Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Zombie

"Baiklah tidak ada salahnya mencoba membeli." Renji menekan gambar daging sapi lalu menekan tulisan Buy. Renji melihat cahaya putih keluar dari smartphonenya, kemudian sebuah daging sapi muncul di depannya. "Ahhh." Renji berteriak. "Ada apa Renji." Nina melihat Renji.

~

"Tidak ada apa-apa bibi." Renji tersenyum. "Oh. Kukira ada kecoa lagi" Nina menghela nafas lalu melanjutkan memasak. Renji melihat daging sapi di depannya lalu menyentuhnya. "Ini daging sapi asli." Gumam Renji.

~

Renji terdiam cukup lama kemudian menyeringai "Dengan smartphone ini aku tidak akan pernah kelaparan lagi. Aku akan menamaimu smartphone special." Renji mengangkat smartphone dan tersenyum. "Kenapa dia tersenyum sendiri, apa dia sangat bahagia karena berhasil membunuh kecoa." Nina yang melihat Renji tersenyum seperti orang gila menggeleng.

~

"Boom." Renji mendengar suara ledakan. "Apa itu." Kata Nina gugup. "Terus lanjutkan memasak bibi. Aku akan melihatnya." Renji mengambil sapu lalu berjalan ke arah ruang tamu. Renji mengangkat kain jendela lalu mulai mengintip.

~

"Sialan." Renji terkejut melihat dua mobil yang bertabrakan di depan rumahnya. "Apakah aku harus menolong mereka." Renji mulai ragu. Namun tidak lama kemudian Renji melihat seorang wanita keluar dari dalam mobil.

~

"Dia terluka parah, namun masih bisa berjalan." Renji melihat wanita tersebut telah kehilangan salah satu lengannya, dan badannya penuh penuh dengan darah. Namun wanita tetap berjalan ke arah mobil lawan yang menabraknya. "Apa dia akan mengigit orang yang di dalam mobil tersebut." Renji mulai menebak.

~

Betul dugaan Renji wanita mengigit leher pria di dalam mobil. "Ahhh." Renji mendengar suara teriakan. "Glek." Renji menelan ludah dan tangannya yang memegang sapu gemetaran. "Kenapa dunia bisa berubah seperti ini, meski aku suka menonton film zombie. Aku tidak ingin dunia seperti ini." Renji mulai ketakutan.

~

"Oh, tidak." Renji melihat wanita menatap ke arahnya. Renji dengan cepat menutup jendela dengan kain. "Semoga dia tidak melihatku." Renji mulai gugup. Renji mulai mengintip di sela-sela jendela dan terkejut melihat wanita berjalan menuju rumahnya. "Apa yang harus kulakukan." Renji mulai panik.

~

Renji mulai berlari ke kamarnya dan mengambil sebuah tongkat bisbol yang terbuat dari besi. "tongkat ini setidaknya lebih baik dari sapu." Renji membuang sapu. Renji memakai jaket dan mengambil tongkat bisbol. "Aku tidak perlu takut, karena aku mempunyai smartphone special." Renji mulai menghibur dirinya sendiri.

~

Renji dengan gugup membuka pintu. "Woar." Wanita berteriak lalu berlari ke arah Renji. "Oh, sial." "Buk." Secara reflek Renji memukul tongkat bisbol ke arah wajah wanita. Renji melihat wanita terdiam lalu mulai berteriak. "Wahh." "Jangan mendekat." Renji memukul wajah wanita dengan keras. "Bukk." Wanita terjatuh.

~

Renji melihat wanita mencoba mengigit kakinya. "Jangan gigit kakiku." Secara spontan Renji memukuli kepala wanita dengan tongkat bisbol bertubi-tubi. "Buk." "Buk." "Buk." Tidak lama kemudian Renji melihat kepala wanita sudah hancur. "Uek." Renji mulai muntah lalu masuk ke dalam rumahnya dan mengkunci pintu.

~

"Uek." "Uek." Renji terus muntah di dalam rumahnya. "Renji kamu kenapa." Nina berjalan ke arah Renji dengan khawatir. "Apa kamu sakit." Nina khawatir, dan memegangi punggung Renji. "Aku tidak sakit, ini efek membunuh zombie." Renji berwajah pucat lalu masuk ke dalam kamarnya.

~

Nina bingung dengan kata Renji lalu mulai mengintip dari jendela. "Ahh." Nina terkejut melihat mayat wanita di depan rumah. "Kenapa ada mayat manusia." Nina ketakutan. Nina lalu melihat dua pria yang badannya berlumuran darah dan penuh luka berjalan menuju ke arah rumah. "Ahh." Nina berteriak dan secara spontan menutup jendela dengan kain.

~

"Renji apa mereka zombie." Nina berteriak ketakutan lalu berdiri di depan pintu kamar Renji. "Bukankah sudah kuberitahu sebelumnya. Bahwa virus zombie akan menyebar." Renji membalas Nina dengan lesu. "Aku ingin memulihkan kondisi mentalku terlebih dulu, Bibi jangan pernah membuka pintu." Kata Renji. "Baik." Nina mengangguk ketakutan.

~

Renji yang berwajah pucat melihat smartphone specialnya memiliki 1 pesan. Renji membuka pesan dan melihat dirinya mendapatkan 2 exp dan 20 coin. "Kurang 7exp lagi aku level up." Renji berkata dengan lesu.

~

Renji melihat smartphone pribadinya dan melihat banyak story di media social. "Barusan aku melihat seorang pria gila mengigit leher seorang wanita. Leher wanita itu langsung berdarah, gigi pria gila itu pasti tajam." "Bodoh, dia zombie bukan pria gila." Renji menggeleng melihat story.

~

Renji lalu melihat berita di internet. "Rupanya belum banyak berita tentang zombie, pemerintah juga masih belum menyadarinya karena ini baru beberapa menit setelah virus zombie tersebar." Gumam Renji secara pelan.

~

Renji terdiam beberapa detik lalu bergumam. "Mengapa aku dan Nina tidak berubah menjadi zombie, apa kita berdua orang yang beruntung. Kalau aku pasti beruntung, karena mendapatkan smartphone special."

~

Renji ingin menghubungi kedua orang tuanya, namun tersenyum kecut melihat nomor kedua orang tuanya tidak aktif. "Semoga mom dan dad baik-baik saja." Renji menghela nafas. Renji menarik nafas kemudian keluar dari kamarnya. Renji kemudian mengambil tongkat bisbol yang berlumuran darah dan bergumam. "Aku harus membunuh zombie."

~

Beberapa detik kemudian Renji mengingat kepala wanita yang hancur karena pukulannya lalu muntah kembali. "Uek." "Uek." "Renji apa kamu baik-baik saja." Nina khawatir dan mengosok punggung Renji. "Tenang bibi aku baik-baik saja." Renji menggeleng. "Jika ada sesuatu yang terjadi padamu, bibi yang akan dimarahi orang tuamu." Nina tersenyum kecut. "Tenang Bibi, aku bukan anak kecil, aku pria dewasa." Balas Renji tersenyum.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel