Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BERAKHIR MENYAKITKAN

"Iya aku akan segera menyusul," sahut Aldi gugup, menatap pada Viona yang berdiri di ambang pintu.

"Sekarang Al, meetingnya akan segera di mulai. Kasihan mereka sudah menunggumu!" kata Viona meminta kekasihnya agar segera bangkit dari tempat duduknya.

"Okay, aku akan segera menyusul kamu yah!" ucap Aldi sambil menganggukkan kepalanya.

Kemudian Aldi bangkit dari kursinya, mengekor di belakang kekasihnya.

"Gitu dong dari tadi, lagian kamu ini kenapa sih dari tadi pagi bertingkah aneh seperti ini ada apa?" cecar Viona bertanya kembali.

"Aneh bagaimana maksud kamu, nggak ah biasa saja," elak Aldi bersikap tenang, padahal hatinya sedang gusar.

Perlahan mereka berjalan bersamaan, menuju ruangan meeting di mana sudah terlihat para pemegang saham serta perwakilan dari perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan miliknya.

KLEK. Suara pintu dibuka oleh Aldi, kini semua mata menatapnya. Lalu Aldi menarik kursi kepemimpinannya, kemudian ia memulai rapat tersebut.

"Selamat siang para hadirin, mari kita mulai rapat ini sekarang," ucap Aldi terduduk di kursinya.

Saat rapat sedang berlangsung tiba-tiba saja ibunya menelpon, untuk memintanya agar segera pulang kerumah.

Drt ... getar suara ponsel pun terdengar jelas saat itu, sekilas Aldi menoleh ke ponselnya, yang sengaja di letakkannya di atas meja. Lalu ia menerima panggilan dari ibunya.

"Halo, Ma ada apa?" tanya Aldi terhadap ibunya.

"Mama minta kamu cepat pulang yah!" sahut Early di seberang sana.

"Oke Ma! Aku akan segera pulang. Tapi katakan ada apa?" jawab Aldi memastikan. Sambil memberikan aba-aba kepada semua orang yang menghadiri meeting tersebut, bahwa ia sedang menerima panggilan.

"Kedua orang tua Veronica akan datang ke rumah siang ini, sambil makan siang bersama. Mama mohon kamu secepatnya pulang yah!" pinta Early mengakhiri panggilannya.

Sedangkan Viona masih menatap kekasihnya itu, ia mulai mencurigai adanya sesuatu yang disembunyikan oleh Aldi darinya. Akan tetapi Viona masih enggan bertanya pada Aldi.

"Oke semuanya, lebih cepat lebih baik.Kita selesaikan rapat ini sekarang juga!" pinta Aldi sebagai Ceo dari perusahaan Aneeta_enterpise.

Kurang lebih memakan waktu lima belas menit, akhirnya rapat itu selesai. Aldi segera bangkit dari kursinya, dan bergegas meninggalkan ruangan meeting. Tanpa memperdulikan Viona, kekasihnya.

'Apa sebenarnya yang terjadi padamu Al?' gumam Viona menatap Aldi pergi dari hadapannya.

Sementara Veronica baru keluar dari boutique milik ibunya Viona, yaitu Pinkan.

'Hukhhh. Hampir saja tante Pinkan curiga padaku,' batin Veronica menghela nafasnya, lega.

Sesaat kemudian ia menuju rumah kediaman Aldi dan keluarga, Veronica menenteng dua paper bag yang berisi gaun pengantin dan setelan jas untuk Aldi calon suaminya.

Kini Veronica berada dalam mobilnya, Ia mengemudi dengan sangat cepat, untuk segera sampai di rumah kediaman keluarga Aldi.

Aldi dan Veronica kini telah sampai di rumahnya, mereka berjalan bersama memasuki rumah megah itu.

"Halo Al, akhirnya kita akan menikah juga yah!" ucap Veronica menyapa Aldi yang baru saja menuruni mobil.

Namun, Aldi tampak cuek berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Veronica.

Akan tetapi mereka berdua tak menyadari, jika Viona diam-diam mengikuti mereka.

Viona hanya menatap dari kejauhan, setelah Veronica dan Aldi memasuki rumahnya. Perlahan Viona melangkah, mendekati rumah Aldi.

Viona kaget luar biasa, setelah mengetahui kalau Aldi akan segera menikah dengan Veronica sahabatnya.

"Halo Tan ... Halo Om." Aldi menyalim pada kedua orangtuanya Veronica. Yaitu Nigar dan Ibrahim.

"Halo juga Al, kamu tumbuh menjadi pria tampan yah. Persis seperti almarhum Daddy-mu!" sahut Nigar memuji Aldi.

"Tante bisa saja," ucap Aldi kemudian terduduk.

"Oya Nigar, langsung ke point pembahasan saja yah!" ucap Early.

"Iya Mbak! Lebih baik to the point saja," sahut Ibrahim, menatap putrinya.

"Gini loh, saya meminta kalian untuk datang kemari, saya ingin membahas soal pernikahan anak kita. Apakah kalian sudah mendapatkan tanggal dan hari yang cocok?" ucap Early bertanya soal tanggal pernikahan putranya.

"Kita sih sudah dapat Mbak! Iya kan Pa?" sambung Nigar.

"Bagus itu kalau sudah dapat, kapan itu?" Early mengulangi pertanyaannya.

"Minggu depan adalah hari yang baik untuk pernikahan anak kita," sahut Ibrahim terhadap Early, sambil menatap Aldi.

Sementara Viona yang mendengarkan percakapan mereka dari tadi, langsung berlari dan tak sengaja menyenggol Vas bunga.

PRANK. Suara itu benar-benar nyaring, mereka berlima menoleh ke sumber suara, di balik jendela rumah tersebut.

"Siapa Al?" tanya Early terkejut.

"Entahlah Ma," ucap Aldi.

"Palingan cuman kucing tante," Kata Veronica meyakinkan.

"Ah ya, palingan cuman kucing yah!" ucap Early kembali duduk.

Kemudian mereka melanjutkan obrolan yang sempat tertunda itu. Sedangkan Viona kini sedang bersedih, setelah mengetahui semua kenyataan bahwa kekasihnya akan menikah dengan sahabatnya sendiri.

DEG.

Hujan turun, beserta sambaran petir yang menggelegar menyambar pepohonan. Namun, Viona berjalan di tengah guyuran hujan yang lebat itu.

"Aku benci kamu Aldi, kenapa kamu tega sama aku!" ucap Viona berteriak, menangis di tengah guyuran hujan.

Air mata pun bercucuran deras, membahasi pipinya yang putih itu.

"Aku bersumpah akan aku balas semua penghianatan ini, kalian akan bertekuk lutut di kakiku, .eminta maaf sampai menangis sepertiku saat ini!" teriak Viona berjalan dengan hampa, dunianya hancur lebur. Hatinya saat ini bagaikan kepingan kaca yang terjatuh, pecah berserakan tak bisa kembali seperti semula.

Saat Viona terus meracau tak jelas, merutuki kebodohannya dari arah lain terlihat mobil sport melaju sangat kencang, seketika menabraknya.

BRAK.

Viona terhempas beberapa meter, Hingga terlentang di tengah jalanan aspal, yang sedang diguyur hujan. Air hujan berwarna merah, bercampur darah milik Viona.

"A-ku membencimu," lirih Viona memejamkan matanya, sambil menatap langit berwarna kelam.

Hening.

***

Satu Minggu Kemudian pernikahan Aldi Pranata dan Veronica Yasmin, telah berlangsung. Para tamu undangan terlihat menyalami mereka, tak terkecuali Pinkan yang diam-diam menghadiri pernikahan Veronica sahabat putrinya.

Pinkan mengamuk pada keluarga Aldi, lantaran ia sedih. Karena telah kehilangan putri semata wayangnya, yang entah di mana sekarang Keberadaannya.

"Aldi!" teriak Pinkan berjalan menatap tajam pada pasangan pengantin yang baru saja resmi menikah.

"Tante Pinkan," ucap Aldi terkejut, begitupun Veronica yang sama terkejutnya.

"Kembalikan putriku, di mana dia sekarang? Jangan-jangan kalian membunuh putriku." Pinkan mengeratkan rahang tegasnya, sambil memarahi Aldi yang mengkhianati Viona putrinya.

"Ada apa sebenarnya dengan Viona tante? Apa yang terjadi dengannya," ucap Aldi merasa bersalah.

"Heuhhhh! Rupanya kau pura-pura tidak tahu yah. Kamu juga Veronica, di mana hatimu. Teganya kamu mengkhianati Viona, sahabat kamu sendiri?" sentak Pinkan memaki Veronica.

Lalu Early yang bingung dengan keadaan ini, Ia langsung menenangkan Pinkan, ibunya Viona.

"Aldi, ada apa ini? Apa sebenarnya yang kamu lakukan terhadap anak ibu ini?" tanya Early yang sama sekali tak mengetahui soal hubungan Aldi dengan Viona.

"Siapa Viona Aldi?" tanya Early terhadap putranya.

Namun Aldi tak mampu berkata-kata, setelah mengetahui jika kekasihnya itu telah hilang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel