Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Permintaan

1 jam telah berlalu saat ini Renji melihat berita dari internet. "Presiden mengatakan bahwa masyarakat harus tenang dan bersembunyi di rumah. Tentara dan polisi sudah turun untuk mengatasi masalah." Renji membaca berita di internet.

~

"Aku ragu tentara dan polisi bisa mengatasi masalah ini. Karena di film-film, zombie hampir memusnahkan setengah dari jumlah umat manusia di dunia." Renji menggeleng mengingat banyak film zombie yang dia tonton dan endingnya selalu menyedihkan.

~

"Tok, tok. Renji apa kamu ada di dalam." Renji mendengar suara seseorang berteriak dan mengutuk pintu. Renji lalu berjalan ke arah ruang tamu dan melihat Nina pembantu rumah tangganya berdiri di depan pintu. "Renji, dia Doni. Apa aku perlu membuka pintu." Tanya Nina.

~

"Tunggu, biar aku saja yang buka." Balas Renji memegang tongkat bisbol, lalu berjalan ke arah jendela. Renji mengintip dari jendela dan melihat seorang pria seusianya. Renji membuka pintu dan melihat Doni terengah-engah. "Masuklah dulu sebelum berbicara." Kata Renji melihat Doni hendak berbicara.

~

"Baiklah." Doni lalu masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi. "Ada apa." Kata Renji. "Aku minta tolong kepadamu Renji." Balas Doni menatap Renji. "Bicaralah, aku akan membantumu jika itu tidak membahayakan diriku." Balas Renji. Mendengar kata Renji Doni cemberut lalu berkata. "Aku ingin minta tolong padamu, untuk menemaniku menjemput adikku di sekolahnya. Dia baru saja mengirim pesan kepadaku. Bahwa dirinya terjebak di ruang uks. Semua teman di sekolahnya tiba-tiba menjadi gila dan saling menyerang."

~

"Kamu jelas tahu, saat ini berbahaya untuk pergi keluar." Renji menatap Doni dengan ekspresi serius. "Aku tahu, jika kamu bersedia ikut bersamaku untuk menjemput adikku. Aku akan memberimu uang." Balas Doni. "Kamu tahu, aku tidak terlalu tertarik dengan uang." Renji mencibir.

~

"Lalu apa yang kamu inginkan." Balas Doni. Renji menatap Doni lalu berbicara. "Aku akan pergi menemanimu. Tapi kamu berhutang padaku." "Terimakasih Renji." Doni senang. "Baiklah, ayo cepat pergi. Saat ini zombie jumlahnya masih tidak terlalu banyak." Balas Renji. "Baik." Doni berkata dengan ekspresi serius lalu berlari ke luar rumah.

~

"Bibi, jaga rumah saat aku pergi." Kata Renji melihat Nina. "Baik Renji, kamu berhati-hatilah." Balas Nina. Renji mengangguk. "Ayo Renji." Doni yang di dalam mobil berteriak. Renji berjalan ke arah mobil Jip yang dikendarai Doni. "Mobil ini hanya cukup untuk 4 orang." Kata Renji masuk ke dalam mobil. "Tidak masalah, kita berdua hanya menjemput adikku."

~

"Woar." Renji dan Doni melihat tiga zombie berjalan ke arah mereka. "Doni tabrak mereka." Teriak Renji. "Aku tahu." Balas Doni dengan gugup lalu menginjak pedal gas dan menabrak tiga zombie. "Buk." "Buk." "Apa mereka mati." Doni berkata dengan gugup. "Abaikan saja, kita harus cepat menemui adikmu." Balas Renji. "Baik." Doni mengangguk lalu menginjak pedal gas.

~

"Baru satu jam tapi sudah begitu banyak zombie." Renji melihat di jalanan banyak sekali zombie. "Bahkan lalat sebesar tangan kita." Doni ketakutan melihat puluhan lalat sebesar tangan yang terbang berkerumun di sebuah mayat. "Fokulsah menyetir." Balas Renji serius. Doni mengangguk lalu mulai fokus menyetir.

~

Renji tersenyum kecut saat melihat banyak orang yang berlari lalu digigit oleh zombie. "Aku tidak ingin mati seperti mereka." "Aku juga." Balas Doni dengan cemberut. "Berapa lama kita akan sampai di sekolah adikmu." Kata Renji. "Mungkin 10 menit lagi, karena aku mencoba menghindari mobil yang menghalangi jalan." Balas Doni. "Tetap fokus menyetir kalau begitu." Balas Renji.

~

Selama di perjalanan mobil Jip yang di kemudikan Doni sudah menabrak puluhan zombie. "Jika aku yang mengendarai mobil, lalu menabrak puluhan zombie sampai mati. Apa aku tetap mendapatkan exp." Gumam Renji melihat bekas darah dan satu bola mata yang menempel di jendela mobil Jip.

~

"Renji akhirnya kita sampai." Kata Doni menghentikan mobil di depan sebuah sekolah. "Lihatlah, apa mereka semua zombie." Doni dengan gugup menunjuk puluhan zombie yang berkumpul di tengah lapangan. "Mereka pasti zombie." Balas Renji dengan ekspresi serius melihat puluhan zombie dilapangan.

~

"Bagaimana cara kita menuju ruang uks." Kata Doni dengan cemberut. Dia dan Renji pasti akan ketahuan oleh zombie. Renji terdiam beberapa detik lalu berkata. "Aku akan mengalihkan perhatian para zombie, kemudian kamu pergi ke ruang uks." "Ahh, itu berbahaya Renji." Doni terkejut dengan saran Renji.

~

"Tenang saja, aku akan baik-baik saja." Renji turun dari mobil Jip, dan berjalan menuju gerbang sekolah. Renji membuka aplikasi keranjang, atau aplikasi shop di smartphone specialnya. "Aku akan membeli granat tangan." Renji melihat harga 1 buah granat tangan 1 coin, sedangkan dia memiliki 99 coin. Renji kemudian membeli 4 granat tangan.

Renji melihat cahaya putih keluar dari smartphonenya, kemudian 4 granat tangan muncul di depannya. Renji menaruh 4 granat tangan di sakunya. "Kemarilah." Renji memberi isyarat kepada Doni untuk mendekat ke arahnya. Doni mengangguk dengan gugup dan berjalan menuju Renji.

~

"Ingat apa yang aku katakan tadi." Renji menatap Doni. "Aku ingat." Doni menjawab dengan gugup. Renji membuka gerbang sekolah dan berteriak. "Zombie kemarilah." "Woar." Puluhan zombie melihat Renji dan berlari ke arahnya. "Renji sudah gila." Doni dengan cepat bersembunyi di balik tembok gerbang.

~

"Terima ini." Renji melemparkan sebuah granat ke arah zombie. "Boom." Granat meledak dan beberapa zombie terpental jauh. "Haha, rasakan itu." Renji tertawa kemudian berlari. Doni yang melihat Renji melempar sebuah granat terkejut. "Dimana dia mendapatkan granat, apakah dia mencuri dari markas tentara." Doni heran.

~

Renji saat ini yang berlari melihat zombie semakin dekat ke arahnya. "Aku harus meningkatkan kecepatan dan staminaku setelah level up." Renji mengigit bibirnya. Renji tiba-tiba berbalik kemudian melemparkan granat ke zombie. "Boom." "Makan itu." Renji tersenyum melihat beberapa zombie terpental.

~

Renji yang saat ini berlari, menoleh dibelakang dan melihat beberapa zombie yang mengikutinya. Renji mengecek di saku celananya dan melihat hanya ada dua granat tersisa. "Baiklah. Aku akan menggunakan semuanya." Renji berhenti lalu menarik tuas granat dan melemparkannya ke arah zombie. "Boom." Granat meledak dan beberapa zombie terpental.

~

"Terima ini juga." Sekali lagi Renji melempar granat ke zombie yang masih berdiri. "Boom." Granat meledak. "Rasakan itu." Renji melihat lima zombie yang masih berdiri kemudian berlari.

~

Renji yang berlari terkejut melihat ada tiga zombie, yang tiba-tiba muncul di depannya. "Oh, tidak." Renji melihat ke samping dan terkejut dengan tulisan ruang uks. Renji berlari ke ruang uks. "Hei, buka pintunya." Renji memukul pintu dengan keras.

~

"Ahh, Renji." Kata suara seorang perempuan dari dalam ruangan uks. "Apa kamu Ratih, aku kesini untuk menjemputmu. Cepat buka pintu." Renji panik melihat kawanan zombie semakin mendekat ke arahnya. "Baik." Balas suara perempuan kemudian pintu terbuka. Renji masuk ke dalam ruang uks dengan sangat cepat, dan mengkunci pintu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel