Bab 5 Perempuan Itu...
Bab 5 Perempuan Itu...
"Cinta…
Hadirmu menghiasi duniaku yang kelam…
Hadirmu membuatku jatuh di antara bunga-bunga Indah yang bermekaran….
Kadang mungkin menjadi tak mungkin .
Bahkan sebaliknya, yang tidak mungkin menjadi mungkin… ..
Bertemu pandang hanya sebentar, namun mampu membuat mabuk kepayang… .
Apakah hadirmu, bisa aku tolak dengan halus.?
Karna aku tak mampu lagi menerima kehadiranmu yang akan berujung menyakitkan…"
~~~~
"Ada apa kamu datang ke sini.?" Tanya pak rendy
"Mau jemput kamu lah yank, kan aku rindu…" ujar perempuan itu dengan wajah yang memelas,
"Saya gak bisa, lagian ngapain juga kamu masih manggil dengan sebutan sayang.? Apa kamu lupa kalau kita udah putus.? Kita udah ga ada hubungan apa-apa…!" tegas pak rendy,
Aku hanya diam mendengarkan sejoli itu beradu argumen.
"Tapi aku masih sayang sama kamu ren. " ujar perempuan itu dengan nada yang makin memelas…
Pak rendy tak menggubris sama sekali, kini dia malah menarik tanganku untuk pergi dari tempat itu.
Untung saja, suasan tak begitu rami, sudah sepi, hanya meninggalkan entah dua hingga 4 orang pedagang yang sangat pak rendy kenal, jadi tak begitu malu untuk melakukan adu argumen di tanah lapang itu.
Aku hanya diam, tak bisa berbuat apa-apa… sedangkan perempuan itu? Berusaha mengejar kami, dan masih berteriak kepada rendy…
Hingga satu kalimat yang tertangkap di telingaku. Perempuan itu bertanya kepada rendy.
"Siapa perempuan itu.? Apakah dia pengganti aku ren.? " tanyanya
"Bukan urusan mu," tegas pak rendy
Perempuan itu mulai melihatku dengan tatapan yang tak menyenangkan. Seperti harimau yang baru saja mendapatkan mangsanya. Dan bersiap untuk melahap hidup-hidup.
Menakutkan sekali perempuan itu.
Pak rendy kemudian menghidupkan mesin motornya, berlalu meninggalkan perempuan itu.Yang masih saja mematung dan memandangi kepergian kami.
Perjalanan pulang masih sama seperti sebelum berangkat tadi, malahan makin canggung yang aku rasa. Pak rendy benar-benar dingin sedingin es batu.
Aku tak mengambil pusing. Aku hanya diam dan menikmati perjalanan pulang. Aku sudah lelah hari ini… Sungguh.
Sesampainya di rumah, pak rendy langsung memasuki motornya dan aku langsung terbang menuju kamarku, untuk membersihkan diriku. Setelahnya aku langsung tidur. Tak menghiraukan suara getaran di handphone ku, aku biarkan saja…
~~~~
Pagi harinya, aku baru bangun tidur, langsung menuju ke kamar mandi, membersihkan diri. Setelahnya aku membantu bu anis membersihkan rumah. Tak enak rasanya, jika menempati rumah orang, kita tak membantunya membersihkan rumah.
Setidaknya tau diri…. Aku lihat bu anis sudah tak ada di rumah, pasti dia di warung. Kenapa dia tak membangunkan aku.?
Bairlah, setelah bersihkan rumah, aku sarapan, kembali ke kamar ku untuk rehat sejenak.
Aku melihat ke layar handphone ku, begitu banyak panggilan masuk dan chat yang belum ke baca sama sekali.
Aku bergegas melihat siapa gerangan.? Ternyata itu dari sahabat-sahabatku yang begitu mengkhawatirkanku… apa lagi jika bukan pertanyaan mengenai aku ada dimana dan apakah baik-baik saja…
Tentu saja,aku membalasnya. Tak aku biarkan sahabat-sahabat ku mencemaskan aku…
Tapi dari sekian banyak panggilan tak terjawab dan chat yang belum terbaca ada satu nomor baru yang masuk ke dalam daftr panggilan tak terjawab.
"Kamu ada di mana sayang.?. Kenapa kamu menghilang begitu saja.? Apa kau ingin bermain dengan ku.? Apa kau masih tak ingin memberitahuku dimana keberadaan kau saat ini.? Apa perlu kau aku cari, dengar sayang, aku akan menemukanmu, meski aku harus mencarimu ke ujung dunia sekaligus. "
Setelah membaca isi pesan itu. Aku mulai merasakan takut. Bagaimana jika memang laki-laki itu berhasil menemukan aku.? Aku takut……
Tak terasa air mataku sudah mulai menetes tanpa aku beri aba-aba. Setelah aku pergi meninggalkan laki-laki itu, kenapa dia masih ingin mencariku.? Sebenarnya apa maunya.? Apa semua penderitaan yang dia berikan kepadaku masih kurang cukup baginya.?
Aku benar-benar takut, jika dia memang berhasil menemukan aku… kepada siapa aku akan mengadu nantinya.? Tuhan tolong selamatkan aku dan bayiku.
Karna terlalu lelah menangis aku tertidur.
~~~~~~
"Dahlia, bangun kamu gak berangkat kerja.?. Sekarang udah mau sore., ayo bangun.. " ujar suara paruh baya di luar sana, suara siapa lagi kalau bukan suara bu anis.
Aku terkejut melihat jam.,dan langsung lari. Menuju kamar mandi, untunglah, bu anis membangunkan aku, jika tidak.? Apa yang akan terjadi ?
Aku bisa di marahin sama pak rendy, membayang kan wajah cuek itu saja aku jadi takut kepalang.
Aku benar-benar tak menghiraukan panggilan bu anis.
Aku hanya memberikan kode suara air dari kamar mandi, itu tandanya aku lagi mandi. Untunglah bu anis paham dengan kode itu.
Seperti hari biasanya, aku berangkat ke tempat kerja bersama pak rendy melalukan aktifitas jualan seperti biasa.
Setiap jam 18.30 wib. Pak rendy akan pulang untuk mandi. Saat pak rendy sudah pulang ,aku hanya tinggal sendiri, terkadang jika kevin tak sibuk kami bercerita, berbagi kisah agar saling kenal satu sama lain, yang akan menjadikan pertemanan kami semakin akrab.
"kamu siapa sih sebenernya.? " ujar perempuan itu.
Perempuan yang kemarin malam datang menghampiri pak rendy, yang memanggil pak rendy dengan sebutan sayang.
"Dia tunangan saya, apa alasannya kamu nanya seperti itu.?" Ujar pak rendy
Entah sejak kapan dia datang, kenapa dia seperti jelangkung..? Sering datang secara tiba-tiba tanpa memberikan aba-aba terlebih dahulu.
Tapi tunggu dul, dia bilang apa.? Aku tunanganny.? Sejak kapan.? Apakah ini alibi.? Apa aku hanya di jadikan sebagai kambing hitam dalam drama sinetron.? Hei, aku hanya orang luar yang tak mengerti permasalahannya, hingga aku tak paham perempuan di depan aku ini siapa..
"Hah.? Apa.? Dia tunanganmu.? Sejak kapan ren.? " tanya perempuan itu dengan nada kesal.
"Sejak kapanpun itu bukan urusan kamu, yang harus kamu tau, kamu hanya mantan, urusan kita udah gak ada lagi, kita juga ga ada hubungan apa-apa lagi, jadj jangan ganggu hidup saya lagii.. Ngerti.?" Kali ini pak Rendy benar-benar tegas dalam ucapannya.
"Tega ya kamu ren, " ujar perempuan itu,
"Dengar ya perempuan perebut pacar orang,urusan kita belum selesai ,bahkan akan di mulai dari sekarang. !" nada ancaman yang di keluarkan oleh perempuan itu kepadaku.
Setelah mengatakan itu perempuan itu pergi berlalu begitu saja.
Aku hanya terdiam, dan menunggu penjelasan dari kekacauan yang di buat oleh pak rendy .
Pak rendy hanya memandangku dengan tatapan yang tak bisa aku artikan..