Kejutan Cleo
Pagi menjelang, matahari menyinari kamar yang masih tertutup rapat dengan tirai putih kediaman Keluarga Joe Jonas, salah satu keluarga Samuel yang menetap di Melbourne.
Mata ke-duanya enggan terbuka, setelah beberapa kali, Samuel dan Cleo melakukannya lagi dan lagi, sehingga membuat gadis itu sulit untuk bergerak.
Cleo membuka mata perlahan, terlihat Samuel masih terlelap tanpa menutup tubuhnya. Tangan kekarnya masih melilit diperut tipis gadis yang sangat dia sayangi.
Tubuh Cleo masih terasa sakit, apalagi dibagian bawah semakin terasa perih. Gadis itu perlahan beranjak turun dari ranjang, perlahan melangkah ke kamar mandi. Bagian bawah seperti di robek, karena besarnya milik pria tampan itu, membuat Cleo sulit untuk berkata tidak pada Samuel.
"Uuuugh, ternyata ini sakit sekali. Daddy ternyata hoby banget, tanpa mau kasih ampun sama aku. Ini kan yang pertama, malah di pake bermacam gaya. Iiiighs," gerutu Cleo meraih pakaian dan handuk yang akan dia bawa kekamar mandi.
Cleo menyirami tubuhnya dengan air hangat, menikmati setiap tetesan air yang mengalir, tanpa dia sadari tangan kekar itu kembali melilit perut rampingnya.
"Aaaaug... Daddy...!" teriak Cleo manja.
"Kaget yah?" bisik Samuel pada telinga putrinya, yang terus memulai aksinya.
"Dad... aku mau kuliah, hari ini ada kelas," Cleo ingin menolak namun tubuhnya, sangat merespon dengan baik sentuhan yang diberikan oleh Samuel.
"Nanti kamu berangkat kuliah, Daddy berangkat ke Jakarta yah, ingat jangan pernah nakal, karena Daddy akan meminta Uncle Joe untuk menjaga ketat kamu," kecup Samuel terus menjillati tubuh putri kesayangan, yang semakin menikmati sentuhannya.
Perlahan Samuel menyenderkan tubuh Cleo kedinding, memainkan jemari dibagian yang menjadi candunya saat ini. Genggaman tangan kiri kekar itu, sangat menghangatkan bagi gadis blesteran yang hanya tinggal sendiri jika Samuel tidak berada disana.
"Berjanjilah pada Daddy kamu tidak akan pernah melakukan hubungan ini dengan pria lain. Daddy akan selalu kesini, kamu mengerti?"
Samuel menatap wajah cantik Cleo, kembali menembus goa sempit dengan penuh perasaan bahagia.
"Dad...!" rengek Cleo saat benda keras, dan besar itu melesat masuk kedalam.
"Hmm."
Samuel menggendong tubuh gadisnya, menopang kepala Cleo agar tidak terbentur. Dessahan kedua insan yang terpaut selisih usia cukup jauh itu, semakin menggema.
"Dadhh..."
Erang Cleo, saat bibir Samuel mendarat pada benda kenyal gadisnya, yang masih terasa padat dan sangat memabukkan.
"Hmm, ini ranum banget baby... aku suka...!"
Samuel, membalikkan tubuh Cleo, membuka kakinya sedikit, meminta putrinya untuk meletakkan kedua tangannya didinding. Sementara kedua tangan Samuel, masih berada dibagian kenyal itu, benda keras yang besar, berusaha menerobos kembali goa gelap yang sangat menggigit untuk pria dewasa seumuran Samuel.
"Oooogh.. Daddy..!!"
"Nikmati baby, aku membuatmu melayang terbang keawan," Samuel benar benar seperti tengah terhipnotis oleh lekukan tubuh seksi Cleo putri tercinta, karena mampu memberikan kepuasan dan kenyamanan padanya.
Benar saja, lebih dari satu jam mereka berada dibawah guyuran air hangat, membuat putrinya Cleopatra menjerit, mengerang, menikmati semua permainan yang indah yang diberikan Samuel, sejak malam hingga pagi.
Cleo sangat menyayangi Samuel, sejak diadopsi oleh Keluarga Joe Jonas brother Avicii, karena mereka tidak memiliki keturunan sejak menikah dengan Vika istrinya.
Cleo adalah keluarga dari pihak Avicci brother yang sudah meninggal, dan memiliki harta berlimpah ruah. Perusahaan media terbesar yang telah disediakan oleh kedua orang tua Cleo, sebagai warisan yang tidak akan pernah beralih pada siapapun sehingga gadis itu benar-benar mengambil alih perusahaan tanpa sepengetahuan Samuel dan Vika.
Setahu Samuel, Cleo adalah titipan keluarga Joe Jonas karena mereka tidak memiliki keturunan semenjak sembilan tahun pernikahan mereka.
Samuel merupakan bagian dari orang nomor tiga diperusahaan MegaCLA Group yang berada di Jakarta, sementara Vika adalah seorang Notaris ternama.
Perlahan Samuel menarik benda besar itu, dari dalam goa sempit yang sangat sempurna, mencium punggung indah sang putri.
"Kamu capek?" Samuel berbisik pada telinga gadis yang terlihat lelah.
Cleo mengangguk, mengecup manja bibir Samuel dengan tersipu-sipu.
Cepat Samuel mengambil handuk menutup tubuh putrinya, menggendong tubuh rampingnya kedalam kamar, kembali menyelimutkan tubuh indah itu.
"Kamu ikut sama Daddy saja ke Jakarta? Kita tinggal di apartemen, bila perlu kamu lanjutkan kuliah disana. Jangan disini, Daddy khawatir," tegas Samuel, meminta Maid menyediakan sarapan pagi itu.
Cleo merengek manja, "Enggak aaagh Dad, aku tidak mau kembali merusak mood Mami karena melihat wajahku. Aku nggak bisa jauh dari Daddy. Dari dulu kita saling sayang, sampe sekarang."
Samuel menarik nafas dalam, dia membenarkan ucapan Cleo, karena Vika memang sangat cemburu dengan sifat manja putri kesayangan mereka.
Bagaimana Vika tidak cemburu, manjanya Cleo terkadang sangat tidak masuk akal, hingga membuat Samuel benar-benar melakukan hal yang tidak terbayangkan oleh siapapun.
Sifat manja Cleo selalu menyayat hati Vika, jika Samuel dan putri angkatnya, saling bermesraan.
Pemandangan yang indah dibagian kenyal Cleo, yang sangat besar alami dan padat, membuat Vika tersulut emosi, jika sang suami sibuk memeluk putrinya.
"Tapi kalau Mami enggak ngamuk ke aku kayak beberapa bulan lalu, aku mau ikut. Setahu aku, Daddy ke Singapura kan? Bukan ke Australia?"
Samuel mengangguk, mengusap lembut kepala Cleo, memberikan susu segar pada putrinya, untuk memulihkan kembali kondisi tubuh yang sudah lelah melayani hasratnya.
Cleo, kembali melahap dua potong sandwich, dan semangkuk cream soup kesukaannya.
"Dad... kalau aku hamil gimana?" Cleo meringkuk dilengan kekar Samuel.
Samuel menggelengkan kepalanya, "Jangan hamil dulu!"
"What...?"
Kedua bola mata Cleo membulat seketika, mendengar ucapan Samuel, yang menolak kehamilannya, ini merupakan kejutan Cleo paling besar.
"Kenapa kita melakukannya Dad...? Jika kamu takut aku hamil...?" kesal Cleo menepuk pundak Samuel.
Samuel memeluk putrinya, agar selalu tenang dan tidak memikirkan hal bodoh, yang tidak mungkin akan terjadi.