Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12 Beri Aku Penjelasan

Elisa ragu-ragu, meskipun dia merasa kata-kata Alvin tidak terlalu dapat dipercaya, namun mengingat dua kali pukulannya telah akurat, jadi dia merasa ini layak untuk dinantikan.

Pada saat ini, Caleb mengulurkan tangannya dan mengambil kunci yang telah dikasih Galang.

Ada cahaya kegembiraan di wajah Galang.

Diam-diam di dalam hati dia merasa senang: Haha, masih bilang menyukai bir tua, itu hanya buat-buat saja, pada akhirnya bukankah masih memilih vila mewahku? Aku masih belum kalah.

Caleb memandang Galang, "Tuan Galang, apakah kamu yang memberikan kunci ini?"

"Benar, aku yang memberikannya."

"Emm, kalau aku tidak salah ingat, rumah-rumah di Distrik Halimon sangat mahal. Harga rata-rata vila keluarga tunggal di sana lebih dari empat puluh milyar.

Galang berkata dengan riang: "Memang agak Mahal, tetapi itu sepadan. Hanya rumah dengan seharga ini yang bisa cocok untuk identitas Ketua penanggung jawab!"

Cahaya dingin melintas di mata Caleb, dan dia sengaja bertanya, "Apakah kamu yang membeli rumah ini?"

"Tentu saja."

"Oh? Kalau begitu, aku ingin tanya, Tuan Galang, sebagai kepala Departemen Biro Air, berapa gajimu sebulan?"

Senyum di wajah Galang perlahan-lahan menghilang, dan dia merasa suasananya ada yang tidak benar.

"Ehh...mengenai gaji, lebih dari empat belas juta sebulan."

"Emmm, lebih dari empat belas juta, jika ditambah dividen, bonus akhir tahun, dan bonus lainnya, pendapatan tahunanmu ada sekitar empat puluh juta?"

Semakin mendengarkan, Galang merasa semakin tidak beres, "Ya, benar."

Caleb menggelengkan kepalanya, "Ini aneh sekali. Orang yang berpendapatan tahunan sekitar empat puluh juta bagaimana bisa mampu membeli vila mewah lebih dari empat puluh milyar? Galang, bisakah kamu memberiku penjelasan yang masuk akal?"

Prang!!!

Semua orang yang hadir terkejut, masalah ini sangat serius.

Sebenarnya, semua orang tahu, pasti ada sesuatu yang rumit di sini, tetapi dalam suasana memberi hadiah, semua orang merasa meskipun ada sesuatu yang rumit, ini juga tidak akan ketahuan.

Namun Ketua penanggung jawab baru ini tidak demikian, begitu datang dia langsung menunjukkan kekuasaannya di depan umum.

Mereka yang baru saja memberi hadiah semuanya berkeringat dingin, dan beberapa orang diam-diam bersukacita karena mereka hanya memberi hadiah dengan seharga jutaan, sedangkan mereka yang memberi hadiah seharga lebih dari puluh jutaan bahkan milyaran merasa telapak tangan mereka dingin.

Tentu saja, hadiah yang paling mahal adalah Galang.

Puluhan juta hingga milyaran, masih bisa bilang itu adalah hasil dari terakumulasi selama bertahun-tahun, tetapi jumlah empat puluh milyaran harus menabungnya sampai berapa tahun?

Berdasarkan pendapatan Galang, butuh 100 tahun baru bisa mendapatkan nilai begitu banyak!

Sangat jelas, pendapatan Galang ada masalah.

Tangan dan Kaki Galang kedinginan, dan dia terus menelan air ludah, dia terlihat bingung dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Caleb berkata: "Galang, katakanlah, dari mana kamu mendapatkan deposit empat puluh milyaran untuk membeli rumah?!"

Terdengar bunyi gedebuk, Galang ketakutan hingga jatuh ke lantai.

Mana mungkin dia bisa menjawabnya?

Caleb mendengus dingin, "Menurutku kamu tidak bisa menjawabnya, jadi masuk saja ke penjara dan jelaskan perlahan-lahan di sana, pengawal, borgol dia dan bawa dia pergi."

Tak lama kemudian, beberapa petugas berseragam polisi bergegas maju, lalu meletakkan tangan Galang di belakang punggungnya, kemudian memborgolnya, dan langsung membawanya pergi di depan semua orang.

"Jangan, Tuan Caleb, kita bisa bicarakan secara baik-baik, ada apa ini?"

"Lepaskan aku, kalian lepaskan aku."

Galang tidak memiliki mentalitas yang baik, dan dia tidak menyangka memberi hadiah akan menyebabkan masalah yang begitu besar.

Ketika dia dibawa pergi di depan semua orang, semua orang menundukkan kepala dan tidak berani melihat, karena mereka takut mereka akan seperti Galang.

Caleb melanjutkan: "Sebenarnya aku tahu banyak orang yang korupsi, aku menyarankan kepada kalian mulai dari sekarang kalian bersikap jujur, jika tidak, kalian akan berakhir seperti Galang!"

"Orang yang ingin mengandalkan pemberian hadiah untuk mendekatkan hubungan, aku sarankan kalian untuk menghemat uang. Ketua penanggung jawab bukan orang seperti itu, dia paling benci orang-orang yang menyenangkan dengan sanjungan!"

"Hari ini, semua hadiah yang kalian berikan, akan aku kembalikan, Ketua penanggung jawab tidak membutuhkannya, kali ini lupakan saja, dan jika masih ada lain kalinya, tidak akan dimaafkan!"

Semua orang menundukkan kepala, mereka sangat ketakutan hingga tak berani menghela nafas.

Terakhir, Caleb mengangkat beberapa botol bir tua, "Ebrahim, hadiah orang lain boleh dibawa pulang, tetapi hadiahmu ini aku akan mewakili Ketua penanggung jawab untuk menerimanya."

Ebrahim tersenyum, "Ini kehormatanku."

Caleb mengangguk, "Kamu berbeda dari yang lain, aku sangat optimis denganmu, bersemangatlah."

"Terima kasih."

Caleb membalikkan badan dan pergi, menyisakan semua orang yang mendesah.

Semua orang menghela nafas lega, mereka semua tahu pejabat baru ini akan menunjukkan bakat dan keberaniannya, tetapi tidak ada yang menyangka begitu dia turun tangan masalah akan seperti ini.

Elisa menepuk hatinya, dan berkata dengan ketakutan yang tersisa: "Untung kamu memberi ide kepada Ayahku menyuruhnya kasih hadiah bir tua. Jika tidak, Ayahku juga akan memberikan hadiah lebih dari ratusan juta, dan akan ditegur sama seperti yang lainnya."

Alvin tersenyum, "Sekarang kamu percaya padaku, bukan?"

"Emm, kebetulanmu itu benar-benar beruntung." Elisa berkata dengan sangat lega: "Akhirnya ada orang yang membereskan bajingan Galang itu, hanya saja tidak tahu apakah dia akan keluar setelah diproses."

Alvin berkata: "Jangan khawatir, kasusnya ini terlibat banyak uang, sudah masuk jangan harap bisa keluar."

Sebagai Dewa Perang dan kepala Natusea, Alvin jamin kali ini Galang benar-benar akan menderita, dan setelah dia masuk penjara jangan berharap siapapun bisa menyelamatkannya.

Ini adalah akibat dari menyentuh skala negatif Alvin!

Ebrahim berjalan mendekat sambil tersenyum, "Alvin, kamu benar-benar pintar, jika bukan karena kamu yang memberikan ide untukku, hari ini karirku akan gagal."

Alvin tersenyum, "Ayah, kebahagiaanmu adalah yang terpenting."

Ebrahim tiba-tiba menjadi tidak begitu membenci menantunya ini, Alvin yang hari ini benar-benar telah merampiaskan kemarahannya.

Setelah dirinya ditekan oleh Galang di perusahaan selama bertahun-tahun, sekarang dirinya sepenuhnya telah berkebalikan, dan Galang yang telah masuk penjara jangan berharap bisa keluar.

Ebrahim sangat senang.

"Ayo pergi, Ayah traktir kalian makan hari ini, kita keluar makan yang enak."

Alvin menggelengkan kepalanya, "Ayah, aku masih ada urusan, Ayah dan Elisa pergi makan dulu."

"Kamu ada urusan apa?"

"Aku...ingin melihat Adikku."

Ebrahim dan Elisa saling melirik, dan pada saat yang sama mereka menunjukkan ekspresi sedih.

"Benar juga, selama dua hari setelah kamu pulang kamu juga belum pergi melihat Adikmu, sudah seharusnya kamu pergi melihatnya."

"Alvin, bekerja keraslah, meskipun prestasimu sekarang belum bagus, tetapi selama kamu mau bekerja keras, kamu masih memiliki kesempatan untuk memajukan Keluarga Willys lagi."

Alvin mengangguk, "Aku mengerti."

"Kalau begitu, kami pulang dulu."

"Emmm."

Ebrahim pergi bersama Elisa, Alvin meluruskan pakaiannya, dan berjalan keluar.

Dia memanggil taksi dan langsung pergi ke Jalan Jusarik.

Mobil berhenti dan dia membukakan pintu mobilnya.

Alvin berjalan menuju makam kecil di tepi sungai, setiap langkah yang dia ambil, hatinya bergetar hebat, dan dia hampir tidak bisa bernapas karena rasa menyalahkan dirinya yang dalam.

"Alvan, maafkan Kakak, Kakak pulang terlambat."

"Alvan, Kakak sangat merindukanmu."

"Alvan……"

Alvin berjalan ke makam, dia melihat batu nisan sederhana, dan bersandar di batu nisan tersebut, seolah-olah Alvan masih ada di sisinya.

Ini pertama kalinya, Dewa Perang yang hanya tahu darah mengalir, meneteskan air mata.

Alvin membelai batu nisan yang kasar dengan kedua tangan, dan rasa bersalah di hatinya dilepaskan pada saat ini.

Dulu ketika dia pergi, matahari bersinar.

Sekarang dia telah kembali, namun dia sudah tidak bisa bertemu dengan Adiknya lagi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel