Bab 7 Kembali
"Apa kalian ingin mengikutiku meninggalkan sekolah ini." Renji menatap Ratih dan ketiga perempuan. "Aku ikut denganmu." Katrine menjawab. "Aku juga." Balas Silvi. "Aku juga ikut." Jessica mengangguk. "Renji apa kita perlu mencari kakakku." Balas Ratih. "Dia mungkin masih berada di gerbang." Balas Renji.
~
"Ayo lari." Kata Renji melihat bahwa tidak ada zombie. "Emm." Keempat perempuan mengangguk dan berlari mengikuti Renji. "Renji di depan ada dua zombie." Ratih gugup melihat ada dua zombie di depannya. "Aku akan menghabisi mereka." Renji berlari lalu menebas dua kepala zombie. "Crash" "Buk." Dua kepala zombie jatuh di tanah.
~
"Apa kamu ahli pedang." Katrine kagum melihat Renji dengan mudah memotong kepala zombie. "Tidak, aku hanya sedikit menguasai pedang." Renji tersenyum.
~
Disebuah ruangan dua pemuda dan tiga perempuan terkejut melihat Renji dengan mudahnya membunuh zombie. "Apa kita akan mengikuti mereka, jika tidak salah itu guru Jessica." Kata seorang perempuan berkulit coklat. "Kemudian kita akan pergi kemana, di jalan sudah banyak ratusan zombie. Apa kamu tidak menonton video di internet." Seorang pemuda cemberut. "Lalu, apa kita akan disini selamanya." Salah satu perempuan berkulit kuning dan berambut pendek cemberut. "Baiklah, ayo ikuti mereka." Pemuda menghela nafas lalu membuka pintu.
~
"Renji tunggu." Renji melihat Ratih menarik bajunya. "Ada apa." Balas Renji berhenti berlari. "Lihat dibelakang." Balas Ratih. Renji melihat dua pemuda dan tiga perempuan berlari ke arah mereka.
~
"Huh, huh. Ratih tidak kusangka ini kamu." Kata seorang pemuda terengah-engah. Renji mengabaikan pemuda lalu melihat dua zombie berlari ke arah mereka. Renji berlari ke arah dua zombie lalu menebas kepalanya. "Crash." "Crash." Renji memotong kepala zombie dengan mudah.
~
"Ayo lari." Renji mencoba menahan untuk tidak muntah dan mulai berlari. Semua orang mengangguk dan mengikuti Renji.
~
Tidak lama kemudian Renji melihat Doni yang melambai kearahnya. "Si pengecut itu." Renji jengkel melihat Doni tetap berada di gerbang. "Ratih apa kamu tidak apa-apa." Doni melihat Ratih. "Kakak pengecut, kamu tidak bisa diandalkan. Aku lebih suka menjadi adik Renji dari pada adikmu." Ratih mendengus. "Maaf, aku terlalu takut untuk pergi." Doni tersenyum malu.
~
"Jip hanya bisa menampung empat orang apa yang akan kalian lakukan." Renji melihat para siswa. Semua siswa cemberut mendengar kata Renji. "Renji di depan kita ada truck, jika ada kuncinya aku bisa menyetir." Kata Doni menunjuk truck di sebrang jalan.
~
"Ahh, tapi truck itu milik orang lain. Jika kamu mengambilnya itu artinya kamu mencuri" Kata Jessica memotong perkataan Doni. Renji menatap Jessica kemudian berkata. "Baiklah Don, ayo kita pergi dengan Jip. Kita mengajak Katrine dan Silvi teman Ratih." "Baiklah kalau begitu." Doni mengangguk.
~
"Tunggu, lalu bagaimana dengan kita." Seorang pemuda gugup. "Itu urusanmu." Doni membalas dengan jengkel. Dia sudah berinisiatif membantu menyetir truck, dan membiarkan mereka naik. Tapi sarannya ditolak.
~
"Uuhh." Saat ini Jessica cemberut. Dia tahu bahwa perkataanya salah. Jessica menatap Renji dan berkata. "Aku hanya takut jika kita ketahuan mencuri truck, kita semua bisa dipenjara." "Bu, kita bisa menjelaskannya pada polisi. Yang terpenting kita bisa pergi dari sini." Kata seorang perempuan. "Benar bu, itu bisa dipikirkan nanti. Polisi saat ini pasti sedang fokus membunuh zombie." Balas pemuda. Jessica menghela nafas dan mengangguk.
~
"Baiklah, cepat periksa truck Don." Kata Renji. "Oke." Doni mengangguk lalu melihat bahwa kunci tetap menancap. Doni mulai menyelakan mesin dan truck tiba-tiba menyala. "Renji kendarai mobil jipku." Doni turun dan melempar kunci ke Renji.
~
"Ratih, Katrine, Silvi kalian masuk dimobil." Kata Renji. "Baik." Ketiga perempuan mengangguk. "Kalian semua ayo naik." Kata Doni melihat Jessica dan para siswa. Semua orang kemudian mulai naik di atas truck.
~
"Don, aku memimpin jalan." Kata Renji menyalakan mobil Jip lalu mulai menyetir. "Baik." Doni menyetir truck dan mengikuti di belakang mobil jip yang dikendarai Renji.
~
"Renji di depan ada beberapa zombie." Ratih yang duduk di kursi depan berteriak melihat ada beberapa zombie dijalan. "Kalian semua kenakan sabuk pengaman." Renji berteriak lalu menancap pedal gas. "Ahhh." Ketiga perempuan berteriak melihat Renji menabrak beberapa zombie. "Bruak." "bruak."
~
"Kaca mobil hampir pecah." Renji tersenyum kecut melihat retakan di kaca depan mobil. "Renji apa kamu bisa melihat dengan kaca yang retak." Tanya Ratih khawatir. "Tenang, penglihatanku sangat baik." Balas Renji. "Penglihatanku semakin bagus saat menambahkan poin di vitalitas." Gumam Renji.
~
Selama di perjalanan Renji terus menabrak beberapa zombie dengan mobil jip yang dia kendarai. Sementara Doni mengikuti Renji dengan truck yang dia kendarai. "Akhirnya kita sampai." Renji melihat rumahnya lalu menabrak 1 zombie yang berdiri di tengah jalan. "Renji kamu mungkin telah menabrak lebih dari 50 zombie di jalan." Ratih cemberut menatap Renji.
~
"Uek." "Uek." Katrine dan Silvi muntah di dalam mobil. "Haha, maaf dua gadis cantik, aku bukan sopir yang berpengalaman." Renji tertawa melihat Katrine dan Silvi muntah. "Huh." Ratih mendengus .
~
"Baiklah, ayo turun dari mobil." Renji mengambil katana lalu turun dari mobil. Ratih, Katrine dan Silvi juga turun dari mobil. "Kita akhirnya sampai." Doni turun dan menghela nafas. Renji melihat 6 orang yang turun dari truck dan berkata. "Kalian semua akan tinggal sementara dirumah Ratih."
~
"Ahh, kenapa dirumah." Doni terkejut. "Karena mereka hanya mengenal Ratih." Balas Renji. "Benar juga, mereka hanya mengenal adikku." Doni mengangguk. "Maaf kalau merepotkanmu." Kata Jessica kepada Doni. "Tidak masalah, sesama manusia harus saling membantu." Doni tersenyum.
~
"Baiklah kalau begitu, aku pulang dulu." Renji berkata lalu berjalan ke rumahnya. Semua orang melihat Renji berjalan ke rumahnya. "Apa mayat di depan rumahnya itu zombie." Tanya seorang perempuan berkulit coklat. "Benar, aku melihatnya memukul kedua zombie dengan tongkat bisbol. Jadi aku memutuskan untuk mengajak Renji menjemput adikku." Balas Doni. "Akhirnya hanya Renji yang menjemputku di ruang uks." Ratih mendengus.