Bainalnya Cleo
Cleo menyelesaikan beberapa mata kuliah hari ini, tanpa memikirkan perasaan orang orang terdekatnya. Dia yang terbiasa tumbuh menjadi gadis manja, namun pembangkang kembali menunjukkan kuku liarnya saat tidak bersama Samuel.
Bian tengah duduk di kursi taman, area kampus menunggu sang kekasih. Tampak wajah bahagia dari raut wajahnya, karena akan memiliki waktu lebih panjang bersama Cleo setelah keberangkatan Samuel. Jika ditanya perasaan pria muda yang seumuran dengan Cleo, mungkin dia termasuk pria yang tidak ingin menghabiskan waktu bersama wanita yang tidak memiliki uang, menurut pandangannya.
Tidak seorangpun yang tahu siapa Cleo sebenarnya, karena keberadaan Luis Suarez yang menetap di Singapura setelah kematian Avicii Brother, sangat tertutup bahkan tidak ingin menjalin komunikasi dengan Keluarga Samuel ataupun Joe Jonas, sebagai tangan kedua dan ketiga perusahaan tempat mereka berkembang selama ini.
Berkas lengkap yang terletak disalah satu Bank swasta ternama di Melbourne, tersimpan rapi hingga usia Cleo 23 tahun, sesuai permintaan Avicii sebelum menutup mata.
Mata Cleo tertuju pada Bian yang masih sibuk dengan dunia gamenya.
"Hai honey..." kecup Cleo pada kepala Bian, mengagetkan sang kekasih yang tengah asik menikmati game onlinenya.
"Hai, sayang... kita jalan sekarang?" Bian menutup layar handphone miliknya, memeluk tubuh ramping kekasihnya, yang berdiri dihadapan mata, disambut bagian kenyal Cleo, membuat Bian membenamkan wajahnya disana.
"Kamu kenapa? Manja banget," goda Cleo pada puncak hidung Bian.
Bian kembali menatap wajah kekasihnya, berbicara melalui tatapan mata, meminta hal yang belum pernah mereka lakukan, dengan kode yang sangat berbeda.
Cleo menaikkan kedua alisnya, melihat reaksi kekasih kesayangan, "Kamu tahu, aku tidak bisa melakukannya. Daddy akan marah besar, bagaimana jika aku hamil, dan ketahuan sama keluargaku. Aku belum siap honey," rengek Cleo mendekap tubuh Bian yang enggan melepaskan tangannya.
"Kita akan menikah, jika sesuatu terjadi. Aku akan memakai pengaman, jika kamu benar-benar tidak ingin hamil," Bian menjawab dengan wajah polos.
Pikiran Bian yang meyakini bahwa Cleo seorang gadis lugu yang tidak berani melakukan hal itu, membuat rasa penasaran pria tampan berwajah blesteran Amsterdam itu untuk melakukan hal bejat terhadap kekasihnya.
Cleo mengangguk, mengecup bibir Bian dengan sangat berani. Ciuman lembut itu membuat keinginan gadis cantik itu lebih berani mengambil resiko apapun.
"Aku menginginkannya honey," Cleo berbisik ketelinga Bian.
Tentu Bian seorang pria dewasa yang memiliki hubungan dengan beberapa gadis lainnya, merasa itu adalah bentuk peluang besar baginya.
"Aaagh, berarti ini akan menjadi hari yang indah untuk hubungan kita menjadi lebih dekat, sayang," Bian menggandeng jemari kekasihnya yang tampak seksi hari itu.
Lekuk tubuh Cleo yang sangat propesional, tinggi semampai, kulit putih nan mulus, mampu memberikan kesan, bahwa dia adalah gadis kaya yang disukai banyak kaum Adam. Jika Bian mengetahui siapa Cleo, mungkin pria itu akan mati matian memperjuangkan hubungannya dengan sang kekasih.
Bian seorang mahasiswa dari kalangan keluarga biasa, yang memiliki pekerjaan paruh waktu disebuah perusahaan ternama di Melbourne. Dia sebagai fotografer, yang memiliki hubungan spesial dengan beberapa model lokal, bahkan Mami girang yang sangat menyukai pria muda seperti Bian.
Tubuh pria tegap, berwajah tampan, mampu membius para wanita yang diinginkan termasuk Cleo sangat dibutakan oleh pesona sang pujaan hati.
Pasangan kekasih itu menuju apartemen Bian, berada tidak jauh dari universitas keduanya. Dia membawa kekasihnya masuk, sedikit menyesiasati situasi agar tidak terlihat oleh siapapun.
"Sayang..." peluk Bian dari belakang tubuh ramping Cleo.
"Hmm," gadis itu mengalungkan tangannya dileher Bian tanpa sungkan.
Bian mengecup lembut bibir Cleo dengan penuh perasaan, menahan tengkuk gadisnya membawa ciuman mereka semakin dalam.
Cleo yang pernah merasakan kenikmatan bercinta, merasakan sesuatu yang berbeda saat jemari lentik Bian menyentuh benda kenyalnya.
Bian benar benar seperti orang kelaparan saat mendengar dessahan Cleo yang mampu membangkitkan gairah.
"Hmmfh, honey...!" rengek Cleo manja.
Bian menatap sendu wajah gadisnya, membuka perlahan baju kaos putih yang menutupi tubuh Cleo.
"Aku pengen honey...!" suara manja Cleo semakin memberikan rangssangan luar biasa bagi Bian.
"Sayang, sentuh milikku," Bian mengarahkan jemari Cleo kebagiannya yang masih tertutup celana.
"Hmmm...."
Cleo benar benar tidak menyangka, bahwa permainan ini mampu memberikan kesan yang berbeda.
Gadis itu justru bergumam dalam hati, mengakui bahwa milik Samuel sangat memuaskan daripada milik Bian yang terasa sangat kecil di telapak tangannya.
"Hmmm," Cleo melepas ciumannya, mengambil baju kaos yang sudah terbuka.
Sontak Bian yang sudah mencapai puncak sedikit penasaran menarik paksa lengan Cleo.
"Kamu mau kemana sayang? Layani aku dulu," Bian menatap memohon kearah Cleo.
Cleo justru tidak ingin melanjutkan perjalanan mereka menuju surga dunia, karena tidak ingin mengkhianati Samuel yang sanggup memberikan kasih sayang padanya.
"Aku mau pulang, rasanya tubuhku belum menginginkanmu saat ini," Cleo terlalu jujur, hingga membuat Bian tersulut amarah.
"Apa maksudmu?" suara bariton Bian terdengar sangat menakutkan bagi Cleo, karena tidak ingin kesempatannya untuk bersama wanitanya hancur berantakan.
Cleo menatap malas kearah Bian, "Aku mau pulang, karena tidak ingin Uncle Joe mencariku. Setahu mereka hari ini aku ada tugas kuliah. Jadi aku tidak ingin mereka berfikir tidak baik, dimata keluarga aku adalah gadis baik."
Perkataan Cleo membuat Bian benar benar semakin tersulut emosi, "Dasar wanita bainal kamu Cle... tega sekali membiarkan aku seperti ini! Aku sangat menginginkanmu!"
PLAAAAK....!
Seketika tangan lembut Cleo mendarat di pipi Bian, karena sanggup mengatakannya sebagai wanita bainal.
"Kamu anggap aku apa? Jika kamu memang mencintaiku, kita tidak akan pernah melakukan hal ini," Cleo lebih memilih meninggalkan kediaman Bian.
Betapa terkejutnya gadis itu, saat akan keluar dari apartemen Bian, Joe dan beberapa pengawal telah berada didepan pintu.
"Uncle...!!"
_______
Note,
Bainal itu sama dengan Jallang... atau sejenisnya.