bisa tidur dengan tenang seperti sekarang.
"Lo itu, manusia apa bukan sih, Niel?" gumam Shakira.
Tidak ia sangka, mata Daniel mendadak terbuka. Senyum menjengjelkan sekaligus memesona itu kembali terlukis di bibirnya. Astaga, Shakira ketahuan!
"Gue malaikat," Daniel terkekeh pelan, "malaikat pelindung lo."
Tidak ada waktu bagi Shakira menerima gombalan receh yang biasa Daniel tebar ke seluruh wanita. Gadis itu beranjak dari posisinya, jika berlama-lama bersama Daniel dengan segala ucapan manisnya, bisa jadi ada suatu hal yang tidak ia inginkan terjadi.
"Mau ke mana?" tanya Daniel seraya menarik tangan Shakira.
Shakira menoleh, menatap Daniel dengan sinis. "Kemanapun, asal nggak ada lo di sana."
"Kalau gitu, lo nggak bakalan nemuin tempat itu," ujar Daniel yang membuat Shakira mengernyit.
"Kenapa lo yakin banget?"
"Karena di manapun ada lo, di situ juga gue ada. Lo kan tulang rusuk gue yang hilang," ucap Daniel seraya tersenyum, senyum menggoda yang mampu melelehkan es di kutub utara.
Hati oh hati, nggak boleh baper. Dia buaya, semua cewek pasti dia goda!
"Serah," Shakira memalingkan wajahnya kemudian menepis kasar tangan Daniel. Gadis itu pergi, tanpa Daniel menahannya.
"Lo beneran naksir dia?" suara itu membuat Daniel menoleh ke belakang.
"Sejak kapan lo di sini?" tanya Daniel pada Justin yang tiba-tiba ada di belakangnya.
"Daritadi," Justin mengehendikkan bahu, "gue sengaja mancing lo ke sini, buat mastiin lo suka beneran apa engga sama itu cewek."
"Terus?"
"Bocah ingusan juga tau lo suka sama dia, nggak mungkin lo masuk ke sini kayak orang kesetanan cuman buat nyari dia. Lo panik waktu gue kasih tau dia lagi sama Alex, butuh bukti apa lagi?" Justin tersenyum penuh kemenangan.
"Tapi lo salah," Daniel balas tersenyum pada Daniel. "Gue nggak suka sama dia."
**
"Sha, kita latihan di aula, yuk?" ajak Adelia.
Shakira yang baru saja kembali dari perpustakaan itu mengangguk, matanya masih terasa berat akibat mengantuk. Ini semua gara-gara Daniel, Shakira tidak bisa tidur dan akhirnya memutuskan pergi ke perpustakaan.
Di perpustakaan sebenarnya Shakira berniat membaca buku, namun karena tempat mendukung untuk ia tidur dan matanya sudah sangat mengantuk, jadilah ia tertidur di sana.
Namun, yang ia dapatkan saat terbangun adalah wajah tampan Daniel yang menyebalkan sekaligus memesona.
"Kita jadi pake lagu yang kemaren, Sha?" tanya Adelia di perjalanan mereka menuju Aula.
Shakira mengangguk. "Iya, itu lagunya masih baru. Dance-nya juga lumayan menantang."
"Oke," Adelia mengangguk paham, "posisi kayak yang udah kita tentuin dari awal, kan? Gue ambil bagian Jennie, Lo ambil Lisa, Anna ambil Jisoo, Tania ambil Rose."
"Iya, kayak yang udah kita tentuin aja."
"Sha, mau ke mana?" tanya seorang lelaki dari kelas sebelah, dia adalah Aldofo, cowok yang cukup populer juga di SMA Golden.
"Latihan di aula," jawab Shakira seraya menoleh singkat.
"Wah, star crew?" tanya lelaki itu lagi.
"Iya, nonton ya." Shakira tersenyum tipis kemudian berlalu.
"Sha, lo tumben mau ngerespon Aldo?" tanya Adelia pelan saat mereka sudah berada jauh dari Aldofo.
"Emang gue ngerespon apa?" tanya Shakira.
"Lo mulai lemot kayak Anna, ya?" Adelia menggelengkan kepalanya. "Gue kaget lo tadi nyuruh Aldo nonton, tumben."
"Hah?" Shakira mengernyitkan dahinya, "sejak kapan gue nyuruh dia nonton?"
"Lo sakit?" Adelia menyentuh dahi Shakira dengan punggung tangannya, "wah pantesan, badan lo anget."
"Apaan sih, Del!" Shakira menepis tangan Adel dan masuk ke aula terlebih dahulu.
**
Daniel sedang berjalan menuju kantin dengan Justin yang berada di sampingnya. Kedua lelaki tampan itu berhasil membuat perhatian para siswi tertuju pada mereka berdua, memang hal ini sudah biasa akibat wajah tampan itu memang selalu menjadi pusat perhatian.
"Di sana rame-rame ada apaan?" Justin menunjuk ke arah aula dengan dagunya.
Mata Daniel mengikuti arah yang ditunjuk oleh Justin, kemudian dahinya mengernyit. Apalagi saat yang tengah mengerubungi pintu aula itu adalah dominan lelaki, ditambah telinga Daniel mendengar musik yang cukup keras.
Kedua lelaki tampan itu langsung bergegas menuju aula, menyaksikan apa yang membuat tempat yang biasa sepi itu tiba-tiba ramai. Cukup sulit untuk masuk ke dalam, karena banyak sekali siswa yang berdesak-desakan.
"Minggir atau gue patahin kaki tangan lo semua," teriak Justin membuat para siswa yang tengah berdesak-desakan memberi jalan untuknya dan Daniel.
Keduanya sudah berhasil masuk ke dalam, dan seketika Daniel terdiam. Ya ampun, pantas saja aula sangat ramai!
Star crew
"Pantesan rame," Justin menyikut perut Daniel. "Cewek lo lagi latihan Dance."
Bukan hal yang baru lagi jika star crew atau grup dance yang dipimpin Shakira itu selalu banyak yang menonton saat latihan. Keempat personilnya semua cantik, apalagi ketuanya, Shakira yang menjadi idaman seluruh lelaki di SMA Golden.
Tidak hanya terkenal di SMA Golden, mereka juga terkenal di luar sekolah. Selain kemampuan yang luar biasa, wajah cantik mereka juga semakin menjadi nilai tambah untuk menaikan popularitas.
Shakira dan teman-temannya sudah selesai latihan, cukup untuk menuai tepuk tangan heboh yang berlebihan. Kaki Daniel hendak melangkah menghampiri gadisnya, namun terhenti saat seorang lelaki sudah terlebih dahulu menemui Shakira.
"Lo selalu keren, Sha!" puji Aldofo.
"Makasih," sahut Shakira tanpa menoleh.
Aldofo tersenyum, lelaki itu memanggil Shakira sekali lagi, kali ini Shakira menoleh. Dan ...,
Cup!
Aldofo mencium Shakira tepat di pipinya! Shakira terdiam, ia tidak menikmati, ia benar-benar terkejut!
"Sha, gue suka sama lo dari kelas sepuluh," ucap Aldofo kemudian.
Adelia, Anna dan Tania menutup mulut mereka, kaget dengan apa yang terjadi barusan. Shakira Arabella, baru saja dicium oleh Aldofo Garenda tepat di hadapan seperempat warga SMA Golden!
"Bangsat!" Tinjuan telak melayang tepat di wajah Aldofo, lelaki itu tersungkur dan darah segar mengalir dari hidungnya.
Shakira menutup mulutnya kaget, ia baru pertama kali melihat perkelahian secara langsung di hadapannya. Gadis itu menoleh, menatap Daniel dengan wajahnya yang memerah menahan emosi. Daniel sudah bersiap hendak menonjok lagi wajah Aldofo, namun lelaki itu terlebih dahulu bangkit dan balas meninju Daniel di wajahnya sehingga bibir lelaki itu robek.
"Woi, lo bantuin gue misahin napa!" teriak Justin pada para siswa yang tengah menonton di depan pintu.
Hanya ada tiga orang yang berani maju untuk memisahkan Daniel dan Aldofo, itupun karena mereka teman-teman Aldofo.
Hanya butuh seorang Justin untuk menarik Daniel, sepupunya itu benar-benar! Justin tidak mengerti lagi, tadi mereka sama-sama terkejut saat Aldofo tiba-tiba mencium Shakira. Dan saat Justin menoleh, Daniel sudah menerjang Aldofo di depan.
"Lo gila? Ngapain lo nonjok dia, sih?!" omel Justin.
"Lo nggak liat tadi apa yang dia lakuin?!" Daniel menoleh seraya melotot.
Justin berdecak, ia tidak mengerti dengan sikap sepupunya ini. Lelaki itu akhirnya menarik Daniel untuk pergi menjauh dari sana. Ini sudah kedua kalinya Daniel menghajar seseorang karena Shakira.
"Kita ke UKS, obatin luka lo. Gue yang diamuk om Sultan kalau dia liat pangerannya bonyok," ucap Justin.
"Sha," Adelia menepuk pelan bahu Shakira. "Lo nggak papa?"
"G-gue," Shakira tergagap, gadis itu menatap Adelia dengan matanya memanas hendak menangis.
"Ayo kita ke kelas, Sha. Tenangin diri lo dulu," ajak Adelia seraya menarik pelan tangan Shakira.
"Daniel ... mana?" tanya Shakira.
"Dia dibawa Justin ke UKS, sha. Kita ke kelas aja," ajak Adelia.
"Sha, ayo ...," Anna ikut menarik tangan Shakira.
"Gue mau ke UKS," dan Shakira berlari meninggalkan teman-temannya.
**
"Lo ngapain coba, berantem di sekolah?!" omel Justin seraya menuangkan betadine ke atas kapas.
"Lo diem aja sambil obatin gue bisa, nggak?" balas Daniel seraya meringis mengingat bibirnya robek sedikit.
"Biar gue yang obatin," Shakira muncul di belakang Justin, kemudian mengambil alih kapas yang sudah Justin beri betadine.
Daniel memberi kode agar Justin menjauh, Justin mencebikkan bibirnya kesal sebelum ia meninggalkan Daniel dan Shakira berdua.
Shakira menatap bibir Daniel yang mengeluarkan darah, gadis itu meringis. Pasti rasanya perih, mengingat sariawan saja rasanya sudah menyakitkan, apalagi kalau robek begitu?
"Maaf kalau sakit," Shakira mulai memberisihkan luka yang ada di sekitar bibir Daniel dengan hati-hati.
Daniel memerhatikan Shakira yang sedang mengobatinya dengan hati-hati. Lelaki itu terdiam, wajah Shakira pucat. Entah gadis itu kaget karena tadi Aldofo menciumnya, atau gugup karena mengobati luka Daniel.
Tangan Daniel terulur, mengusap pipi Shakira yang tadi dicium Aldofo. Ah, mengingatnya membuat Daniel kesal.
"Nanti gue bersihin," ucapnya.
"Kenapa tadi lo berantem?" tanya Shakira.
"Cuman banci yang diem aja liat ceweknya dicium cowok lain," jawab Daniel. Cukup untuk membuat pipi Shakira bersemu merah.
"Gue serius, Niel."
Daniel menatap Shakira tepat di matanya, "Karena su sayang?"
To be continued
KOMENNYA HARUS TEMBUS 300 HEHE.
SCROLL!
Voting visual untuk Shakira, yuk!
Visual satu
Visual dua
Satu
Dua