Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12 Melawan Gorila

Beberapa jam telah berlalu, Renji saat ini sedang duduk di ruang tamu dan melihat langit mulai gelap. "Apa kamu suka menyendiri seperti ini." Tanya Jessica yang duduk di depan Renji. "Bisakah kau diam." Renji menatap Jessica. "Maaf." Jessica tersenyum kecut.

~

Melihat Jessica diam Renji mengambil katana dan berkata. "Berharaplah, saat besok kita pergi. Selain bertemu dengan zombie dan hewan mutasi. Kita tidak bertemu dengan penjahat yang berevolusi." Jessica terkejut mendengar kata Renji dan tertawa. "Hehe, jangan menakut-nakutiku Renji."

~

"Aku tidak menakut-nakutimu." Balas Renji kemudian memasuki kamarnya. Jessica kemudian mengikuti Renji ke dalam kamarnya. "Kenapa kamu mengikutiku." Renji bingung. "Emm, sama seperti kemarin. Bolehkah aku tidur denganmu." Jessica tersipu malu. "Ooh, kamu perempuan yang sangat berani. Apa kamu tidak takut aku perkosa." Renji berjalan ke arah Jessica kemudian mencium rambutnya yang basah.

~

Melihat Jessica tidak marah dengan perbuatannya Renji berkata. "Apa aku begitu menarik bagimu." "Kamu cukup menarik, bukankah aku sudah bilang. Tidak masalah jika kamu ingin melakukan denganku." Balas Jessica. "Huh, aku tidak mood melakukan itu." Renji mendengus kemudian berjalan ke kasur.

~

"Jangan bilang kamu homoseksual." Balas Jessica. "Wanita ini." Renji kesal dirinya di bilang homoseksual. "Tenang Renji, kamu harus bisa menahan godaan wanita jalang ini." Renji bergumam di pikirannya.

~

Melihat Renji tidak membalas, Jessica berkata. "Ternyata benar, dia seorang homoseksual." Gumam Jessica dipikirannya. Jika Renji tahu apa yang dipikirkan Jessica. Mungkin Renji sudah kehilangan kesabaran dan mulai memerkosa Jessica.

~

Keesokan harinya Renji terbangun kemudian berjalan ke dapur, dan melihat Jessica sedang membuat sarapan. "Sebentar lagi sarapan akan selesai." Kata Jessica melihat Renji. "Baiklah." Balas Renji. Renji tahu sikap Jessica kepada dirinya berubah. Karna Renji menolak untuk melakukan dengannya, dan Jessica mengira dia homoseksual.

~

30 menit berlalu, saat ini Renji sedang menghidupkan sepeda motornya. "Apa kita memakai sepeda motor untuk pergi kerumahku." Tanya Jessica heran. "Benar, kamu tidak perlu takut. Aku ahli dalam mengendarai sepeda motor." Balas Renji. "Apakah aku akan mati dalam keadaan virgin." Gumam Jessica dipikirannya.

~

"Baiklah, ayo naik." Kata Renji yang sudah duduk di sepeda motornya. "Oke." Jessica naik dan memegang pakaian Renji. Renji kemudian pergi bersama Jessica mengendarai sepeda motor.

~

Sementara itu Katrine melihat dari jendela, saat Renji dan Jessica pergi mengendarai sepeda motor. "Mau pergi kemana kak Renji dan Bu Jessica." Katrine heran.

~

"Renji di depan banyak zombie." Jessica gugup melihat banyak zombie berkumpul di depannya. Aku tahu. Renji kemudian menarik gas dan menghindari kumpulan zombie. "Ahhh." Jessica ketakutan dan memeluk Renji dengan sangat erat.

~

30 menit kemudian Renji berhenti di sebuah rumah. "Cepat turun dan masuk ke rumahmu." Teriak Renji. "Baik." Jessica gugup kemudian mengambil kunci dan masuk ke dalam rumahnya. Renji mengambil katana yang tergantung di punggungnya kemudian melihat beberapa zombie berlari ke arahnya.

~

"Setidaknya hari ini aku harus level up." Renji berkata dengan serius kemudian menarik katana dan berlari ke arah beberapa zombie.

~

Jessica yang di dalam rumahnya, melihat aksi Renji membunuh zombie dengan pedang katana bergumam. "Jika dia menjadi manusia evolusi, mungkin zombie di kota ini. Akan habis dibunuh olehnya sendiri."

~

"Setelah level up kemarin, aku semakin mudah mengalahkan zombie." Kata Renji dengan mudah menebas zombie. Renji menghindari serangan zombie kemudian menebas kepalanya. "Crash." "Buk." Kepala zombie terpenggal. "Mereka hanyalah mayat hidup yang tidak mempunyai pikiran. Jika mereka mempunyai pikiran. Aku pasti akan kesulitan melawan mereka." Kata Renji.

~

"Zombie terus berdatangan, tidak ada habisnya." Renji berlari ke rumah Jessica melihat zombie yang terus berdatangan. Jessica membuka pintu melihat Renji berlari ke rumahnya. Renji terengah-engah masuk ke dalam rumah Jessica.

~

"Tidak kusangka zombie di tempat tinggalmu, jumlahnya lebih banyak dari pada di tempat tinggalku." Renji tersenyum kecut. "Itu pasti, rumahmu di area kompleks sedangkan rumahku dekat dengan jalan raya." Balas Jessica.

~

"Boom, boom." "Apa itu." Jessica terkejut mendengar suara mirip ledakan. Renji yang penasaran dengan suara ledakan melihat ke jendela. "Itu." Renji terkejut saat melihat sosok berbulu hitam melompat dari mobil ke mobil lainnya. "Jangan bilang itu gorila yang lepas." Jessica juga terkejut melihat Gorila melompat dari mobil ke mobil lainnya.

~

"Itu pasti Gorila yang bermutasi, tinggi Gorila itu setidaknya 3 meter atau lebih." Renji menjelaskan. "Itu pasti." Jessica mengangguk dengan gugup. Renji kemudian melihat Gorila mengambil sebuah sepeda motor dan melemparkannya ke arah zombie. "Dia sangat kuat." Renji berwajah pucat melihat sepedar motor melesat sejauh 10 meter dan menghantam beberapa zombie.

~

"Akan bahaya jika Gorila itu menemukan kita." Jessica gugup kemudian menutup jendela dengan kain. "Tenanglah, Gorila itu tidak akan menemukan kita. Apakah kamu tinggal sendirian." Tanya Renji. "Benar, aku tinggal sendirian. Aku mengontrak rumah ini." Balas Jessica.

~

"Oohh, aku akan memeriksa rumah ini. Apakah aman atau tidak." Renji kemudian mulai memeriksa setiap ruangan. "Sepertinya aman tidak ada zombie di sini." Kata Renji setelah memastikan rumah aman. "Lalu bagaimana dengan hewan mutasi lainnya." Balas Jessica dengan gugup.

~

"Aku masih kelelahan saat ini, setelah melawan beberapa zombie. Oohh, kamu mempunyai pisang." Kata Renji mengambil sebuah pisang dari atas lemari es. Renji kemudian mengupas pisang, dan memastikan pisang tersebut aman. tidak terdapat hewan di dalamnya.

~

"Boom, Boom." Sebelum memakan pisang, Renji mendengar suara mirip ledakan yang semakin mendekat ke arahnya. "Jangan bilang Gorila itu kemari karna pisang." Renji mulai berkeringat melihat pisang di tangannya. "Renji jangan menakut-nakutiku." Jessica ketakutan kemudian berlari ke arah Renji.

~

"Bruak." "Ahhh." Jessica berteriak melihat pintu rumahnya hancur. "Aku tidak beruntung." Renji menelan ludah melihat Gorila yang menghancurkan pintu rumah Jessica.

~

"Lari." Renji menarik Jessica kemudian berlari ke pintu belakang. "Kita akan lari kemana. Di luar banyak zombie" Jessica ketakutan. "Lebih baik melawan zombie dari pada melawan Gorila itu." Balas Renji dengan ekspresi buruk.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel