Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Syok

Bab 7 Syok

Calon mama mertuanya hanya bisa menatap Andra dengan tatapan tajam seakan tidak percaya pada calon menantunya, dimana wajah tampan rupawan di hadapanya itu, bahkan tanpa cela sedikitpun tetapi tidak bisa langgeng dalam berumah tangga.

"Nak...berarti kamu benar benar calon menantu tante? kamu benar benar akan menerima sepenuh hati puteri tante? kamu tidak akan mudah bosan kan dengan wanita?" Ucap mama Natasya dengan mata masih melotot tidak percaya menatap calon menantu tampannya.

"Iya tante...Andra akan menerima puteri tante dengan sepenuh hati...apa tante tidak percaya?" Ucap Andra yang meyakinkan calon mama mertuanya itu.

"Kamu, kamu...suka dengan wanita kan nak? kamu tidak..." Ucap mama Natasya yang di sambut tawa menggelegar oleh Andra. Baru pertama kalinya ada orang yang mengira dia tidak suka dengan wanita.

"Tante maaf, tante ini lucu, jelas Andra suka wanita lah tan, suka, suka, suka..." Ucap Andra menerangkan sembari masih terpingkal pingkal di depan calon mama mertuanya, dan mama Natasya saat itu hanya menatap kearah lelaki tampan itu dengan tatapan tidak mengerti, serta tanpa ia sadari turut menyunggingkan senyumanya yang ia paksakan.

"Ada apa ini? Andra kenapa tertawa sampai seperti itu nak? apa yang lucu? apa yang di bahas mbak yu? kenapa Andra sampai tertawa terpingkal pingkal begitu?" Tanya mama Andra yang baru datang dengan membawa kue di atas piring. Menyuguhkan di depan mama Natasya dan di depan Andra.

"Tidak ada apa apa kok dek, ya sudah...mau pamit dulu, sudah terlalu malam." Ucap mama Natasya yang sudah beranjak berdiri dari duduknya, ia memohon pamit pada calon besannya tersebut.

"Oh iya mbak yu, biar Andra antarkan ya mbak...tunggu." Ucap mama Andra yang langsung menyenggol lengan Andra, isyarat ia harus mengantar calon mertuanya itu.

"Oh iya tan biar Andra antarkan." Ucap Andra yang langsung berdiri dan segera berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya, mengambil kunci mobil yang ada di laci dalam kamarnya.

Lalu bergegas keluar dan turun dari lantai atas, dengan santainya ia mengambil satu potongan kue di atas piring di meja yang tadi mamanya bawa kesana, sedangkan mama dan calon mertuanya sudah menungguinya di teras luar rumahnya, dengan sekali suapan Andra menyuap potongan kue itu kedalam mulutnya, tergesa gesa mengunyahnya. Namun tiba tiba langkak kakinya terhenti seketika sebelum ia mencapai pintu utama rumahnya, ia merasakan terlalu akrab dengan rasa kue yang baru di suapnya ke mulut tadi, tiba tiba ia teringat Natasya seketika.

"Sadarlah Andra! Natasya sudah hancur sekarang, karenamu ia kehilangan pekerjaannya, terlebih lagi kehilangan hati nya, perasaanya telah kau hancurkan, kurang puaskah kamu saat ini? hingga masih bisa bisannya kamu memikirkannya!" Ucap dalam hati Andra, lalu setelah itu, ia melangkahkan kakinya perlahan menuju mamanya dan calon mama mertuanya.

"Mari tante silahkan..." Ucap Andra yang lalu membukakan pintu mobil depan di samping kemudinya, setelah itu masuklah calon mertuanya kedalam, di susul Andra yang lalu turut masuk pula. Andra mengantar calon mertuanya itu menuju ke rumahnya.

"Nak...tante akan menjadi keluargamu kan? bolehkah tante bertanya, apa alasanmu bercerai dari pernikahanmu yang dulu dulu?" Tanya mama Natasya yang benar benar ingin tahu.

"Boleh tante, boleh banget, Andra juga tidak akan menyembunyikan apapun dari calon istri Andra kelak kok tan..." Ucap Andra lagi yang membuat mama Natasya mengangguk sembari tersenyum menatapnya.

"Istri pertama Andra adalah cinta pertama Andra tan, mungkin Andra terlalu sibuk saat itu, Adra tengah mengurus pendirian Klinik dan juga surat surat, hingga Andra sering ke luar Kota, hingga tanpa sadar istri Andra itu telah selingkuh dengan rekan kerja Andra sendiri. Kesalahan apapun yang dia perbuat bisa Andra terima tante, kecuali perselingkuhan. Dan istri kedua Andra, entah kenapa dia bisa seperti itu disaat usia pernikahan kita baru beberapa bulan saja, dia tergiur dengan separuh harta Andra, jadi dia minta bercerai karena menginginkan separuh harta yang Andra punya, dua tahun sudah Andra jatuh bangun mengembalikan semuanya seperti semula, dan ada seorang teman yang sangat sangat baik, yang selalu menemani Andra saat Andra terjatuh, bahkan Andra sudah terbiasa ada dia di sisi Andra. Andra pun tahu dia menyimpan perasaan pada Andra, tapi Andra tidak bisa membalasnya, Andra khawatir akan mengganggu status sosialnya dengan status Andra yang sudah bercerai dua kali dalam kurun waktu singkat, dan kemarin dia memutuskan untuk menyerah dengan Andra, Andra pun sudah pasrah untuk di jodohkan mama dengan puteri tante, jadi tante jangan khawatir, Andra akan menerima calon istri Andra dengan ikhlas tante." Ucap Andra yang membuat mama Natasya terenyuh mendengarnya, ia pun iba atas penuturan yang Andra ucapkan barusan, apa lagi saat ia melihat wajah calon menantunya itu yang kedua matanya berkaca kaca namun tidak meneteskan air mata.

"Si, siapa nama gadis itu? sepertinya dia meninggalkan kesan yang begitu mendalam di hatimu, bisakah puteri tante kelak menempati tempatnya?" Ucap mama Natasya yang sedikit terbata bata, membuat Andra menoleh menatap ke arahnya.

"Natasya Abiyasa!" Ucap Andra dengan suara lirih dan hampir tertelan.

"Siapa?!" Ucap mama Natasya dengan begitu terkejutnya, sembari melongo dengan kedua mata terbelalak tidak percaya, ia ingin mengonfirmasi sekali lagi.

"Natasya Abiyasa tante..." Ucap Andra dengan lantangnya, tanpa menoleh ke arah mama Natasya.

"Kamu mencintainya?" Tanya mama Natasya sekali lagi.

"Apa artinya cinta tante? sekarang yang ada fokus pada perjodohan ini, lambat laun pasti Andra bisa melupakanya tan...tante tenang saja, se brengsek brengseknya Andra, Andra tidak akan kedua kalinya melukai hati dan perasaan wanita." Ucap Andra yang masih tanpa ekspresi dan masih menatap ke depan.

"Dasar brengsek! dasar anak nakal! dasar tidak berperasaan! dasar...bla bla bla bla..." Ucap mama Natasya tiba tiba sembari menghujani lengan Andra dengan pukulan pukulan dari kedua tanganya, saat itu Andra hanya mengaduh dan tidak membalasnya, ia pun tidak tahu apa salahnya, lalu menepikan mobilnya ke tepian jalan raya, memarkirkannya asal asalan disana.

"Tante! apa salah Andra? kenapa tante menyerang Andra? tante tidak terima dengan status Andra? tadi tante bilang ingin tahu cerita detail Andra dan kegagalan Andra dalam berumah tangga! Andra jujur tapi tante malah seperti ini, aduh lenganku!" Ucap Andra sembari memegangi lengannya dan sesekali meringis menahan nyeri disana.

"Kamu tahu nama suami tante?" Tanya balik mama Natasya pada lelaki di sampingnya, saat itu mama Natasya baru tahu, lelaki yang puterinya perjuangkan selama dua tahun itu adalah calon suami puterinya sendiri.

Andra hanya menggeleng, tanda ia tidak tahu, dan belum mencari tahu siapa nama calon papa mertuanya itu, yang Andra tahu adalah calon papa mertuanya sudah almarhum.

"Abiyasa!" Ucap mama Natasya dengan gregetnya.

"Terus?" Tanya Andra lagi yang masih belum mengerti maksud dari calon mama mertuanya.

"Nih! Natasya Abiyasa adalah satu satunya puteri tante! yang sudah kamu gantung perasaanya dua tahun lamanya! sudah kamu hancurkan berkeping keping kemarin! bahkan capek letih setelah perjalanan tidak dia hiraukan gara gara ingin melupakanmu, dia menyibukan diri membuat banyak kue, kue yang tante antar sebagian ke rumahmu tadi." Ucap mama Natasya sembari berapi rapi memperlihatkan fotonya dan sang puteri di layar ponselnya, dan saat itu Andra hanya mampu membekap mulutnya yang menganga tak percaya, ia benar benar bahagia bercampur syock, tanpa terasa tetesan demi tetesan air mata tiba tiba jatuh menetes yang tanpa Andra sadari.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel