Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 Bir

"Menurutmu, sama-sama dari Departemen Biro Air, kenapa perbedaannya begitu besar?"

"Menurutku, ini adalah tipuan muslihat dari Departemen Biro Air, mereka sengaja menggunakan orang yang sangat tidak berguna sebagai proses pengembangan untuk memicu bakatnya Galang."

"Masuk akal, kali ini Departemen Biro Air benar-benar hebat."

Galang penuh dengan kegembiraan, dia memasukkan kunci ke dalam kotak dan menyerahkannya kepada pembawa acara.

Pembawa acara meletakkan kotak itu di tengah dengan hati-hati, meskipun bentuk hadiah Galang adalah yang terkecil, tetapi lokasinya yang paling mencolok.

Galang kembali ke tempat duduknya dan duduk dengan menyilangkan kakinya.

"Tuan Ebrahim, bagaimana dengan hadiahku?"

Ekspresi wajah Ebrahim masam, dia menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.

"Hahahaha, kenapa, bukankah kamu selalu ingin melawan denganku?"

"Aku ingin melihat kali ini bagaimana kamu ingin melawan denganku."

"Ebrahim, aku beritahu kepadamu dengan jelas, kali ini setelah pulang, aku pasti akan dipromosikan menjadi Wakil Direktur, sedangkan kamu akan segera dipecat."

"Kamu sama menantumu yang tidak berguna itu memang orang yang sama. Ada pepatah bagaimana mengatakannya? Orang yang tidak sejalan pasti akan berada di dunia yang berbeda, hahahaha."

Menghadapi sinisme Galang, Ebrahim tidak bisa menyangkalnya.

Dia benar-benar telah kalah sepenuhnya.

Di antara kerumunan.

Elisa gemetar karena marah, melihat Ayahnya ditindasi tetapi tidak berdaya, dia benar-benar ingin maju dan menampar Galang.

Pada saat ini, Alvin diam-diam menjabat tangannya.

"Jangan marah."

"Bisakah tidak marah?" Elisa mengerutkan kening, "Kamu lihat bagaimana bajingan itu menindas Ayahku?"

Alvin berkata dengan ringan: "Apakah kamu masih ingat yang aku katakan kalau aku paling suka melihat badut tampil?"

"Maksud kamu apa?"

"Sangat sederhana, tak lama lagi Galang akan menderita."

Elisa sangat bingung, "Hadiah yang diberikannya adalah rumah mewah yang senilai puluhan milyar, sedangkan Ayahku hanya memberi bir yang seharga tujuh ribuan sebotol, tidak peduli mau bagaimanapun, Galang telah menyenangkan Ketua penanggung jawab, ke depannya dia pasti naik jabatan. Sedangkan Ayahku sangat mungkin akan dipecat, dan ke depannya apa yang harus dilakukannya. Kamu masih bilang tak lama lagi Galang akan segera menderita, sebenarnya apa yang kamu pikirkan? "

Alvin tersenyum dan berkata, "Justru karena Galang memberikan hadiah berupa rumah mewah itu, dia akan mendapatkan masalah, dia benar-benar sangat bodoh."

"Apa maksudmu?"

"Tunggu dan lihat saja, pertunjukan bagus akan segera dipentaskan, dan penampilan badut sudah berakhir."

Tak lama kemudian, hadiah semua orang sudah di kasih.

Kebanyakan hadiah semua orang sangat mahal, jutaan hingga puluhan jutaan dan bahkan berkali-kali lipat, tetapi semua hadiah ini di bandingkan dengan hadiah rumah mewah Galang yang seharga puluhan milyar tak tertandingkan.

Hampir semua orang percaya bahwa pemenang kali ini pasti Galang.

Pembawa acara berkata: "Demi menyambut Ketua penanggung jawab, kali ini kalian semua telah mengeluarkan banyak uang, aku pasti akan menyampaikan niat baik kalian, harap kalian semua tidak perlu khawatir."

Begitu kata-kata itu dilontarkan, di antara kerumunan ponsel Alvin bergetar

Dia langsung menutup telepon, lalu mengetik pesan teks dan mengirimnya, kemudian dia lanjut duduk untuk melihat dengan santai.

Beberapa menit kemudian, Caleb keluar lagi.

Pembawa acara tertegun sejenak, "Tuan Caleb, apakah Anda masih ada hal yang ingin disampaikan?"

Caleb terkekeh, "Di belakang aku dengar demi menyambut Ketua penanggung jawab, kalian telah memberikan hadiah, oleh karena itu, aku datang untuk melihat."

Pembawa acara tersenyum, "Hadiahnya ada di sini, silakan Anda lihat."

Di depan umum, Caleb berjalan menuju ke area hadiah.

Caleb melihatnya sangat santai, lalu dia memindai setiap hadiah, dan akhirnya memusatkan pandangannya pada enam botol bir tua yang ada di sudut lantai panggung.

Dia berjalan ke sana dan membungkuk untuk mengambilnya.

"Ini juga hadiah, bukan?"

Pembawa acara mencibir: "Iya, ini adalah hadiah dari Departemen Biro Air, dari Ebrahim Soehadi."

Semua orang memberikan pandangan mengejek kepada Ebrahim, Ebrahim membenamkan kepalanya di lengan bajunya karena malu, dia malu untuk melihat orang.

Tiba-tiba……

Caleb membuka tutup birnya, dia mengangkat kepalanya sambil memegang botol bir dan meminumnya.

Dia meminum beberapa tegukkan.

"Memang benar, ini aromanya, sangat enak.

Kata-kata dan tindakan Caleb membuat semua orang merasa bingung, seberapa enakkah bir yang seharga tujuh ribuan sebotol itu?

Dia berdiri, lalu mengangkat enam botol bir itu tinggi-tinggi, dan berkata dengan suara keras, "Aku sudah melihat hadiah kalian semua, Ketua penanggung jawab paling menyukai enam botol bir tua ini!"

Para hadirin terkejut.

Suasana menjadi sunyi.

Bahkan Ebrahim sendiri pun juga tercengang di tempat, dia bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan telinganya, apakah dirinya telah salah dengar?

Setelah beberapa lama kemudian, semua orang bereaksi dan berseru pada saat yang sama.

Pembawa acara juga terkejut dan berkata: "Tuan Caleb, Anda tidak sedang bercanda, bukan? Bir tua ini hanya seharga belasan ribu sebotol, kenapa hadiah ini lebih baik daripada hadiah yang lainnya?"

Caleb melihat bir yang ada di tangannya seolah-olah dia sedang melihat seorang kekasih.

"Kalian, tidak mengerti."

"Kami yang bertugas sebagai tentara di Perbatasan Barat harus mempertarungkan nyawa setiap hari, sering kali tidak makan dengan baik dan tidak tidur dengan nyenyak, apalagi mau minum segelas bir yang enak."

"Bir tua ini adalah bir yang paling umum di Perbatasan Barat, dan juga bir yang terkuat, ini adalah bir favorit setiap prajurit di Perbatasan Barat!"

"Kami meminum bir ini untuk menghibur jiwa kami, kami meminum bir ini untuk melawan musuh, kami meminum bir ini untuk melindungi negara kita!"

"Ini bukan hanya bir, melain juga saudara kami dan kekasih kami!"

Kata-kata ini sangat membangkitkan semangat dan menyentuh.

Setelah kebingungan singkat, para hadirin bertepuk tangan dengan keras, memberikan rasa hormat yang paling tulus kepada kelompok tentara yang rela berkorban.

Caleb mengangkat bir tua ini lagi, "Oleh karena itu, wajar saja aku memilih bir tua ini sebagai pemenangnya!"

Ekspresi wajah pembawa acara agak masam, barusan dia telah mengejek Ebrahim secara nyata, dan juga melemparkan hadiahnya ke lantai.

Pada saat ini, dia berkata dengan malu-malu: "Betul, bir yang begitu berharga benar-benar hadiah yang terbaik, Kamerad Ebrahim benar-benar memiliki wawasan, pengertian, dan memahami keinginan para prajurit di Perbatasan Barat, dia benar-benar kamerad dan mitra kerja kita yang baik, mari kita beri tepuk tangan yang meriah untuk Kamerad Ebrahim!"

Semua orang bertepuk tangan, terutama mereka yang baru saja mengejek Ebrahim, mereka semua berusaha keras untuk bertepuk tangan karena takut Ebrahim akan membalas dendam.

"Aku sudah melihatnya kalau orang ini bukan orang yang memiliki ambisi tinggi."

"Yang bisa memahami para prajurit tidak harus memberi hadiah yang berupa barang-barang mahal, ini baru benar-benar tugas seorang pria sejati."

"Ebrahim benar-benar rekan kerja yang baik dari Departemen Biro Air."

Begitulah manusia, ketika kamu jatuh, semua orang akan menginjakmu, dan ketika kamu naik pangkat, mereka semua akan menyanjungmu.

Hanya dalam waktu sepuluh menit, Ebrahim mengalami dua dunia yaitu kesedihan dan kegembiraan.

Dia berdiri dan membungkuk kepada semua orang, wajahnya tersenyum melebar dan penuh kegembiraan, suasana yang tidak menyenangkan tadi langsung lenyap.

Di keramaian.

Alvin melirik Elisa yang masih tertegun, kemudian dia tersenyum dan berkata, "Bagaimana, rekomendasiku berguna, bukan?"

Elisa mendengus, "Hanya kebetulan saja."

"Haha." Alvin menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu bagaimana jika aku akan mempertunjukkan sebuah kebetulan lagi kepadamu, sebentar lagi, bajingan Galang itu akan menderita."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel