Bab 6 Membeli Katana
"Woar." "Buk." "Buk." Zombie memukul pintu. "Fiuh, hampir saja." Renji menghela nafas dan melihat Ratih perempuan berkulit kuning dengan rambut panjang, bersama tiga perempuan. "Ratih siapa dia." Seorang wanita berusia 20 tahunan, berambut pendek memakai seragam coklat bertanya kepada Ratih. "Dia Renji, tetanggaku bu." Ratih tersenyum mengenalkan Renji.
~
"Halo nama saya Renji tetangga sekaligus teman Ratih." Renji tersenyum dan mengulurkan tangan. "Saya Jessica guru Ratih." Jessica menjabat tangan Renji. "Ratih tolong kenalkan aku kepada dua temanmu yang cantik ini." Renji melihat kedua gadis seumuran Ratih.
~
"Mereka Katrine dan Silvi teman sekelasku." Balas Ratih. "Halo, namaku Renji." Renji tersenyum. "Katrine." "Silvi." Renji dan kedua teman Ratih berkenalan. "Renji dimana kakakku." Tanya Ratih. "Aku berpisah dengannya. Padahal aku sudah memancing perhatian para zombie." Renji tersenyum kecut.
~
Ekspresi Ratih memburuk mendengar jawaban Renji. "Tenanglah, Doni pasti baik-baik saja. Saat aku menarik perhatian para zombie dilapangan. Aku lihat Doni masih bersembunyi di gerbang." Renji menepuk bahu Ratih. "Dia tetap pengecut dari dulu." Ratih menghela nafas.
~
"Benar, apa disini ada toilet. Aku ingin buang air kecil." Renji menyentuh hidungnya. Mendengar kata Renji keempat wajah perempuan memerah. "Toilet ada dibelakang." Balas Ratih. "Baiklah, jangan buka pintunya selagi aku pergi ke toilet." Balas Renji. "Kita bodoh jika membuka pintu." Ratih mengejek Renji. Renji tertawa lalu berjalan ke belakang, menuju toilet.
~
Setelah sampai di toilet Renji lalu melihat smartphone specialnya. Renji melihat dirinya memiliki banyak pesan. "Kill zombie exp +2, coin +20." "Kill zombie exp +1, coin +10." "Tidak buruk aku mendapatkan 30 exp dan 300 coin. Dengan begini aku pasti level up." Renji tersenyum lalu membuka aplikasi status.
~
Nama : Renji Mccoy
Usia : 23 tahun
Level : 3 next level (10/30) exp
Kekuatan : 5
Agility : 5
Vitalitas : 4
Stamina : 3/5
Reflek : 5
Poin : 4
~
Melihat statusnya Renji berkata. "Aku akan menambahkan 1 poin di kekuatan, 1 poin di agility, 1 poin di vitalitas dan 1 poin di stamina." "Ahh." Renji menjerit merasakan smartphonenya mengeluarkan listrik, setelah dirinya selesai menambahkan poin.
~
"Renji kenapa kamu berteriak." Ratih yang mendengar suara Renji berteriak terkejut. "Tidak apa-apa, aku lupa tidak membawa smartphoneku." Balas Renji berbohong. "Ku kira ada apa, kamu membuat kami takut Renji." Ratih menghela nafas.
~
"Apa aku harus tersengat listrik setiap kali menambahkan poin." Renji melihat smartphone dan menghela nafas. "Tapi setelah menambahkan poin dan tersengat listrik, aku merasa lebih kuat dan lebih cepat." Renji tersenyum merasakan perubahan di tubuhnya.
~
"Sekarang aku harus membeli senjata." Renji berkata dengan ekspresi serius, kemudian melihat aplikasi shop. Renji melihat berbagai senjata api dan bergumam. "Percuma aku membeli senjata api, aku tidak bisa menembak." Renji menggeleng dan melihat barang lain. Renji melihat sebuah katana seharga 10 coin dan melihat infonya.
~
"Katana sebuah pedang satu mata dari jepang yang mempunyai ketajaman 100%. Dapat memotong kayu dan bambu semudah mengiris kain. Harga 10 coin Buy/tidak." Renji melihat info katana dan bergumam. "Aku memiliki 395 coin, menghabiskan 10 coin bukan masalah. Terlebih lagi aku bisa menggunakan pedang." Renji kemudian menekan Buy.
~
Smartphone mengeluarkan cahaya putih, kemudian sebuah pedang yang terbungkus sarung muncul di depan Renji. Renji menghunus katana lalu tersenyum. "Saatnya membunuh zombie, karena semakin banyak aku membunuh zombie. Aku lebih cepat naik level. Tapi aku akan lari jika menghadapi lebih dari tiga zombie" Renji tertawa.
~
Renji menyarungkan katananya lalu berjalan keluar dari toilet. Ratih dan ketiga perempuan terkejut melihat Renji keluar dengan membawa sebuah pedang. "Dari mana kamu mendapatkan pedang." Tanya Ratih heran. "Oh, tadi aku menyembunyikan pedang di bajuku." Renji berbohong. Ratih dan ketiga perempuan tidak percaya dengan kata Renji.
~
Renji mengintip dari sela-sela jendela dan melihat 5 zombie sedang berdiri di depan pintu. "Mereka tidak mau menyingkir." Renji tersenyum kecut. "Apa kita harus bersembunyi disini, sampai menerima bantuan dari tentara dan polisi." Kata seorang gadis yang bernama Katrine.
~
Renji melihat seorang gadis berkulit putih dengan rambut berkuncir kuda dan bergumam pelan. "Dia cantik, jika nilai 1 sampai 10. Dia mendapatkan nilai 7" Renji melihat Ratih dan ketiga perempuan lalu berkata. "Kalian mundurlah, aku akan mengurus zombie." Renji menghirup napas kemudian membuka pintu. "Renji jangan buka pintu." Ratih berteriak. Namun sudah terlambat Renji membuka pintu.
~
"Woar." Kelima zombie melihat pintu terbuka dan berlari menuju Renji di depan pintu. "Zombie terima ini." Renji dengan badan gemetar menebas salah satu kepala zombie. "Crash." Kepala zombie terjatuh. "Satu mati." Renji tidak berhenti dan terus menebas zombie yang mendekat ke arahnya. "Crash." Dua mati Renji sekali lagi memenggal kepala zombie.
~
"Jangan mendekat." Teriak Renji menusuk dua kepala zombie sekaligus dengan katana. "Woar." Renji melihat zombie yang tersisa melompat ke arahnya. "Oh tidak." Renji secara reflek menghindar kesamping. Renji mencabut katana yang menancap di dua kepala zombie kemudian menghunus katana ke arah kepala zombie. "Crash." Kepala zombie terpotong.
~
Renji melihat kelimat mayat zombie kemudian tiba-tiba muntah. "Uek." "Uek." Aku masih tidak terbiasa melihat mayat zombie." Renji mengambil katana dan masuk ke dalam ruang uks. Renji melihat Ratih dan ketiga perempuan ketakutan melihat dirinya.
~
"Renji apa kamu membunuh kelima zombie." Tanya Ratih. "Benar." Renji mengangguk lalu secara tidak sadar menepuk sesuatu di sampingnya. "Plak." Renji melihat dirinya membunuh sesuatu dan tangannya berdarah. "Bahkan nyamuk sebesar jempol pria dewasa." Renji tersenyum kecut melihat nyamuk yang sudah mati ditangannya.
~
"Jika nyamuk sebesar itu, dan menghisap kita. Kita pasti cepat kehilangan darah." Jessica merinding melihat nyamuk yang sudah mati di tangan Renji. "Kita masih beruntung jika kehilangan darah, dari pada terkena demam berdarah." Renji cemberut.