Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7. Kehadiran Sahabat

Waktu berlalu begitu cepat. Lisa, yang sibuk dengan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, sulit menyempatkan waktu untuk belajar fotografi bersama Joe. Joe sendiri, dengan kesuksesan Studio Joe yang semakin menanjak, seringkali harus keluar kota untuk berbagai proyek pemotretan. Komunikasi di antara mereka pun menjadi renggang, terputus oleh kesibukan masing-masing. Janji untuk belajar fotografi seakan terlupakan di tengah hiruk pikuk kehidupan mereka.

Suatu sore, Joe baru saja kembali dari Jakarta. Ia membawa serta tim fotografernya yang telah bekerja keras bersamanya dalam sebuah proyek pemotretan besar di ibukota. Kelelahan tampak jelas di wajahnya, namun senyum puas terukir di bibirnya. Proyek tersebut berjalan sukses dan menghasilkan karya-karya yang luar biasa.

Setelah beristirahat sejenak di hotel, Joe langsung menuju rumah Roni, sahabat karibnya. Ia ingin bertemu Roni dan Mira, istri Roni yang juga sepupu Lisa. Ia memiliki rencana besar yang ingin ia bicarakan dengan mereka.

Sesampainya di rumah Roni, Joe disambut hangat oleh Roni dan Mira. Mereka duduk bersama di ruang tamu, menikmati kopi dan camilan ringan. Suasana terasa akrab dan nyaman.

"Ron, Mira," kata Joe, setelah meneguk kopinya. "Aku punya kabar baik, sekaligus minta tolong."

Roni dan Mira saling pandang, penasaran. "Kabar baik apa, Joe?" tanya Roni.

Joe tersenyum. "Aku sudah membeli gedung baru. Gedung yang cukup besar untuk dijadikan tempat tinggal sekaligus studio foto. Lebih besar dan lebih representatif daripada ruko lamaku."

Roni dan Mira bersorak gembira. Mereka tahu betapa kerasnya Joe bekerja untuk mencapai kesuksesan ini.

"Wah, selamat ya, Joe!" seru Mira. "Gedung baru? Keren banget!"

"Iya, makasih," kata Joe. "Tapi, aku masih butuh bantuanmu, Ron. Aku ingin gedung itu direnovasi. Aku butuh desain yang fungsional dan estetis, yang bisa mengakomodasi tempat tinggal dan studio foto."

Roni mengangguk. "Tentu saja, Joe. Aku senang bisa membantumu lagi. Ceritakan detailnya!"

Joe menjelaskan detail rencananya. Ia ingin gedung tersebut memiliki studio foto yang luas dan modern, ruang tunggu yang nyaman, dan area tempat tinggal yang terpisah namun terhubung dengan studio. Ia juga ingin menambahkan beberapa fasilitas pendukung, seperti ruang meeting dan dapur kecil.

"Aku juga punya rencana lain," lanjut Joe. "Ruko lamaku itu, yang sekarang kamu tempati, aku ingin kamu dan Mira tetap tinggal di sana. Jangan pindah lagi. Aku akan merenovasi ruko itu menjadi lebih nyaman. Anggap saja itu hadiah untuk kalian berdua."

Roni dan Mira terharu mendengar tawaran Joe. Mereka tahu bahwa Joe adalah sahabat yang baik dan selalu bersedia membantu.

"Joe, kamu terlalu baik," kata Mira, matanya berkaca-kaca. "Kami tidak tahu bagaimana membalas kebaikanmu."

"Tidak perlu membalas, Mira," kata Joe. "Kalian adalah sahabatku. Aku senang bisa membantumu."

Roni menambahkan, "Terima kasih, Joe. Kami sangat berterima kasih atas kebaikanmu. Kami akan selalu mendukungmu."

Mereka bertiga berbincang-bincang lebih lanjut tentang rencana renovasi gedung dan ruko. Joe memberikan beberapa referensi desain yang ia sukai. Roni memberikan masukan dan sarannya sebagai seorang arsitek. Mira memberikan ide-ide kreatif untuk desain interior. Suasana perbincangan terasa hangat dan penuh kekeluargaan.

Joe merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Roni dan Mira. Ia yakin bahwa dengan bantuan mereka, ia akan mampu mewujudkan impiannya untuk memiliki studio foto yang modern dan nyaman. Ia juga merasa lega karena Roni dan Mira tidak perlu lagi mengontrak rumah.

***

Joe, Roni, dan Mira telah membahas rencana renovasi gedung dan ruko hingga larut malam. Suasana hangat dan akrab masih terasa di ruang tamu rumah Roni. Segala detail telah dibicarakan, mulai dari desain hingga anggaran. Joe merasa lega karena telah menemukan solusi untuk tempat tinggalnya dan studio fotonya yang baru. Ia juga merasa senang karena bisa membalas kebaikan Roni dan Mira dengan memberikan mereka tempat tinggal yang lebih nyaman.

Sebelum berpamitan untuk pulang, Joe teringat sesuatu. Ia terdiam sejenak, merenungkan sesuatu yang penting. Roni dan Mira memperhatikannya dengan penuh perhatian.

"Ron, Mira," kata Joe, setelah beberapa saat terdiam. "Aku sebenarnya masih ingin meminta satu hal lagi."

Roni dan Mira saling pandang, penasaran. "Apa itu, Joe?" tanya Roni.

Joe menghela napas. "Studio Joe semakin berkembang. Aku butuh asisten yang bisa diandalkan, seseorang yang bisa mengatur semuanya, mulai dari jadwal pemotretan, negosiasi dengan klien, hingga mengelola keuangan studio."

Mira mengangguk mengerti. Ia tahu bahwa Joe sedang membutuhkan bantuan untuk mengelola bisnisnya yang semakin berkembang.

"Aku tahu kamu sibuk mengurus keluarga, Mira," lanjut Joe. "Tapi, aku ingin menawarkan pekerjaan ini padamu. Aku butuh seseorang yang bisa aku percaya, seseorang yang bisa aku andalkan."

Mira tertegun. Ia tidak menyangka Joe akan menawarkan pekerjaan tersebut kepadanya. Ia merasa sedikit ragu, karena ia juga memiliki tanggung jawab sebagai istri dan ibu rumah tangga.

"Joe, aku tidak tahu," kata Mira, suaranya ragu-ragu. "Aku sudah punya banyak tanggung jawab. Aku harus mengurus rumah tangga, mengurus anakku, dan juga membantu Roni."

Joe mengerti keraguan Mira. Ia mencoba untuk meyakinkan Mira.

"Mira, aku tahu kamu sibuk. Tapi, aku yakin kamu bisa melakukannya. Kamu cerdas, cekatan, dan berpengalaman dalam manajemen. Aku butuh bantuanmu," kata Joe. "Aku akan memberikan gaji yang layak, dan aku akan memberikan fleksibilitas waktu kerja yang sesuai dengan kebutuhanmu."

Roni menatap Mira dengan penuh perhatian. Ia mendukung keputusan Mira, apapun itu.

"Mira, bagaimana menurutmu?" tanya Roni, lembut. "Ini kesempatan yang bagus. Kamu bisa mengembangkan kariermu sambil tetap mengurus keluarga."

Mira berpikir keras. Ia mempertimbangkan segala aspek, mulai dari tanggung jawab keluarganya hingga peluang kariernya. Ia menyadari bahwa pekerjaan ini akan sangat menantang, namun juga sangat bermanfaat.

Setelah beberapa saat terdiam, Mira akhirnya mengangguk. "Baiklah, Joe. Aku setuju."

Joe tersenyum lega. Ia merasa sangat senang karena Mira bersedia menerima tawarannya.

"Terima kasih, Mira," kata Joe. "Aku tidak akan mengecewakanmu."

"Sama-sama, Joe," jawab Mira. "Aku akan memberikan yang terbaik untuk Studio Joe."

Roni juga merasa senang karena Mira telah menerima tawaran Joe. Ia tahu bahwa Mira adalah orang yang tepat untuk membantu Joe.

"Joe, kamu beruntung mendapatkan Mira sebagai asisten mu," kata Roni. "Dia orangnya sangat handal dan bisa diandalkan."

Joe mengangguk setuju. "Iya, Ron. Aku tahu itu. Aku sangat berterima kasih padamu dan Mira."

Sebelum berpamitan, Joe kembali mengucapkan terima kasih kepada Roni dan Mira atas segala bantuan dan dukungannya. Ia merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti mereka. Ia yakin bahwa dengan bantuan Roni dan Mira, ia akan mampu mewujudkan impiannya untuk membangun Studio Joe menjadi studio foto yang sukses dan terkemuka. Ia pun pamit pulang, hatinya dipenuhi rasa syukur dan optimisme.

*****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel