Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 13 Tersipu

Bab 13 Tersipu

"Dddrrrttt...dddrrrttt." Tiba tiba ponsel Andra bergetar, dan getarannya lumayan lama, dengan mata yang sudah hampir tertutup, Andra segera melihat ponsel yang sedari tadi di genggamnya, Andra pikir yang tengah menghubunginya adalah Natasya, dengan senyum tersungging Andra melihat panggilan masuknya, tiba tiba raut wajahnya kembali mendatar, senyumnya berubah menjadi manyun, ketika ia lihat Clarisa yang tengah mencoba menghubunginya.

"Ada apa Sa? mau apa?" Tanya Andra seketika setelah mengangkat panggilannya.

"Kak...sakit! aku lagi datang bulan kak...mama sudah tidur, tolong bangunkan mama ya kak! minta mama belikan pembalut, pembalutku habis kak..." Ucap Clarisa yang masih menahan perutnya yang nyeri, dengan suara paraunya ia meminta tolong pada Andra.

"Akh punya adik satu saja kenapa menyusahkan!" Ucap Andra yang langsung mematikan ponselnya, ia segera bangun dari tidurnya, lalu beranjak turun dari atas ranjangnya, lalu bergegas keluar dari dalam kamar, menuju kamar mama dan papa nya yang ada di sebelah kamarnya.

Andra berhenti tepat di depan pintu kamar sang mama, satu tangannya terulur dan akan mengetuk disana, namun sesaat ia menghentikannya, Andra mendapatkan ide saat itu, ia akan mencoba menghubungi Natasya dengan alasan meminta bantuannya untuk membeli pembalut.

Seketika Andra pun berlari menuju ke kamarnya, mengambil ponselnya di bawah bantal dan secepatnya menghubungi Natasya. Tanpa terasa sudah lima panggilan tidak di jawab oleh Natasya.

"Kamu pasti senang kan sekarang aku yang mengejarmu!" Dengus Andra dengan kesalnya, namun ia tidak menyerah. Andra pun segera mengirim pesan pada gadis itu.

"Sya...adik aku Clarisa sedang nyeri datang bulan, pembalutnya habis, dan aku juga tidak tahu apa biasanya obat yang ia minum, bisa bantu aku tidak? mama aku sudah tidur, aku tidak enak kalau harus membangunkannya Sya." Ucap pesan Andra yang baru ia kirim dan ditujukan pada Natasya. Terlihat saat itu Natasya sudah membuka dan membaca isi pesan tersebut.

"Ya...tunggu aku di swalayan terdekat sini, dekat rumah aku! aku belikan dulu sekarang, kamu tinggal mengambilnya saja." Ucap pesan suara yang baru saja Andra dengar, pesan suara dari Natasya.

"Eh...tunggu Sya! aku jemput kamu saja, ini sudah malam, tidak baik gadis keluar sendirian." Ucap Andra dalam pesan suara pula yang ia kirim untuk Natasya. Hingga membuat gadis itu mau tidak mau menunggui Andra.

Andra segera memakai jaket levis nya, memakai parfum yang biasa ia pakai, lalu mengambil kunci mobilnya, bergegas keluar dari kamar dengan segera. Namun, ia masih harus mampir ke kamar adiknya, untuk memberi tahu bahwa mungkin akan memakan waktu untuk membeli pembalutnya.

"Tok, tok, tok, Sa...kakak berangkat dulu ya...Astaga mama!" Ucap Andra dengan kagetnya, Andra tersentak tepat di luar pintu kamar sang adik, karena yang membuka pintunya adalah mamanya.

"Kamu ini Ndra! adik kamu kesakitan malah tidak bangunkan mama! hemz...terus malam malam begini, kamu mau kemana? disini tidak ada club malam sayang..." Ucap mama Andra dengan kedua tangan bersedekap dan tatapan mata tajam ke arah Andra.

"Mama ini sebenarnya mau Andra cepat akrab tidak sih dengan Natasya? ini mau keluar jemput Natasya, mau minta tolong belikan pembalutnya Clarisa mama..." Ucap Andra dengan jujurnya.

"Tapi Ndra..." Ucap mama yang tertahan karena Andra sudah menyelanya.

"Apa Andra kelihatan sering ke club malam ya mah? Andra pernah cuma sesekali saja, dan Andra sudah kapok." Ucap jujur Andra, karena ia bertemu Sasa disana, istri keduanya yang ia dapatkan setelah bermalam bersama dengan yang namanya Sasa.

"Bukan begitu sayang...adikmu sudah tidak apa apa kok, mama sudah memberikanya pembalut simpanan mama, jadi tenang saja, kamu tidak usah keluar lagi, sudah tidak usah repot repot sayang..." Ucap sang mama yang mematahkan hati Andra seketika.

"Mama ini bagaimana sih...Andra mau pendekatan sama Natasya mama, kalau tidak alasan membelikan pembalut Clarisa, mau alasan apa lagi, akh pokoknya Andra keluar ya mah...Natasya sudah menunggu Andra." Ucap Andra yang mendapat anggukan sang mama seketika, mama Andra baru menyadari apa yang Andra inginkan.

"Baiklah sayang...hati hati ya...dan mama tunggu kabar baiknya, secepatnya bawa dia pulang." Ucap mama dengan sedikit teriakannya, karena Andra sudah sedikit menjauh darisana, Andra berlari kecil keluar dari rumahnya.

Tidak sampai setengah jam Andra sudah tiba di depan rumah Natasya, disana sudah terlihat gadis itu menungguinya duduk di kursi teras depan rumah. Andra segera turun dari dalam mobilnya, berjalan menghampiri Natasya, Natasya pun sama, ia berjalan menghampiri Andra.

"Mana?" Tanya Andra saat ia sudah dekat dengan gadis itu.

"Apanya?!" Tanya balik Natasya pada Andra, dengan perasaan yang tidak tahu apa yang Andra tanyakan padanya.

"Pembalutnya mana? katanya tadi mau membelikan?" Ucap Andra dengan godaannya. Seketika membuat Natasya memelototkan kedua matanya kearah Andra dan mengatupkan bibirnya, tanda ia gergetan pada tingkah Andra.

"Kamu! baiklah tunggu disini, aku belikan dulu." Ucap Natasya dengan hati yang benar benar sudah ia tahan sebisanya, entah mengapa Natasya menjadi tidak menyukai Andra, ia lebih ke ingin marah pada lelaki itu.

Namun Andra sudah mencekal satu tangan Natasya, dan membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

"Maaf...aku hanya menggodamu Sya...mana mungkin aku membiarkanmu sendirian, ayo sama sama." Ucap Andra seketika, dan Natasnya dengan segera menarik tanganya, keduanya pun lalu masuk kedalam mobil.

"Bagaimana kakimu?" Tanya Andra pada gadis yang duduk di sampingnya itu.

"Sudah sembuh, hanya luka lecet saja." Ucap Natasya sembari membuang wajahnya menatap kearah luar jendela mobil. Lalu hening sesaat, sampai mobil yang di kendarai berhenti tepat di depan sebuah mini market. Keduanya lalu turun dari mobil dan masuk kedalam mini market tersebut.

Seakan sudah terbiasa dengan organ kewanitaan, karena ia seorang Dokter kandungan, Andra pun turut memilih pembalut untuk sang adik, membuat beberapa penjaga mini market sesekali melihat kearah keduanya.

"Ini?" Tanya Andra sembari memberikan satu box pembalut pada Natasya. Segera Natasya menerimanya dan mengamatinya sesaat.

"Ini hanya dua puluh tiga centi saja! aku rasa Risa tidak memakai yang ini." Ucap Natasya sembari mengembalikan lagi pembalut yang baru Andra berikan padanya itu ke tempat semula.

"Ya...ya...aku rasa kamu lebih berpengalaman daripada aku, dua kali menikah, aku tidak tahu menahu pembalut mana saja yang mantan istriku itu pakai." Ucap Andra dengan seriusnya. Namun Natasya terlihat tidak menggubrisnya sama sekali.

"Nah yang ini saja, yang ini sama seperti yang aku pakai biasanya." Gumam Natasya, namun sayup sayup Andra mendengarkannya, meski terkesan cuek pada gadis itu. Lalu setelah mendapatkan apa yang di inginkan, keduanya pun menuju ke meja kasir, Natasya menyodorkan dua pembalut itu pada petugas kasir laki laki, dan segera saja Andra mengeluarkan dompetnya, tanda ia yang akan membayarnya.

"Tuan, tidak sekalian ini? lagi promo tuan, beli dua gratis satu." Ucap si kasir yang menyodorkan begitu saja kondom kemasan isi empat kedepan Andra, dan saat itu malah Natasya yang tersipu karena malu, sedangkan Andra, ia terlihat biasa biasa saja.

"Mama ku ingin segera mempunyai cucu, jadi aku tidak membutuhkan ini." Ucap Andra yang kalu menyodorkan kembali tiga kemasan kondom itu pada petugas kasir. Saat itu pula sengaja Andra mengucapkan kata katanya dengan lantang, agar Natasya mendengarkannya.

"Aku tunggu di luar." Ucap singkat Natasya yang lalu pergi begitu saja dari depan Andra. Meskipun Andra belum mengiyakannya.

"Aduh...dia itu masih calon istriku, kenapa kamu malah menawarkan kondom? haiz...!" Ucap gerutu Andra pada petugas kasir setelah mendapatkan barangnya dari meja kasir, lalu pergi menuju keluar mini market. Menghampiri Natasya yang terlihat duduk di kursi luar.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel