Bab 9 Kematian Nina
Jessica yang pura-pura tidur melihat Renji berjalan keluar kamar. "Dia tidak melakukan itu denganku." Gumam Jessica dipikirannya. "Jika dia melakukan itu denganku, aku tidak akan marah. Namun akan meninggalkannya besok. Tapi karena dia tidak melakukan itu denganku, aku tetap akan bersamanya. Pria ini baik dan termasuk kriteriaku." Jessica tersenyum.
~
Setelah keluar dari kamar Renji duduk di sofa. "Dia wanita gila." Renji melihat sesuatu yang tegang di celananya. "Aku juga pria normal yang tertarik dengan wanita. Jika dia menggodaku lebih lanjut aku tidak tahu apa yang akan terjadi" Renji menghela nafas.
~
Renji berjalan ke arah pintu dan mengintip dari sela-sela jendela. Renji melihat beberapa zombie yang berjalan di depan rumahnya. "Benar dugaanku, zombie semakin aktif di malam hari." Renji menghela nafas. "Eh, bukankah dia pak djoko di sebelah rumahku. Tidak kusangka dia juga menjadi zombie." Renji melihat pria botak yang berjalan seperti mayat hidup.
~
Renji memikirkan sesuatu lalu menutup jendela. "Aku tidak akan mengambil resiko untuk membunuh zombie di malam hari. Karena penglihatanku di malam hari terbatas, meski saat ini lampu yang menerangi jalan masih menyala." Renji menggeleng.
~
"Hmm." Renji melihat ada sesuatu yang menyentuh kakinya. "Shit, semut." Renji secepat kilat menginjak semut. "Pasti masih banyak semut dirumah ini." Renji merinding melihat semut sebesar jempol tangan. "Yang terpenting saat ini untuk beristirahat, besok aku memutuskan untuk membersihkan zombie di area rumahku." Gumam Renji lalu terbaring di sofa dan memejamkan matanya.
~
"Ahhh." Renji yang hendak tertidur terbangung mendengar suara jeritan. "Ada apa." Renji mengambil Katana kemudian berlari menuju kamarnya. Renji melihat Jessica keluar dari kamarnya. "Apa kamu yang berteriak." Tanya Renji. "Bukan aku." Jessica menggeleng. "Jika bukan kamu, itu pasti Bibi Nina." Renji berlari ke arah kamar Nina pembantunya.
~
Saat membuka kamar, Renji melihat ratusan semut sebesar jempol tangan sedang mengerubungi sesuatu. "Jangan bilang semut-semut itu megerubungi Nina." Renji merinding melihat kejadian di depannya.
~
"Renji, apa dia bisa diselamatkan." Jessica ketakutan saat melihat kejadian di depannya. "Aku tidak tahu." Renji gugup, dia bukanlah pahlawan seperti di avangers. Dia adalah pria normal yang punya ketakutan. Saat ini Renji benar-benar takut melihat Nina yang di kerubungi ratusan semut.
~
Tidak lama kemudian ratusan semut mulai menarik Nina dari kasur. "Renji semut itu menarik Nina." Kata Jessica gugup menarik pakaian Renji. "Aku tahu." Renji memiliki ekspresi buruk kemudian berlari. "Renji jangan tinggalkan aku." Jessica dengan panik mengikuti Renji.
~
Renji masuk ke dalam kamarnya lalu secepat kilat membuka aplikasi shop di smartphone specialnya. Renji kemudian membeli lima alat pembasmi serangga yang seharga 1 coin. Smartphone mengeluarkan cahaya putih kemudian 5 alat pembasmi serangga muncul di depan Renji.
~
"Renji." Jessica terkejut melihat ada 5 alat pembasmi serangga di depan Renji. "Kamu pegang dua." Renji memberikan dua alat pembasmi serangga kepada Jessica. "Ayo kita bunuh semua semut itu." Kata Renji memberanikan diri. Jessica terdiam beberapa detik kemudian mengangguk. "Ayo."
~
Renji dan Jessica berjalan keluar kamar dan melihat ratusan semut sedang menarik badan Nina. Renji menelan air ludah kemudian mulai menyemprot alat pembasmi serangga ke semut. Jessica dengan gugup juga ikut menyemprot alat pembasmi serangga ke semut.
~
Renji dan Jessica melihat ratusan semut mulai bubar ke segela arah meninggalkan badan Nina yang tergeletak di lantai. Renji melihat badan Nina yang penuh luka dan darah. Renji memeriksa denyut nadi Nina dan hidungnya lalu berkata. "Dia sudah meninggal." "Ahh." Jessica menutup mulutnya kemudian menangis.
~
Renji melihat wajah Nina yang penuh dengan luka. Tiba-tiba dua semut keluar dari lubang hidungnya. "Para semut itu pasti masuk ke dalam tubuhnya." Renji berkata dengan ekspresi jelek, kemudian menginjak dua semut.
~
"Hiks, hiks. Apakah aku akan bernasib sama dengannya." Jessica menangis saat mendengar kata Renji. Jessica takut semut masuk ke dalam tubuhnya. "Kita harus berpikir positif." Balas Renji kemudian melihat Nina yang sudah tidak bernyawa dan mulai menyemprot alat pembasmi serangga ke badannya.
~
Beberapa detik kemudian Renji melihat 1 semut yang keluar dari mulut Nina. "Masih ada lagi." Renji terkejut kemudian membunuh semut. Renji kemudian melirik Jessica sudah duduk di lantai dengan lemah. Renji menebak Jessica tidak kuat melihat kejadian mengerikan di depan matanya.
~
Renji yang saat ini memiliki ekspresi buruk mulai berjalan menuju kamar Nina. "Tunggu aku." Jessica dengan panik mengejar Renji. Renji masuk ke dalam kamar Nina, kemudian mulai mencari sesuatu di kasur.
~
Renji menemukan sobekan bungkus makanan di samping selimut. "Tidak salah lagi, ini bungkus coklat. Semut tertarik dengan coklat." Kata Renji dengan ekspresi buruk. "Uuhh. Mulai sekarang aku tidak akan makan yang manis-manis. Agar tidak mengundang semut." Jessica dengan gugup bergumam, saat mendengar kata Renji.
~
Renji yang memiliki ekspresi buruk berjalan keluar dari kamar. Jessica gugup dan mengikuti Renji. "Apa kamu serius ingin tidur berdua denganku, saat ini aku benar-benar dalam mood buruk." Kata Renji melihat Jessica. "Aku takut tidur sendirian, apalagi saat melihat kejadian barusan." Jessica kemudian berwajah pucat.
~
"Baiklah, kamu boleh tidur denganku. Tapi jangan melakukan hal-hal yang aneh." Renji kemudian masuk ke dalam kamarnya. Jessica yang mendengar kata Renji bergumam. "Seharusnya aku yang bilang begitu." Jessica masuk ke dalam kamar dan mengkunci pintu.
~
Jessica melihat Renji sedang menyemprot ruangan dengan alat pembasmi serangga. Jessica kemudian duduk di kasur dan berkata. "Aku tidak pernah berpikir bahwa dunia akan seperti ini." "Tidurlah, jangan memikirkan hal yang diluar akal sehat kita." Balas Renji melihat Jessica. Jessica menghela nafas kemudian berbaring di kasur.
~
Renji kemudian tidur di sebelah Jessica. "Kamu tahu aku masih virgin." Kata Jessica tiba-tiba berkata. Renji terkejut mendengar kata Jessica. "Aku tidur, jangan bicarakan hal yang aneh." Balas Renji. Dia tahu maksud Jessica. Jessica menghela nafas mendengar kata Renji.
~
Beberapa menit kemudian Jessica mendengar Renji mendengkur. "Dia cepat sekali tertidur, apa dia tidak teringat kejadian barusan." Jessica cemberut melihat Renji yang sudah tertidur. Jessica kemudian menutup matanya, dan beberapa menit kemudian tertidur.