Bab 11 Evolusi
Nama : Renji Mccoy
Usia : 23 tahun
Level : 4 next level (10/40) exp
Kekuatan : 6
Agility : 6
Vitalitas : 5
Stamina : 2/6
Reflek : 5
Poin : 4
~
"Aku level up." Renji tersenyum melihat dirinya level up. "Aku akan menambahkan 1 di kekuatan, 1 vitalitas, 1 stamina dan 1 di reflek. Reflek sangat penting saat bertarung." "Ahhh." Renji tiba-tiba menjerit.
~
"Meski hanya sebentar. Tersengat sangat menyakitkan." Renji cemberut melihat smartphone special di tangannya. "Tidak masalah kesetrum, yang terpenting aku merasa jauh lebih kuat" Renji meloncat-loncat.
~
"Aku akan pulang terlebih dulu, setelah membunuh zombie aku merasa lapar." Renji memegangi perutnya, dan berjalan menuju rumahnya. Tidak lama kemudian Renji tiba di rumahnya dan duduk di ruang tamu.
~
Renji melihat smartphone special kemudian membuka aplikasi shop. Saat melihat berbagai makanan di aplikasi shop Renji bergumam. "1 Porsi Pizza seharga 10 coin, lebih mahal dari pada granat, dan 1kg daging sapi mentah yang seharga 1 coin. Sangat tidak masuk akal."
~
Renji melihat dia mempunyai 1080 coin dan berkata. "Hanya 10 coin, tidak masalah mencoba." Renji menekan Buy kemudian smartphone mengeluarkan cahaya putih. Beberapa detik kemudian sebuah kotak pizza muncul di depan Renji.
~
"Jika tidak enak aku akan rugi." Renji membuka kotak dan terkejut melihat pizza di dalamnya. "Baunya menggoda." Renji mengigit pizza. "Enak." Kata Renji kemudian mulai memakan pizza.
~
Beberapa menit kemudian Renji memegangi perutnya. "Tidak rugi aku membeli pizza seharga 10 coin. Pizza yang di jual di smartphone special, setara pizza kelas atas di dunia ini." Renji melihat kotak pizza dan berkata. "Aku akan membuang kotak ini, aku takut semut datang lagi."
~
Renji teringat kejadian tadi malam, kemudian membuang kotak pizza di tempat sampah di depan rumahnya. Renji melihat rumah Doni dan bergumam. "Aku akan melihat Ratih." Renji mengkunci rumahnya kemudian menuju rumah Doni.
~
Sebelum mengetuk pintu, Renji melihat pintu terbuka. Renji melihat Bastian membuka pintu. "Masuk kak." Kata Bastian. "Oke." Balas Renji kemudian masuk di dalam rumah.
~
"Apa Ratih sudah sembuh." Tanya Renji. "Lihat saja sendiri kak." Bastian tersenyum kecut. Renji merasa ada yang aneh kemudian berjalan ke arah kamar Ratih. "Ahh, Renji." Renji terkejut melihat Ratih manyapa dan berjalan ke arahnya.
~
"Ehh, bukannya kamu sakit Ratih." Renji terkejut melihat Ratih baik-baik saja. "Hehe, aku baik-baik saja, justru aku merasa lebih cepat." Ratih tertawa. "Maksudmu." Renji heran. "Lihatlah." Ratih tersenyum kemudian muncul di samping Renji. "Sangat cepat." Renji berkeringat melihat Ratih tiba-tiba disampingnya. "Haha, kamu berkeringat kak Renji." Ratih tertawa melihat Renji berkeringat.
~
Renji kemudian melihat Doni dan semua orang muncul. "Pasti kamu terkejut dengan perubahan Ratih." Doni tersenyum berjalan menuju Renji. "Siapa yang tidak terkejut jika Ratih secepat super hero flash." Balas Renji tersenyum. "Hehe, sekarang aku adalah manusia evolusi kak Renji." Ratih tertawa.
~
"Manusia Evolusi." Renji bingung. "Aku membaca di internet banyak orang yang tiba-tiba demam. 3 jam kemudian mereka terbangun dan memiliki kemampuan seperti super hero. Seperti bisa berlari sangat cepat, bisa mengangkat mobil dengan satu tangan. Semua orang yang terbangun dan tiba-tiba memiliki kemampuan superhero di juluki manusia Evolusi" Doni menjelaskan.
~
Renji terkejut mendengar kata Doni kemudian melihat Ratih. "Kamu sangat beruntung, karna kamu baik-baik saja aku akan pergi." Renji berjalan pergi. "Kak Renji kenapa tidak duduk dan mengobrol dengan kita." Kata Katrine. Renji melambaikan tangannya dan terus pergi.
~
Tidak lama kemudian Renji tiba di rumahnya kemudian memukul dinding. "Buk." "Kenapa gadis lemah seperti dia yang berevolusi. Bukan pria sepertiku." Renji mencengkram tangannya kemudian menghela nafas. "Aku memiliki smartphone special, jadi aku tidak boleh iri. Tapi kecepatan Ratih sangat luar biasa."
~
Renji mengingat Ratih yang dalam jarak 5 meter bisa muncul disampingnya tidak lebih dari 2 detik. "Berapa agility yang kubutuhkan untuk secepat Ratih." Renji menghela nafas kemudian duduk di sofa.
~
Renji mengambil smartphone pribadinya kemudian melihat beberapa pesan dari orang tuanya. Renji tersenyum kemudian membalas pesan. "Aku baik-baik saja. Mom dan Dad tidak perlu khawatir." Renji kemudian melihat berbagai berita di internet. "Seorang pria berevolusi mengangkat mobil dengan satu tangan dan melemparkannya ke arah zombie." Renji melihat berita dan tersenyum kecut. "Jika aku bertarung dengan manusia berevolusi. Aku pasti kalah dengan mudah."
~
Renji juga menemukan sebuah berita. "Jika tergigit zombie, 1 menit kemudian anda akan berubah menjadi zombie." "1 menit itu waktu yang singkat." Renji termenung kemudian mendengar suara ketukan pintu. "Tok, tok."
~
Renji mengambil katana dan berjalan menuju pintu. Renji melihat bahwa Jessica yang mengetuk pintu. "Ada apa." Kata Renji membuka pintu. "Bisakah kamu mengantarku pulang." Kata Jessica dengan malu. "Terlalu bahaya untuk bepergian jauh. Memangnya kenapa kamu ingin pulang." Renji heran.
~
"Apa aku harus mengatakan alasanku ingin pulang kepadamu." Jessica malu. "Harus, karna kamu minta bantuanku." Balas Renji. "Aku ingin mengganti celana dalam." Jessica tersipu malu. Renji terkejut kemudian berkata. "Mengapa tidak memakai pakaian pembantuku terlebih dahulu, besok aku akan mengantarmu pulang." "Ahh, apa kamu berjanji mengantarku pulang." Jessica bersemangat.
~
"Aku janji, tapi kamu harus mempersiapkan mental. Jika suatu hal buruk terjadi padamu." Kata Renji dengan serius. "Aku tahu, aku sudah siap." Jessica mengangguk. Renji mengabaikan Jessica kemudian menyuruhnya masuk ke dalam rumah.
~
"Apa tahu kamu pasti iri dengan Ratih." Kata Jessica melihat Renji. "Aku tidak iri." Balas Renji berbohong. "Jangan berbohong, buktinya kamu langsung pergi saat mendengar Ratih berevolusi." Balas Jessica. "Bisakah kau diam." Renji mulai kesal terhadap Jessica.
~
"Jangan mudah marah. Apa warna rambut abu-abumu alami." Tanya Jessica. Renji mengabaikan Jessica kemudian masuk ke dalam kamarnya." Jessica yang melihat dirinya di abaikan tersenyum kecut. "Dia pasti kesal karna gadis lemah yang diselamatkannya kemarin sudah berevolusi. Sedangkan dirinya tidak." Jessica menghela nafas.