Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Kegagalan Yang Menyedihkan

Caleb berbicara lama di atas panggung dengan penuh semangat dan murah hati, akhirnya dia telah menyelesaikan pidatonya dan meninggalkan panggung.

Pembawa acara mengambil mikrofon dan berkata kepada semua orang yang hadir: "Pertemuan hari ini berakhir sampai di sini, selanjutnya, silakan para hadirin meninggalkan tempat dengan tertib."

Sudah disuruh pergi, tetapi banyak orang masih duduk di kursi mereka.

Setelah sekelompok orang pergi, seorang pria naik ke panggung dengan membawa sebuah hadiah, dia tersenyum dan berkata kepada pembawa acara: "Aku Binar, manajer umum Industri Berat Kumala, untuk menyambut kedatangan Ketua penanggung jawab, aku menyiapkan hadiah, tolong diberikan kepada Ketua penanggung jawab."

Dia membuka kotak itu, di dalamnya memperlihatkan ginseng, bisa dikatakan hadiah ini sangat berharga!

Pembawa acara mengangguk, "Jangan khawatir, aku akan memberikan kepadanya."

"Kalau begitu terima kasih banyak."

Begitu Binar turun, pria kedua dan lainnya berjalan ke arah pembawa acara lagi, mereka memberikan 'hadiah' mereka kepada pembawa acara, berharap dia bisa memberikan hadiah ini kepada Ketua penanggung jawab.

Ada patung buddha emas, mutiara, mobil sport, dan batu akik, hadiah setiap orang sangat berharga, dan yang termurah hanya senilai jutaan.

Melihat barang yang diberikan orang lain, dahi Ebrahim menjadi dingin dan berkeringat, dibandingkan dengan hadiah orang lain, dia benar-benar merasa malu.

Galang duduk di sebelahnya, melihat kotak yang dibawa Ebrahim, dia bertanya dengan sangat penasaran: "Tuan Ebrahim, hadiah apa yang kamu berikan? Bisakah kamu memberitahuku?"

Ebrahim berkata dengan canggung, "Nanti kamu akan tahu sendiri."

"Yo, misterius sekali." Galang mengeluarkan kotak emas kecilnya, lalu menepuknya dengan ringan, dan berkata, "Tapi apa pun yang kamu berikan, itu tidak dapat dibandingkan dengan barang berhargaku ini."

Ebrahim memberinya tatapan kosong dan tidak mengatakan apa-apa.

Melihat semua orang telah hampir selesai memberikan hadiah, Ebrahim berdiri dan berjalan ke atas panggung.

"Begini, Aku Ebrahim, Kepala Cabang Biro Air, untuk menyambut Ketua penanggung jawab, aku menyiapkan hadiah kecil untuknya, dan tolong berikan kepadanya."

Pembawa acara mengambilnya dan membukanya, ada enam botol bir di dalam.

Pada awalnya, semua orang mengira itu adalah bir yang sangat mahal dan langka, setelah melihat mereknya dengan jelas, menyebabkan gelak tawa.

"Apakah kamu tidak salah? Bir tua? Seingat aku bir ini hanya bernilai berapa belas ribu sebotol, bukan?"

"Sialan, bukankah ini terlalu murahan?"

"Jika tidak ada uang jangan datang, membeli dua karangan bunga pun lebih mahal daripada bir murahan ini."

"Ckckck, Departemen Biro Air sungguh memalukan."

Wajah Ebrahim memanas, dia sudah tahu akan seperti ini, namun ketika kejadian ini terjadi dia baru menyadari betapa bodoh dirinya.

Dia sekarang menyesal, mengapa dia harus percaya kata Alvin orang yang tidak berguna itu?

Sebenarnya memikir pakai otak pun sudah tahu, dalam kesempatan yang begitu penting, memberikan bir yang seharga tujuh ribuan sebotol bukankah sama sedang mempermalukan Ketua penanggung jawab?

Jangankan naik jabatan dan naik gaji, setelah pulang, jika dirinya tidak di pecat sudah bersyukur.

"Turunlah, jangan membuat malu."

"Orang ini datang hanya untuk membuat onar, mana penjaga keamanan? Cepat usir dia keluar."

Ebrahim benar-benar malu untuk bertemu dengan orang dan dia buru-buru meninggalkan panggung.

Pembawa acara tertawa dua kali, dan berkata dengan acuh tak acuh: "Hari ini adalah hari bahagianya upacara pengambilan ahli, bagaimana mungkin membiarkan orang memnghina sewenang-wenangnya? Barang seperti ini juga layak dikasih? Pergilah!"

Dia baru saja melemparkan enam botol bir ke lantai, pada saat ini, Ebrahim merasa wajahnya telah jatuh ke lantai, dan tidak bisa mengambilnya kembali.

Di bawah panggung, Ebrahim benar-benar merasa malu.

Galang yang berada di samping merasa sangat senang, "Hei, Tuan Ebrahim, apakah kamu sudah gila? Kamu memberi hadiah bir yang seharga belasan ribu sebotol dalam acara seperti ini? Apakah kamu menganggap Ketua penanggung jawab adalah orang pemunggut sampah?"

"Bukannya aku mau bilang kamu, hadiah yang begitu penting kamu juga menurunkn kualitasnya, itu menunjukkan kalau kamu benar-benar pelit."

"Ketika kamu kembali kali ini, kamu tunggu dipecat saja, Departemen Biro Air kami sudah dipermalukkan olehmu."

Di keramaian.

Wajah Elisa menjadi gelap, dia memandang Alvin, "Itu semua ide 'bagus' yang kamu berikan kepada Ayahku, sekarang Ayahku dipermalukan, bahkan mungkin dia akan kehilangan pekerjaannya setelah pulang nanti!"

Alvin tampak acuh tak acuh.

"Apakah kamu mempercayaiku?"

Pertanyaan ini lagi, tadi Elisa memilih untuk mempercayai Alvin, dan Alvin tidak mengecewakannya.

Tapi kali ini...

Elisa berkata dengan ragu-ragu, "Bukannya aku tidak percaya padamu, kamu lihat Ayahku sekarang, dia sudah ditindas oleh orang dengan menyedihkan, hadiah yang kamu rekomendasikan sama sekali tidak bagus!"

"Itu hanya di mata orang bodoh seperti mereka saja. Percayalah padaku, jika Ketua penanggung jawab ini adalah Jenderal baik yang mencintai tentara seperti anaknya, dia pasti akan menyukai hadiah yang aku pilihkan untuknya."

Elisa mendengus dingin, "Tidak tahu kamu mendapatkan percaya diri dari mana, haiyaaa ..."

Pada saat ini, Galang merapikan lengan bajunya dan berdiri, "Baiklah, kamu telah mempermalukan Departemen Biro Air kami, aku harus segera menemukan cara untuk menebusnya, dan tidak boleh membuat orang lain menertawakannya lagi."

Dia membawa kotak kecil ke atas panggung dan berkata sambil tersenyum kepada pembawa acara: "Aku adalah Kepala Departemen Biro Air, Galang, aku sengaja menyiapkan hadiah untuk Ketua penanggung jawab."

"Dari Departemen Biro Air lagi, kali ini jangan-jangan kamu ingin menawarkan minuman murah lagi?"

"Pasti bukan barang bagus"

"Kapan Departemen Biro Air menjadi begitu miskin?"

Di tengah diskusi semua orang, Galang membungkuk kepada semua orang.

"Di sini aku meminta maaf kepada kalian semua karena kebodohan rekan kerjaku yang telah membuat lelucon besar, di sini, aku mewakili Ebrahim untuk meminta maaf kepada kalian semua."

"Departemen Biro Air kami bukannya miskin, dan juga tidak bermaksud untuk tidak menghormati Ketua penanggung jawab. Perilaku Ebrahim hanyalah perilaku pribadinya saja dan tidak ada hubungannya dengan Departemen Biro Air, harap semuanya jangan terlalu memikirkannya."

"Tidak ada gunanya mengatakan lebih banyak, agar semua orang bisa melihat ketulusan Departemen Biro Air, dan juga melihat ketulusanku, aku sengaja memberikan hadiah."

Setelah selesai berbicara, dia membuka kotak emas kecil, di dalamnya berisi sebuah kunci.

Semua orang saling memandang, apakah yang ingin dilakukannya?

Kunci mobil?

Galang mengambil kunci dan mengangkatnya, "Kunci ini adalah kunci gerbang vila keluarga tunggal No. 33 di Distrik Halimon pusat kota."

Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang terkejut.

Distrik Halimon adalah salah satu dari lima komunitas mewah teratas di pusat kota, orang yang tinggal di sana sangat kaya!

Ada puluhan juta vila keluarga tunggal di sana.

Dan tanpa adanya latar belakang hubungan tertentu, sama sekali tidak bisa membelinya.

Rumah besar seperti ini, orang biasa tidak mampu membelinya, namun Galang membelinya sebagai hadiah yang diberikan kepada Ketua penanggung jawab, sungguh bermurah hati dan mengejutkan.

Ebrahim dan Galang sama-sama dari Departemen Biro Air, yang satu menghabiskan uang total senilai belasan ribuan, sementara yang satunya lagi memberikan sebuah rumah mewah seharga puluhan milyar.

Perbedaan antara dua orang ini sungguh terlalu besar.

Perang tak kasat mata ini bagi Ebrahim tampaknya merupakan kekalahan yang akan membawa malapetaka.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel