Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Tiga Sahabat Absurd

Dianna dan Renata adalah sahabat dekat Brianna yang sudah lama tidak berjumpa. Kedua wanita itu begitu bersemangat saat menerima telepon dari Brianna dan mereka segera bergegas berangkat ke rumah Brianna untuk menemui sahabat nya itu.

Brianna, wanita berambut hitam panjang yang selalu tampil anggun dengan pakaian rapi dan wajah manis yang disertai senyum ramah berdiri menyambut kedatangan sahabatnya, Sementara Dianna, wanita berambut pendek yang berjiwa petualang dan penuh semangat, itu turun dari mobil sambil menenteng paper bag untuk ia berikan pada sahabatnya. Dan Renata, wanita centil berambut curly musuh dari setiap pasangan sahabatnya itu berlari dengan riang memasuki rumah mewah Regina, yang tak lain adalah mertua dari Brianna.

Ketiga wanita itu lantas berpelukan erat dan berteriak histeris, seperti anak-anak kecil yang baru saja bertemu teman lamanya. Senyum bahagia merekah di wajah mereka, tak mampu menahan kegembiraan hati.

"Guys!!! Akhirnya setelah sekian purnama kita berkumpul juga." Teriak Renata.

Dianna: "Lebay lu Nat, baru juga kemaren kita ngumpul waktu Junior lahir."

Brianna: "hahahaha, tapi serius guys...gue kangen banget sama lo orang."

Renata: "kan kita emang ngangenin ya kan Na'."

Dianna: "ngrepotin lu mah bukan ngangenin."

Brianna: "hahahaha, jahat mulut lo Na'."

Renata: "tau tuh..jahat banget lo Na'."

Regina: "ya ampun!!! Ada tamu rupanya." Regina menghampiri kedua sahabat menantunya itu.

Dianna: "hey tante, apa kabar."

Renata: "makin cantik aja tan."

Regina: "tante baik, ah Nata bisa saja. Ayo duduk." Regina mengajak kedua sahabat menantunya itu untuk duduk.

Renata: "thank you tante."

Brianna: "maaf mom, mereka pasti akan sangat berisik." Ucap Brianna.

Dianna: "benar tante, kita pasti berisik."

Regina: "tidak apa justru senang sekali karena rumah ini menjadi ramai."

Renata: "tante bisa mengadopsi Nata jika kesepian tan."

Dianna: "gue tau isi otak lo Nat."

Brianna: "hahahaha dia mengincar sesuatu Na'."

Regina: "ya ya ya, kamu boleh datang kapanpun sayang."

Dianna: "cukup kabari dia saat Ronald ada disini maka dia akan segera kesini tante."

Renata: "hahahaha kok lo tua si Na'."

"Tau Bodoh." Jawab Dianna dan Brianna bersamaan.

Renata: "hahahaha nah itu maksud gue."

Regina: "kamu masih saja ingin mendekati Ronald."

Renata: "gak kok tante, Nata sudah punya ayang."

Brianna: "najis, ayang kata dia Na'."

Dianna: "norak emang dia."

Regina: "oh ya, kenalkan pada tante."

Renata: "nanti saat Nata menikah akan Nata perkenalkan pada tante."

Regina: "good tante tunggu undangan nya, jika begitu kalian silahkan mengobrol, tante musti memeriksa beberapa pekerjaan."

"Oke tan." Jawab Dianna dan Renata bersamaan.

Dianna: "Nih jatah Junior." Dianna memberikan paper bag berisi sepatu dan baju bayi.

Brianna: "Buat gue mana?."

Renata: "gue bilang juga apa, dia tetap minta jatah Na'."

Dianna: "ni buat lo, sama ama punya Nata." Dianna memberikan satu paper bag lagi pada Brianna.

Brianna: "Aaa!! Thank you." Brianna begitu bahagia mendapatkan dres baru dari sahabatnya.

Renata: "laki lo ke kantor?." Tanya Renata pada Brianna.

Brianna: "yoi, dia akhir akhir ini sibuk karena Ronald tengah cuti."

Renata: "hmm pasti dia tengah berlibur dengan kekasihnya yang wow itu."

Brianna: "no no no, menurut laki gue mereka tengah berantem."

"Wow seru!!." Teriak Dianna dan Renata bersamaan.

Brianna: "come on guys kalian sudah punya Nyoman dan Norbert."

Dianna: "gak ada salahnya ngegosip doang Brian."

Renata: "betul tuh, halal selama belum fix jadi bini."

Dianna: "jangan mulai Nat."

Renata: "hahahaha."

Brianna: "hahahaha sekalinya ketahuan minta bantuan lo Nat."

Dianna: "sok polos dia kalau ketahuan."

Brianna: "oke oke, jadi begitulah kira kira, mereka tengah berseteru."

Dianna: "tar kalau udah ketemu juga berdamai di ranjang."

"Hahahahaha." Ketiganya pun tertawa bersamaan.

Brian: "by the way, jadi diantara kalian siapa yang mau nikah duluan."

Dianna: "hufft...mending bahas yang lain sumpah kepala gue pusing ngebayangin pernikahan."

Renata: "sama, tapi mau nolak lebih gak siap."

Brianna: "come on guys, gue dulu juga gak siap dan bahkan kaget saat pada akhirnya musti menjadi wanita rumahan belum lagi sekarang gue punya Junior, but kalian musti tau jika hidup dengan orang yang benar benar mencintai kita itu seru."

Dianna: "terkadang gue percaya dia mencintai gue, terkadang gue juga takut jika penyakit mudanya kambuh."

Brianna: "kita adalah wanita wanita yang punya masalalu gak jauh lebih baik dari mereka Na' dan kita juga bisa kapan aja kambuh seperti yang mereka takutkan. Itu alsannya mengapa kita ada dalam pengawasan mereka."

Renata: "gue lebih takut jika pernikahan gue berakhir seperti bokap dan nyokap gue."

Brianna: "gue rasa sejauh ini Nyoman adalah pria dewasa yang bertanggung jawab dan baik Nat."

Renata: "my be, lo orang juga tau jika antara gue dan Nyoman belum terlalu lama mengenal."

Dianna: "benar juga kata Brian Nat, kita bahkan sempat nakal di belakang Nyoman dan Norbert."

Renata: "lo duluan."

Dianna: "kita berdua bareng bareng bodoh, gak ada dulu duluan."

Brianna: "intinya, kita bertemu dengan orang yang sama seperti kita, jadi bagaimana akhirnya nanti kita dan mereka saling menjaga dan memantau."

Dianna: "lebih tepatnya seperti itu."

Renata: "ada yang lebih ngeri dari itu semua."

Brianna: "apa?."

Renata: "miliknya yang so big dan terus meminta tanpa henti."

Dianna: "hahahaha gue bilang juga apa, dia lebih gila dari kita Brian."

Brianna: "hahahaha come on Nat, dia hadir sesuai dengan kebutuhan."

"Hahahahaha." Ketiga sahabat itu pun tertawa bersamaan, sedang Kelvin di kantor diam diam memantau istrinya melalui kamera pengawas yang terhubung langsung pada ponselnya. Ia hanya menggelengkan kepala melihat ke absurdtan persahabatan istrinya. Di saat tengah fokus memantau sang istri tiba tiba ponselnya berdering, sebuah panggilan masuk dari Ronald.

[Akhirnya lo butuh gue juga]

[Diamlah kali ini gue benar benar penat]

[Come on dude, katakan masalahnya]

[Vania marah karena ia menemukan gue yang mabuk dan tidur dengan j4l4n9 di sebuah hotel]

[Wow, ini pasti rumit]

[Ya, Vania pergi dan menutup semua akses keberadaan nya]

[Okay, lo butuh apa dari gue]

[Istri lo]

[What?!, jangan macam macam]

[Gue butuh istri lo supaya merayu Vania, bukan butuh istri lo buat gue paham]

[Hm, gue maksud]

[Lakukan sebelum Vania semakin marah]

[Saat ini ia tengah bersama kedua sahabatnya dirumah, gue rasa bukan waktu yang tepat untuk menelfonnya]

[Katakan pada nya saat lo pulang bodoh]

[Come on bung, apa kali ini anda benar benar mencintai wanita]

[Tidak ada dalam kamus hidup gue, gue mencintai pria bangs4t!!] Geram Ronald karena Kelvin terus memancing emosinya.

[Hahahaha baiklah] jawab Kelvin dan segera mengakhiri panggilan. Sedang Brianna dan kedua teman nya telah berpindah tempat ke kamar Junior dan berfoto foto ria bersama sambil terus mengobrol.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel