Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3. Semuanya Sudah Berakhir

Larut malam, Eldrion kembali ke kediamannya. Pria ini langsung menuju ke kamarnya. Ia menemukan hal yang berbeda di sana.

Tidak ada Ravenna yang berbaring di atas ranjang. Eldrion lupa bahwa hari ini Ravenna sudah memutuskan untuk pergi dari kediaman ini.

Eldrion hanya melewati ranjang, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Usai mandi ia pergi ke ruang pakaian. Ia melihat pakaian Ravenna masih ada di sana, tapi ada beberapa yang kosong.

Ia melangkah menuju ke tempat perhiasan, tidak ada perhiasan yang dibawa oleh Ravenna.

Kening Eldrion berkerut. Apakah Ravenna sengaja meninggalkan semua barang-barang berharga ini? Tapi, kenapa? Apakah ia ingin menunjukan bahwa ia tidak rakus terhadap uang?

Bukankah hal seperti ini seharusnya tidak perlu dilakukan oleh Ravenna? Mereka sudah bercerai, Ravenna harusnya membawa apapun yang bisa ia bawa.

Sudahlah, Eldrion tidak ingin memikirkannya. Ia mengambil pakaian tidur dan pergi ke tempat tidur.

Saat ia membaringkan dirinya di ranjang, ia kembali merasa ada yang kurang. Ia tidak pernah tidur memeluk Ravenna, tapi aroma tubuh Ravenna selalu menusuk indera penciumannya. Membuatnya sangat hapal dengan aroma tubuh wanita itu. Dan sekarang, tidak ada lagi aroma tubuh Ravenna.

Sekali lagi Eldrion mengabaikan hal itu. Sangat wajar jika ia merasa ada hal yang hilang, ia telah bersama Ravenna selama tiga tahun. Meski tidak begitu peduli dengan kehadiran wanita itu, ia sudah terbiasa dengan kehadirannya di sekitarnya.

Setelah beberapa waktu, ia yakin akan kembali terbiasa dengan kesunyian di tempat ini. Eldrion memejamkan matanya, ia tidur dengan tenang.

Keesokan paginya, Eldrion bangun. Ia pergi mandi, tidak ada pakaian di atas ranjang. Biasanya Ravenna yang menyiapkan semua pakaiannya dari atas sampai bawah.

Sekarang ia harus menyiapkan keperluannya sendiri. Itu bukanlah masalah besar bagi Eldrion. Pria itu segera ke ruang pakaian, mengambil setelan hitam dan memakainya. Ia mengambil dasi, berdiri di depan kaca lalu memakai dasi sendiri.

Usai berpakaian ia pergi ke ruang makan untuk sarapan.

"Selamat pagi, Tuan." Kathie menyapa Eldrion.

"Selamat pagi, Bibi Kathie."

Sarapan telah tertata di atas meja. Kathie berdiri di sebelah Eldrion.

Eldrion menyesap kopi yang sudah disiapkan untuknya, tapi pria itu berhenti hanya dengan satu tegukan saja. "Kenapa rasanya berbeda?"

"Saya telah mengikuti catatan yang ditinggalkan oleh Nyonya Ravenna. Harusnya rasanya sama," balas Kathie.

Selama ini kopi dan sarapan Eldrion disiapkan oleh Ravenna. Jadi, lidah Eldrion telah terbiasa dengan semua itu.

"Nyonya meninggalkan catatan?"

"Benar, Tuan."

"Buat saja tanpa melihat catatan." Eldrion tidak ingin terus mengingat hal-hal tentang Ravenna.

"Baik, Tuan."

Eldrion kemudian memakan sarapan yang dibuat oleh koki kediamannya, tapi sekali lagi rasanya tidak pas di lidahnya.

Eldrion mengerutkan keningnya, sejak kapan lidahnya menjadi terlalu pemilih seperti ini.

Setelahnya Eldrion pergi tanpa menghabiskan sarapannya.

**

Eldrion dan Ravenna sama-sama menghadiri persidangan cerai mereka. Keduanya kemudian mendapatkan akta cerai dengan mudah.

"Kapan kau akan mengambil semua barang-barangmu?" tanya Eldrion.

"Aku sudah mengambil barang-barang yang aku perlukan."

"Bagaimana dengan barang-barang yang tersisa?"

"Barang-barang itu dibeli dengan uangmu, jadi terserah padamu mau diapakan semua barang itu."

"Bibi Kathie akan mengemasinya dan mengirimnya ke tempatmu. Di mana kau tinggal sekarang?"

"Kirim saja ke villa." Ravenna tidak akan berdebat dengan Eldrion. Ia tidak membutuhkan barang itu, tapi Eldrion pasti akan tetap memaksanya mengambil mereka semua. Jadi, tidak perlu melakukan penolakan apapun.

Eldrion melihat ke jam di tangannya. Ia akan memiliki pertemuan penting sebentar lagi. "Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, aku pergi."

"Ya, selamat tinggal."

Eldrion merasa hatinya tidak nyaman saat Ravenna mengatakan selamat tinggal. Namun, dirinya yang dingin tidak begitu memikirkan tentang hal itu. Ia melangkah dan masuk ke mobilnya lalu kemudian mobil itu segera melaju pergi.

Ravenna melihat akta cerai di tangannya. Semuanya sudah berakhir sekarang.

Setelahnya Ravenna segera pergi ke hotel untuk mengambil barang-barangnya. Ia telah memesan tiket pesawat untuk keberangkatan hari ini.

Kemarin ia telah meletakan mobil pemberian Eldrion di villa. Sementara barang-barang berharga lainnya telah ia simpan di bank.

"Sudah siap semua?" tanya Seraphim.

"Ya. Ayo berangkat."

Ravenna menyeret dua kopernya, ia kemudian pergi ke bandara bersama dengan Seraphim.

Setelah beberapa waktu, Ravenna masuk ke dalam pesawat. Ia melihat ke luar jendela.

Tempat ini memiliki begitu banyak kenangan untuknya, dan hari ini ia akan meninggalkannya bersama dengan sejuta kenangan itu.

Tiga tahun ini, ia telah berada dalam perlindungan Eldrion. Dan hari ini ia keluar dari sayap pria itu. Ia akan melebarkan sayapnya sendiri.

Menggapai hal-hal yang dahulu sempat ia tinggalkan untuk fokus mengurus Eldrion. Ia tidak tahu apa yang sedang menunggunya di depan sana, tapi ia yakin bahwa ia mampu melewati semuanya.

**

Hari-hari berlalu, semuanya berjalan lancar bagi Ravenna. Ia menyibukan dirinya dengan mendaftar di berbagai perlombaan merancang busana.

Ia juga menyibukan dirinya dengan mencari pekerjaan di rumah mode yang mungkin akan memberikan pengalaman baru untuknya.

Di Paris, ia bukan lagi seorang nyonya muda di mana semua kebutuhannya tersedia. Sekarang ia kembali hidup mandiri seperti ketika ia bersama dengan neneknya.

Dengan uang dari Eldrion, ia bisa membeli sebuah apartemen yang cukup untuk berdua dengan Seraphim.

Meski sudah membeli apartemen, uang di dalam kartu bank itu masih sangat banyak. Ravenna seharusnya tidak perlu bekerja jika hanya untuk bertahan hidup saja, dengan uang dari Eldrion itu sudah cukup.

Akan tetapi, Ravenna ingin membangun jati dirinya sendiri. Ia tidak akan memakai uang Eldrion untuk bertahan hidup secara terus menerus. Ia ingin mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, ia ingin membuktikan bahwa ia bisa hidup dengan layak tanpa uang dari Eldrion.

Di belahan benua lain, Eldrion menjalani hari-harinya setelah perceraian dengan Ravenna dengan membiasakan dirinya tanpa kehadiran Ravenna.

Ia beranggapan bahwa ia akan baik-baik saja tanpa Ravenna di sisinya. Ia bisa bekerja dengan baik, ia masih tidur nyenyak dan ia masih makan seperti biasanya.

Malam ini Eldrion berkumpul di sebuah tempat karaoke dengan teman-temannya. Ada beberapa wanita yang menemani mereka. Sementara Eldrion dibiarkan sendiri karena Eldrion tidak suka diganggu oleh wanita.

"Eldrion, apakah Ravenna tidak pernah mengeluh padamu karena kau selalu pulang larut malam?" tanya Mike. Di sisi kanan dan kiri pria itu terdapat wanita cantik yang berjuang untuk menyenangkannya.

"Aku sudah bercerai dengan Ravenna."

Keith segera mematikan layar di depannya sehingga ruangan itu menjadi hening. "Bercerai?"

"Kapan?" tanya Oliver.

"Satu bulan lalu," jawab Eldrion.

"Satu bulan, dan kau tidak memberitahu kami?" Mike menatap Eldrion tidak percaya. Saat Eldrion menikah, sahabatnya ini juga tidak memberitahu mereka. Baru setelah hampir satu tahun, Eldrion mengatakan bahwa ia telah menikah dengan Ravenna.

"Kenapa kalian bercerai? Apakah kau yang menceraikannya?" tanya Keith.

Oliver dan Mike menunggu jawaban dari Eldrion.

"Ravenna yang meminta bercerai, dan aku tidak tahu alasannya."

"Kau tidak bertanya padanya?" tanya Oliver.

"Aku tidak ingin tahu apa alasannya. Dia meminta bercerai, jadi aku hanya mengabulkannya saja." Eldrion menjawab seadanya.

"Ini benar-benar sesuatu yang mengejutkan. Aku kira Ravenna akan terus memegang pahamu sampai akhir hayatnya," ujar Mike.

Di mata Mike dan teman-temannya, Ravenna adalah seorang penggali uang. Dia telah memanfaatkan kebaikan kakek Eldrion agar bisa masuk ke lingkaran sosial kelas atas.

Sayangnya, Eldrion tidak pernah memperkenalkan Ravenna ke siapapun dari lingkaran mereka. Eldrion juga tidak pernah membawa Ravenna ke pesta mana pun. Begitu juga dengan pernikahan mereka yang dirahasiakan.

Ketika Eldrion dan keluarganya mengadakan acara, Ravenna hanya akan dikenalkan sebagai seorang yatim piatu yang dirawat oleh kakek Eldrion.

"Apakah mungkin Ravenna sudah memiliki laki-laki lain?" Oliver ikut bersuara.

"Tidak perlu membicarakan tentang dia lagi." Eldrion sudah bercerai dengan Ravenna, jadi ia rasa Ravenna sudah tidak ada hubungan dengannya lagi.

"Baiklah, kalau begitu malam ini kita akan merayakan perceraianmu dengan Ravenna." Oliver menyalakan kembali layar besar yang menempel di dinding.

Eldrion tidak tahu apakah perceraiannya dengan Ravenna harus dirayakan atau tidak, tapi malam itu ia lebih memilih untuk tetap bersama teman-temannya daripada pulang ke rumahnya sendiri.

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel