Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ampun Vika...!

Samuel tersenyum tipis, menatap iris mata Vika dengan penuh kebencian, "Dengar Vika, aku tidak akan pernah menceraikanmu! Jangan pernah kau berharap aku akan melakukan itu. Cleo tetap menjadi anak kita, bahkan akan menjadi istri keduaku!"

Sontak pernyataan Samuel, membuat Vika semakin memberontak, baginya mempertahankan rumah tangga yang dia bina selama bertahun-tahun, harus kecewa karena anak angkat yang tidak tahu balas budi.

"Apa maksudmu Sam? Cleo putri angkat kita, bagaimana bisa kamu menjadikan dia istri! Apa kata keluarga besar? Apa kamu sudah gila karena hasratmu yang tidak terbendung itu?" Vika melempar Samuel menggunakan botol yang berada di atas nakas samping tempat tidur.

PRAAAANK...!

Samuel berhasil mengelak, dia berusaha menenangkan istrinya. Pria berwajah tampan itu paling tidak sanggup melihat istrinya mengamuk seperti saat ini.

"Kau laki laki brengsek Sam, selama ini yang bermasalah tidak bisa memberikan kita keturunan adalah KAU... kenapa kau tega melakukan ini padaku? Apa salahku padamu.... haaaah?? Bagaimana jika wanita jallang itu mau menyakiti kita, keluarga kita? Dia wanita liar, Sam... wanita rendah yang sangat tega menghancurkan kebahagiaan kita...!!" teriak Vika menarik rambut Samuel.

"Auuugh... Vika, please... aaagh.. stop Vika. Stop....!!!"

Samuel berusaha melepaskan jemari lentik Vika dari kepalanya.

"Dengarkan aku, Vika," Samuel membentak keras istrinya.

"Apa?!" kedua bola mata Vika membulat.

Samuel menarik nafas panjang, "Aku mencintaimu, tapi aku jatuh cinta pada putri kita."

Vika terdiam, wajahnya memerah, darahnya seketika mendidih, mendengar pengakuan dari suaminya. Jika ditanyakan hati terdalam seorang Vika, dia hanyalah wanita pencemburu sejak dulu. Wajahnya tampak tegas dan mandiri, sangat jauh dari sifat Cleopatra yang manja pada Samuel.

Sejak duduk di bangku sekolah, Cleo sangat manja pada Samuel, hingga sering tidur bersama pria mapan dan tampan tersebut. Sangat jauh dari sifat asli Vika yang selalu tidak memiliki waktu bersama Samuel kemanapun dia pergi.

Pernikahan mereka berdua sangat bahagia, sebelum Cleo atau biasa disebut oleh Vika, dengan panggilan gadis liar itu masuk ke keluarga Samuel. Melihat perubahan Sam itulah yang menyulut rasa cemburu Vika pada Cleo sehingga tega berlaku kasar pada gadis muda itu.

Vika menarik tangan Samuel, kembali meremas benda yang sangat menjijikkan baginya.

"Ini yang kau mau kan Sam... aku sangat mencintaimu, tapi kau membuat aku gila seperti ini. Kamu yang tidak bisa memberikan anak padaku, tapi kamu pula yang berselingkuh," jemari Vika meremas dengan kuat kepribadian milik Samuel.

"Aaaaugh shiiit... ini sakit sekali Vika, jangan meremasnya, lebih baik kamu menyayanginya sayang. Please, maafkan aku. Lepaskan, kamu akan menyesal jika menyakiti anuku....!" Samuel meringis kesakitan, menahan pergelangan tangan Vika yang masih meremas kuat miliknya.

Wajah tampannya meringis kesakitan dengan tubuh membungkuk, merasa ngilu, membayangkan kupu-kupu tengah menertawakan dosanya, merasakan sangat tidak nyaman saat telapak tangan Vika masih berada disana.

Vika masih meremas milik Samuel sangat kencang, remasan marah, karena ingin memberi pelajaran pada suaminya.

"Lepaskan Vika... aku mohon... ini sakit sekali sayang, aku tidak kuat. Please, kamu mau berapa ronde akan aku berikan, asal kamu melepaskan tanganmu yang mulus ini sayang," bujuk Samuel memohon pada Vika.

"Kamu mau main-main sama aku, Sam? Tinggalkan Cleo, atau aku akan memotongnya kecil kecil, dan aku kasih pada bruno anjing kesayanganmu di Jakarta! Aku benci sama kamu Sam.....!!!!!" teriak Vika kencang, dengan wajah memerah.

Wajah cantik Vika, menggeram, meremas, mencubit perut sispack Samuel.

"Jawab aku... apa salahku Sam....???" Vika terduduk lemas dilantai, semakin frustasi, membayangkan milik suaminya berada di goa hangat Cleo putri angkatnya.

"Kamu jahat Sam, kamu jahat....!!" isak tangis Vika tidak kunjung berhenti.

Samuel dengan wajah kesakitan, memilih membujuk istrinya, duduk disamping dengan memeluk tubuh ramping Vika.

"Aku salah sayang... aku yang salah. Kamu tahu, Cleo sangat manja padaku, dia bahkan tidak segan segan memintaku untuk memasang tali biikininya. Aku pria normal sayang, pasti tergoda dengan ukurannya yang besar," Samuel memperagakan tangan didadanya, dengan wajah tanpa berdosa.

Vika menggeleng, menutup wajahnya, "Pergilah kamu. Kita bercerai...!!" suara Vika benar benar melengking ditelinga Samuel.

Samuel meredakan emosi Vika, dia memeluk erat tubuh istri yang selalu sabar menghadapinya, "Maafkan aku, kita akan pulang ke Jakarta, dan menikahkan Cleo dengan kekasihnya. Agar tidak ada yang curiga dengan kejadian ini. Aku dengar Cleo sangat mencintai kekasihnya. Jadi kamu dan aku akan tetap aman sayang."

Vika menelan salivanya kasar, mengusap wajahnya yang penuh dengan deraian air mata, kembali menutup wajah dengan tangan halusnya.

"Dia terlalu bainal dan layer, Sam. Dia sangat menyakiti aku, apa yang kalian perbuat itu sangat memalukan, bagaimana jika Mami dan Papi ku mengetahui hal ini?" tangis Vika pecah dibahu Samuel.

Samuel pria licik, memiliki banyak ide untuk meyakinkan istrinya, untuk membawa Cleo dan Bian, agar bisa mendekap putri kesayangan setiap hari.

"Cleo hanya butuh perlindungan dan kenyamanan sayang, bukankah semua dapat kita berikan? Selamanya aku akan menjaga kalian berdua. Aku berjanji padamu, tidak akan menikahinya, tapi kamu jangan menangis lagi," kecup Samuel pada kening istri tercinta.

Vika mengusap wajahnya, mengambil lengan baju Samuel, membersihkan hidungnya yang mancung.

Samuel menatap kearah Vika, merasa geli, namun meledek istrinya agar kembali tersenyum.

"Kamu ternyata jorok," Samuel mengarahkan bibirnya kecuping kiri Vika.

"Sam..." rengekkan manja keluar dari bibir tipisnya.

Sementara dibalik pintu, Cleo menguping pembicaraan kedua pasangan suami istri itu penuh selidik, "Hmm, Daddy... rencanamu tidak akan pernah berhasil dengan menikahkan aku. Tapi aku akan terus menggodamu, agar kau tidur dengan ku," jemarinya nan panjang menari nari didagu yang lancip.

Cleo merasa, ada hembusan nafas yang meniup pelan dari kuduk belakangnya. Bulu halus tangannya yang putih bersih, seketika meremang. Perlahan dia menoleh, melihat nafas hangat siapa yang berani menggodanya.

Betapa terkejutnya Cleo, melihat seorang pria berambut cokelat, hadir dibelakangnya dengan wajah berseri-seri.

"Kamu...? Ngapain kamu kesini, bukannya saat ini kalian ada di Perth?" Cleo memeluk tubuh pria tampan yang seusia dengannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel