Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Bertemu Calon Mertua

Bab 6 Bertemu Calon Mertua

Pertemuan Natasya dengan sang mama adalah awal dari kisah yang harus Natasya lewati, dimana saat itu ia benar benar tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya dalam kehidupannya, sedangkan saat itu hatinya benar benar sudah terlalu hancur untuk mengingat kembali tentang duda yang ia kejar selama dua tahun, begitu gigih Natasya menunggu Dokter Rafandra agar melirik nya, membari sedikit lampu hijau agar Natasya bisa mengambil keputusan untuk terus menunggunya, sampai entah kapan. Namun, kenyataan yang Natasya terima benar benar sebuah penolakan dari Rafandra.

"Sudah sayang...ayo masuk...pasti belum makan siang kan? ayo sudah mama siapkan di dalam." Ucap sang mama yang mengajak Dokter muda itu masuk kedalam rumah, di mana Natasya sembari menarik koper miliknya menuju kedalam.

......

Didalam kamar Rafandra, ia terlihat tidak nyaman dari segala macam posisi tiduranya. bergelimpungan kekanan dan kekiri, hingga berakhir dengan posisi terlentang yang satu lengan tanganya menutup sebagian wajahnya, sembari jemarinya mengepal. Matanya terpejam dengan pikiran yang tidak karuan.

"Sayang...kenapa? ada apa?" Tanya mama tiba tiba sembari duduk di samping ranjang yang Andra tempati, dimana Andra benar benar tidak mendengar mama nya membuka pintu kamar ataupun langkah kakinya yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Akh mama! kaget tahu mah...tidak ada suara langkah kakinya tiba tiba sudah ada disini saja!" Ucap Andra dengan kagetnya.

"Kamu sih! kenapa dari tadi seperti orang yang patah hati sih sayang? hingga panggilan mama saja tidak kamu dengarkan sayang..." Ucap mama yang tanpa sengaja melihat gelagat sang putera yang terlihat kacau.

"Akh mama bisa saja! Andra tidak apa apa mah, benar benar tidak apa apa kok mah..." Ucap Andra sengan kesedihanya yang sebisanya ia sembunyikan dari sang mama, begitu mudah baginya untuk menunjukan senyum palsu, dan dahulu sering ia lakukan saat ia harus menunjukannya pada sang mama.

"Yasudah sayang cepat istirahatlah ya...dan bangun nanti saat makan malam ya nak." Ucap sang mama yang mendapat anggukan dari Andra.

"Tapi benar kan sayang? kamu tidak terbebani dengan perjodohan ini? kalau kamu tidak mau, mama dan papa tidak akan memaksa kok, mama juga akan bilang baik baik pada teman mama itu, pasti mereka juga tidak akan merasa tidak enak, kamu jangan khawatir sayang...mama dan papa hanya ingin kamu bahagia lagi, mama mengira kamu selama ini kesepian, mama hanya ingin ada seseorang yang mengisi kekosongan kamu nak..." Ucap mama dari hati ke hati, dan Andra hanya membalasnya dengan gelenganya dan senyum yang tersungging di bibirnya.

"Sungguh?" Ucap mama lagi yang memastikannya, karena memang mama Andra sudah jatuh hati pada gadis yang akan dijodohkannya pada sang putera.

"Iya mama sayang...iya tidak apa apa mama...Andra kan sudah bilang berkali kali! mama mau Andra nulis sampai satu halaman buku penuh apa bagaimana mah? agar mama percaya pada ucapan Andra?!" Ucap Andra yang sudah gergetan oleh sikap sang mama, dan hanya di sambut mamanya dengan senyum cekikik saja.

***

Tepat pukul tujuh malam, dimana saat itu mama Natasya tengah berkunjung kerumah keluarga Erlangga, saat itu sekalipun mama Natasya belum pernah bertemu dengan Rafandra.

"Mbak yu...ada apa kok tiba tiba saja datang? tidak sedang terjadi apa apa kan mbak? ayo masuk mbak masuk...silahkan, maaf ya...mbak yu tidak bilang kalau mau datang, jadi suami saya tidak di rumah..." Ucap mama Andra yang menyambut hangat kedatangan mama Natasya.

"Mendadak ingin bertemu calon mantu dek...ini tadi Nat membuat kue saat baru tiba tadi, dia tidak mau istirahat dek, jadi menyibukan diri begitu, eh...kebanyakan, jadi saya bawa kesini saja." Ucap mama Natasya dengan jujurnya, sang mama tidak tahu bahwa puterinya tengah patah hati, dan menyibukan dirinya agar melupakan semua kesedihanya, karena Natasya bukan tipe wanita yang pandai menyembunyikan perasaanya, tidak seperti Rafandra.

Saat itu pula mama Natasya berniat ingin melihat calon menantunya, ia begitu penasaran dengan calon suami puterinya itu, mama Natasya penasaran wajah dan postur tubuh sang calon menantu, kenapa bisa sampai dua kali pernikahanya gagal terus.

"Terimakasih banyak mbak yu, mbak yu tahu sendiri bahwa saya sangat menyuki puteri mbak yu, jadi bisa menikmati kue buatanya adalah hal yang sangat membahagiakan mbak, baiklah mbak yu...sebentar ya...saya kedapur dulu." Ucap mama Rafandra sembari beranjak kedapur dan membawa bungkusan kue tersebut kedalam, meninggalkan mama Natasya duduk sendiri di ruang tamu.

Kebetulan saat itu Rafandra baru turun dari lantai dua, baru keluar dari dalam kamarnya dan menuju ke dapur, menemui sang mama yang terlihat sibuk dengan bibi asisten rumah tangganya.

"Mah...Clarisa mana?" Sapa Andra sembari menanyakan keberadaan sang adik disana.

"Aduh puteraku yang ganteng baru turun ya...itu tadi Risa minta di antarkan papa ke mall, katanya mau beli buku sama ganti laptop gitu, eh sayang sini deh, di ruang tamu, ada mamanya calon istrimu nak, ayo temui, tapi kalau kamu mau bertemu calon istrimu...besok, dia tidak ikut sayang...cuma memberi kue ini saja, katanya setelah tiba dari luar kota, dia malah sibuk buat kue nak, untuk kamu cicipi, baik banget kan sayang...?" Ucap sang mama yang membuat Andra menyunggingkan senyumanya dan mengangguk, tanda ia mengerti apa yang harus ia lakukan. Dengan rambut yang masih terlihat basah, dan wajah yang benar benar tampan rupawan, serta di tambah bau parfum khas maskulin yang biasa Andra pakai, dari jauh pun semerbak harum nya sudah tercium oleh mama Natasya.

Andra berjalan mendekat kearah mama Natasya, dan segera menunduk memberi salam pada calon mama mertuanya itu, namun saat itu. Mama Natasya belum tahu bahwa itu adalah calon menantunya.

"Tante..." Sapa Andra sembari menjabat tangan calon mama mertuanya.

"Baiknya lelaki ini, andai calon menantu ku dia, pasti aku akan sangat bahagia." Ucap mama Natasya dalam hatinya.

"Iya, iya nak...terus kakak kamu mana? tante ingin sekali bertemu denganya." Ucap mama Natasya yang benar benar penasaran pada kakak lelaki tampan di depannya itu.

"Kakak? adik maksud tante? Clarisa sedang keluar dengan papa tan...Andra adalah anak sulung keluarga ini tante, yang akan berjodoh dengan puteri tante." Ucap Andra yang menerangkan. Namun malah membuat mama Natasya membelalakan kedua matanya, bahkan saking kagetnya, ia terperanjat dari duduknya.

"Astaga! ya tuhan...calon menantuku begitu luar biasa tampan, tubuhnya sangat gagah, hampir tidak ada cacat cela pada dirinya, lalu apa yang menyebabkan ia bercerai dengan istri istrinya terdahulu? apakah dia seorang lelaki hidung belang? apakah dia suka mempermainkan perasaan wanita? ataukah...jangan jangan dia tidak bisa memuaskan semua mantan istrinya di ranjang? astaga!" Ucap dalam hati mama Natasya. Andra yang melihat calon mertuanya terbengong menatap kearahnya itu pun hanya menarik nafasnya dalam dalam, Andra pikir calon mertuanya itu iba pula padanya, karena setiap orang yang mengetahui tentang masa lalunya selalu menampakan ekspresi yang hampir sama.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel