Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bba 9 DJ 8

Di kediaman Aldy, Sopian sedang disibukkan mengurus dua tuyul yang serba ribet karena akan diajak jalan-jalan olehnya ke taman bermain. Selain itu, Aldo juga meminta Sopian untuk mengantarkannya ke toko buku karena ingin membeli komik Naruto kesukaannya serta Lissa yang meminta dibelikan boneka barbie model terbaru. Merasa senang walaupun kewalahan, Sopian mempunyai ide cemerlang untuk meminta bantuan pada Haruna untuk menemaninya.

"Om, ayo kita kuy!" ajak Aldo yang sudah siap dan menghampirinya bersama Lissa yang memakai pakaian serba pink dengan bando yang setia menempel di rambut model Dora-nya. Tampak Sopian sedang duduk santai di ruang keluarga sambil menonton tv.

"Ayo, Om. Eneng cudah cantik ini mau pacalan!" sambung Lissa tersenyum bahagia di mana menurutnya jika keluar rumah artinya pacaran. Sopian menoleh pada dua keponakannya yang sudah rapi dan wangi. Sesaat Sopian terdiam memandang keduanya yang berdiri di hadapannya.

"Ya Allah, yang wewek kloningan Icha. Yang wowok kloningan Kak Al. Kloningan gue kapan adanya, ya?" gumam Sopian berandai-andai sosok tuyul mirip dengannya segera lahir dan meramaikan hidupnya.

"Om! Woy, Om! Ish, kebiasaan ngelamun mulu si Om!" gerutu Aldo yang sering melihat Sopian melamun seperti itu. Dengan lucunya, Lissa mendekat dan menggoyangkan lengan Sopian beberapa kali sambil menatapnya lekat.

"Om, Om apa? Om cedih, ya, tak unya uwit?" kata Lissa dengan bibir kecilnya yang merona.

"Hah?" gumam Sopian.

Sopian menatap geli wajah Lissa yang nampak cemas padanya. Sedih tak punya duit? Mana ada tak punya duit. Justru duit Sopian banyak dan tak ada yang menghabiskannya selain Aldo dan Lissa.

"Siapa bilang Om tak ada duit? Duit Om banyak dan boleh buat Eneng sama Kak Aldo beli apa pun!" sahut Sopian tersenyum sambil menjawir hidung kecil Lissa.

"Yeayyyy. Eneng cinta mama Om Popay!" teriak Lissa kegirangan.

Aldo tak jauh beda dengan Lissa yang tertawa karena semua keinginannya selalu dituruti oleh kedua Om jonesnya yang kaya raya. Hal itu tentu sangat membahagiakan bagai kedua anak kecil itu yang tak pernah merasa kekurangan.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kalau kita ajak Tante Nana ikutan jalan-jalan? Setuju gak Tante Nana ikutan kita?" ucap Sopian mengajukan ide pada keduanya yang langsung diangguki.

"Ajak, Om. Kalau ada Tante Nana bisa makin rame jalan-jalannya!" sahut Aldo yang sering diberikan hadiah padanya.

"Buluan, Om. Eneng penen es klim!" rengek Lissa yang sudah tak sabar.

"Iya, Sayang. Tunggu bentar, ya!" kata Sopian mengusap kepala Lissa. Dengan cepat, Sopian langsung menghubungi Haruna dan tak menunggu lama sambungan telephone dijawab olehnya.

"Hallo, Na. Lo ada di mana?"

"Lagi di kamar nonton film Azab di tv. Kenapa?"

"Dasar cewek berjiwa emak-emak. Sudah cepat dandan yang cantik, sebentar lagi aku jemput sama dua tuyul ke rumah. Kita jalan-jalan macam keluarga cemara."

"Jalan ke mana?"

"Gimana kalau ke surga dunia? Mau gak?"

"Bandot!!"

"Sudah jangan bawel. Cepat dandan. Gue kuy sekarang!"

"Pi …."

Tut. Sambungan langsung ditutup Sopian yang justru terkekeh karena suka sekali memaksakan kehendaknya pada Haruna setiap mengajaknya keluar bersama anak-anak.

"Ayo kita berangkat!" seru Sopian yang langsung diangguki keduanya.

Berjalan Sopian mengiringi Aldo dan Lissa yang berlari kecil menuju mobil di garasi. Setengah jam kemudian, sampailah mereka di kediaman Haruna dan menunggu sekitar 10 menit tanpa turun dari mobil, akhirnya yang ditunggu muncul. Dengan wajah sumringah, Haruna memasuki mobil dan menyapa dua tuyul menggemaskan yang terus-terusan berisik di sepanjang jalan.

......

Di rumah sakit, Pupe yang mendengar pertanyaan Nisa membulatkan mata dengan mulut ikut menganga. Matanya berkedip cepat memastikan apa yang didengarnya adalah benar.

"Me-menikah?" gumam Pupe terbatah menatap Nisa yang justru tersenyum.

"Iya. Kami datang ke sini untuk melamar Kak Pupe. Apa Kak Pupe mau menikah dengan Kak Mike?" ulang Nisa menerangkan lebih jelas.

"Kenapa menikah? Saya bukan pacarnya Pak Mike!" sahut Pupe mencoba menghindar.

"Icha tahu, Kak, lagipula sejak kapan Kak Mike punya pacar. Dia jones akut, Kak!" sungut Nisa diiringi kekehan dan diikuti Aldy yang sangat suka jika seseorang melecehkan Mike.

Mike yang sedang dibuka aib terbesarnya oleh Nisa hanya mengulum senyum dan menganggukkan kepala. Tak ada alasan baginya memungkiri hal yang memang begitu adanya. Semua orang tahu kalau dia memang jones.

"Makanya, kami ingin Kak Pupe saja yang menikah dengan Kak Mike. Gimana pendapat Kak Pupe tentang hal ini?" ucap Nisa lagi memancing reaksinya.

"Apa lamaran ini jalan keluar bagi saya untuk menebus hutang itu?" ujar Pupe menduga jika pernikahan itu sebagai alat bayar hutang untuk uang yang didapatkannya dari Mike.

"Jangan pikirkan uang itu lagi! Jika kita menikah, bahkan semua uangku akan jadi milikmu. Sekarang kamu cukup jawab dengan kata "Ya atau Tidak". Dan kuharap, kamu menjawab dengan kata "Ya" karena aku sudah menyentuhmu!"

Ketiganya tertegun karena akhirnya mendengar Mike mengeluarkan suara emasnya dengan nada yang begitu jelas dan tegas serta raut wajah seriusnya menatap Pupe yang menatapnya kaget. Bukan hanya Pupe yang kaget, bahkan Nisa ikut melotot melihat betapa gentle sang kakak melamar seorang wanita. Berbeda dengan Aldy yang justru mengulas senyum karena sudah paham dengan karakter Mike yang seperti itu.

"Cuma ada satu pria model seperti ini, Pe. Bukan karena limited edition, tapi memang langka. Kalau kamu tolak nanti menyesal. Banyak yang ngejar-ngejar dia, bahkan tukang jamu keliling yang sering godain dia sampai sekarang masih ngarep. Sudah terima saja, daripada Mike sakit hati terus ke dukun santet, matilah kamu!" cerocos Aldy menakuti Pupe yang menggeleng cepat.

"Aduh, gimana, ya. Saya jadi bingung mau jawab apa sekarang karena baru kali ini ada orang yang melamar," gumam Pupe yang justru menggaruk kepalanya bingung.

"Ya sudah, sekarang Icha tanya, deh! Kak Pupe suka gak sama Kak Mike?" kata Nisa menyiasati kebimbangan Pupe.

"Suka!" sahut Pupe cepat. Tampak Mike tersenyum senang mendengar Pupe menjawab dengan polosnya.

"Apa alasan Kak Pupe suka dengan Kak Mike?" lanjut Nisa lagi.

"Karena kasiha uang 100 juta!" jawab Pupe lugas.

'Gubrak'

Aldy melotot dan langsung terbahak mendengar jawaban jujur Pupe, sedangkan Mike terkejut dan nampak ingin menyerang Pupe yang tersenyum menyesali ucapannya barusan. Nisa terkekeh geli sambil memegang perutnya karena sakit, hingga sebuah suara mengalihkan mereka.

"Suka sama siapa kamu, Nak?"

Suara itu adalah suara yang berasal dari Lusiana karena terbangun dari tidurnya dan sekilas mendengar percakapan mereka yang belum mencapai titik temu. Melihat ibunya yang sudah bangun, Pupe beranjak dari duduknya dan menghampiri Lusi.

"Ibu sudah bangun?" seru Pupe yang dengan cepat membantu ibunya menaikkan tinggi bantal di kepalanya.

"Iya, Ibu dengar suara ketawa, jadi terbangun!" sahut Lusi menatap kantuk pada Pupe yang ada di sampingnya.

"Maaf kalau kami sudah buat Ibu terbangun. Kenalkan, saya Nisa. Ini suami saya, Aldy, dan ini Kakak saya, Mike." Suara Nisa lembut menjelaskan pada Lusiana yang menatap mereka bergantian dan melempar senyum tipis.

"Saya Lusi, Ibunya Pupe. Apa kalian temannya?" tanya Lusi yang baru pertama melihat mereka.

"Kami bukan temannya, Bu, tapi kami adalah keluarga Ibu karena sebentar lagi Kak Pupe akan menikah dengan Kak Mike. Iyakan, Kak?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel