Bab 5 Bermimpi
Bab 5 Bermimpi
Sampai di kamar Aisyah langsung masuk ke dalam kamarnya. Karena hari sudah larut. Mata Aisyah terasa berat, tadinya ingin menggoda Adam, kini niat itu ia urungkan untuk menggoda abangnya itu besok.
"Haaaa capek terasa badanku. Tapi betapa bahagianya aku melihat dua orang yang aku sayangi begitu senang malam ini," gumam Aisyah dalam hati. Karena terlihat jelas dari wajah Adam yang begitu senang, tak seperti biasanya begitu lesu.
Sebelum tidur, tak lupa Aisyah melaksanakan shalat isya terlebih dahulu. Karena tadi tak sempat shalat isya. Tak lupa Aisyah berdoa pada sang maha pencipta.
"Ya Allah... hapuskanlah segala dosa-dosa kedua orang tua hamba yang telah tiada. Tempatkanlah mereka di sisimu. Dan juga untuk abang tercinta hamba, berikanlah kebahagiaan untuknya. Sehatkanlah ia dan berikanlah kehidupan yang terbaik untuknya. Serta, permudahkanlah segala urusan hidup hamba dengan abang hamba, aamiinn." Lalu Aisyah mengusap mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Selesai shalat, Aisyah pun mulai memejamkan matanya. Menyambut kedatangan dunia mimpinya.
"Assalamualaikum bidadariku. Ku harap kau bisa menjaga hati dan dirimu untukku. Kita akan bersatu pada waktunya," ucapan seseorang dari arah belakang Aisyah. Belum lagi Aisyah menjawab salamnya dan menoleh untuk melihatnya, dengan tiba-tiba Aisyah terbangun dari mimpi indahnya.
Di lihat jam menunjukan pukul 02:30 ( setengah tiga dini hari ).
"Masya allah, mimpi apa itu barusan. Mengapa begitu terasa nyata. Namun aku tak sempat melihatnya," gumam Aisyah. Betapa lembut suara seseorang itu, Fikirnya.
"Astagfirullah, aku tidak boleh terlalu larut dalam perasaan ini. Yang akan membawaku terlalu memikirkan makhlukNya sedangkan penciptanya terlupakan olehku." Aisyah mengusap muka frustasi.
Tak lama, suara ayam berkokok di sepertiga malam. Aisyah langsung memanjatkan doa.
Kokok ayam tengah malam menurut gama Islam
Pernah mendengar kokok ayam jantan pada tengah malam/dini hari? Dalam Islam, hal itu pertanda baik karena malaikat sedang lewat. Kita dianjurkan untuk berdoa yang baik-baik saat mendengarnya.
Bila itu dilakukan, malaikat diharapkan akan turut mengaminkan dan menjadi saksi atas kita. Ayam adalah salah satu hewan yang istimewa dalam Islam.
Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
“Janganlah kalian mencela ayam jantan. Sesungguhnya dia membangunkan untuk shalat.”, (HR Abu Dawud).
Ayam jantan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki binatang lain, yaitu mengetahui perubahan waktu di malam hari. Dia berkokok di waktu yang tepat dan tidak pernah ketinggalan.
Dia berkokok sebelum subuh dan sesudah subuh, hampir tidak pernah meleset. Baik malamnya panjang atau pendek. Karena itulah, sebagian syafiiyah memfatwakan untuk mengacu kepada ayam jantan yang sudah terbukti, dalam menentukan waktu (Fathul Bari, 6/353).
---***---***---
Berniat untuk melakukan shalat malam. Tetapi tenggorokan Aisyah terasa tercekik karena haus. Lalu Aisyah pun berjalan keluar kamar untuk pergi ke dapur. Di lihatnya ruangan kerja Adam masih terang benderang, menandakan bahwa masih ada penghuninya di dalam sana. Saat Aisyah perlahan memulai langkahnya. Dan ternyata benar, Adam masih terjaga dan duduk termenung sendirian sembari menimang kotak kecil di dalam sana.
"Assalamualaikum Abang, belum tidur?" tanya Aisyah yang masuk ke ruangan itu, tak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Kamu sendiri kenapa belum tidur dek dan malah keluar kamar malam-malam begini?" Pertanyaan Aisyah malah di jawab pertanyaan oleh Adam.
"Aku terbangun dan keluar untuk mengambil minum, karena tadi aku lupa untuk mengambilnya," jawab Aisyah sambil melangkah mendekati Adam.
"Abang sendiri kenapa belum tidur sudah jam segini?" tanya Aisyah lagi.
"Abang tidak bisa tidur dek, Abang memikirkan Rahmi. Apa dia akan membalas perasaan abangmu ini?" tanya Adam.
"Abangku tercinta, aku yakin Ayu akan membalas perasaan abang," Jawab Aisyah dengan penuh keyakinan.
"Dari mana kamu bisa seyakin itu dek?" Tanya Adam.
"Aku mengetahui bagaimana perasaan Rahmi ke Abang. Dan perlu Abang tahu, Rahmi sudah lama menantikan hari ini. Jadi tidak mungkin untuk dia menolak abang," ujar Aisyah sembari tersenyum kepada Adam. Namun Adam masih saja diam.
"Dan ini apa?" Tanya Aisyah sambil menunjuk sebuah kotak yang sedari tadi di putar oleh abangnya itu.
"Abang berniat untuk memberikan cincin ini saat benar Rahmi menerima cinta abang," Ucap Adam malu.
"Cieeee.... ternyata Abangku tak secemen yang aku pikirkan," goda Aisyah sambil menoel hidung mancung Adam.
"Kau ini dek," Sembari mencubit hidungnya Aisyah juga.
"Aww, sakit Bang," kesal Aisyah sambil memukul ringan dada Adam. Adam yang gemes dengan tingkah adik semata wayangnya itu pun, menarik tubuh mungil Aisyah ke dalam pelukannya.
"Aku senang dan sangat setuju kalau Rahmi menjadi kakak iparku. Karena selama ini walau pun kami seumuran tapi pemikirannya jauh lebih dewasa daripada aku dan Nisa. Dan itu yang membuatku nyaman padanya," ungkap Aisyah yang masih nyaman di pelukan sang abang.
"Ya, abang tahu itu. Abang juga menyukainya karena itu juga, karena kesederhanaan penampilannya, membuat dia terlihat begitu cantik," Ungkap abang.
"Tapi ada satu hal yang Abang takutkan dek," Ujar Adam dengan raut wajah yang terlihat sekali bahwa dia cemas akan sesuatu.
"Ada apa abang?" Tanya Aisyah, yang melepas pelukannya dari Adam.
"Abang takut jika orang tuanya tidak setuju akan hubungan kami. Kamu juga tahu sifat orang tuanya yang galak dengan Rahmi. Mengandalkannya, seolah dia adalah tulang punggung keluarga itu," Ucap Adam.
"Justru itu Abangku sayang. Dengan adanya orang tua Rahmi bersifat seperti itu, akan mempermudah kita untuk membebaskan Rahmi dari semua tanggung jawab beratnya." Aisyah tersenyum penuh arti.
"Maksud kamu apa?" tanya Adam tak mengerti dengan jalan pikiran Aisyah. Entah memang tak mengerti atau hanya pura-pura tak mengerti.
"Ahh masak iya pengusaha muda yang sukses tak mengerti hanya dengan hal kecil semacam itu, emm" ucap Aisyah sambil menaik turunkan alisnya. Membuat Adam sedikit berpikir.
"Baiklah Abangku, seperti ini. Jika orang tuanya Rahmi tak setuju akan hubunganmu dengannya. Maka dengan sehelai cek yang Abang berikan, mereka pasti akan setuju dengan hubungan kalian CEO tampanku.." Ungkap Aisyah.
"Apa itu tak akan menyakiti hati Rahmi dek? Abang takut, itu akan membuatnya berkecil hati dengan tindakan kita." Lagi-lagi Adam merasa takut. Padahal selama ini, dia selalu berani dengan hal apa pun. Tetapi kali ini, mental keberaniannya ciut hanya karena, memikirkan perasaan wanita yang di cintainya.
"Kita akan membahasnya dulu dengan Rahmi. Niat kita baik. Aku juga tak tega kalau harus melihat Rahmi bekerja keras dan di perlakuan tak baik seperti itu oleh orang tuanya," ucap Aisyah getir menahan tangisnya. Memanglah, nasib sahabatnya itu sangat memprihatinkan. Tak pernah di perlakuan dengan baik oleh orang tuanya sendiri.
"Ya sudah, kita akan tanyakan Rahmi besok, ya. Sekarang kamu ambil minum sana. Setelah itu, kita shalat tahajud bersama mau?" Tanya Adam sambil mengusap rambut sang adik yang sangat di sayangnya.
"Abang serius?" tanya Aisyah balik, merasa tak percaya dengan ajakan abangnya itu. Hanya dibalas senyum dan anggukan kecil oleh abangnya. Karena, memang sudah lama sekali kami tidak shalat bersama dengan abang semenjak abang sibuk dengan kerjaannya.
---***---***---