Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Hari Pertama

Bab 4 Hari Pertama

Sekarang adalah waktunya untukku bekerja. Memberikannya yang terbaik di tempat kerjaku. Sekarang masih menunjukkan pukul 15.00 Wib. Itu artinya, pak rendy sebentar lagi akan pulang. Aku harus menunggu dia dan menyiapkannya bekal untuk aku makan di sana. Sekaligus untuk pak rendy, karna beliau pulang kerja, langsung membuka angkringan.

Artinya, dia tidak ada waktu untuk beristirahat sama sekali. Setelah semuanya selasai. Orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Laki-laki tampan dengan menggunakan motor matic yang bermerek beat keluaran terbaru. Tampak serasi dengan wajah tampannya.

Aku langsung menghampiri tanpa banyak kata, aku langsung menaiki motor tersebut. Tak lupa aku berpamitan dengan ibu anis sebelum berangkat… Pak Rendy.? Jangan di tanya, dia masih tetap diam membisu Tanpa ada suara-suara sedikitpun..

Perjalanan hening, tak ada yang memulai berbicara bahkan untuk bercerita. Kami sama-sama diam.

Sibuk dengan pikiran masing-masing. Hanya mendengar suara klakson sana sini. Suara riuh dan kencangnya suara angin di sore hari. Inilah ibu kota.

Tak lama menempuh perjalanan menuju alun-alun kota. Akhirnya, kami sampai di tempat tujuan. Tempat dimana aku akan memulai mencari rezeki untuk ku dan juga untuk si kecil di dalam sana.

"Dahlia, tolong bantu saya kembangkan tikar ini, untuk dijadikan lesehan bagi pelanggan nanti. " perintahnya.

"Baik pak. " ujar ku langsung menghampirinya.

Ku bentangkanlah tikar itu, setelah selesai aku membentangkan tikar tersebut, aku membantu pak rendy, menyiapkan segala macam yang akan di butuhkan untuk kami jual nanti.

Setelah semuanya beres.. Pak rendy aku persilahkan makan dulu., karna aku tau dia belum ada istirahat dari tadi.

Sambil makan pak rendy mengajarkan aku bagaimana cara melayani pelanggan dengan baik, hingga cara membuat sate sosis, minuman boba dan yang lainnya.

Tak butuh waktu lama bagiku untuk belajar,. Akhirnya aku bisa melakukan semaunya, ini cukup mudah dan sangat menyenangkan… bagiku aku sudah bisa melakukannya sendiri, tapi tidak menurut pak rendy.

"Woi, ren, sapa tuh.? Calon kamu yak.? " tanya salah satu laki-laki di angkringan sebelah.

"Kagaklah, pegawai saya ini, ngapa emng.?" Ujar pak rendy .

"Wah, seriusan ? Cantik juga tuh.? ." goda laki-laki itu lagi…

"Kenapa.? kamu suka.? Jangan ganggu karyawan saya loh ya!" tegas pak rendy.

"saya goda sih gak. Tapi paling saya deketin., siapa namanya neng.? " laki-laki itu mulai bertanya kepadaku .

" Dahlia bang" ujarku dengan jawaban yang sangat singkat.

"Namanya cantik, secantik orangnya." Goda laki-laki itu.

"Biasa ae kamu ngegoda anak orang." Jawab pak Rendy.

Aku hanya tersenyum.. Tak banyak bicara, mungkin itu adalah awal dari perkenalan singkat dengan orang sini. Semoga saja aku betah dan tidak bertemu dengan orang yang berniat jahat kepadaku.

~~~~~

Matahari mulai terbenam, menghilangkan wajah dan sinarnya. Hingga kini yang akan muncul adalah sinaran bulan yang di temani oleh Bintang yang Indah. Pasti malam yang sangat Indah.

"Dahlia, saya pulang dulu. Saya mau mandi, kamu di sini sendiri bisa kan…? Cuman sebentar saya tinggal kok." Ucap pak Rendy.

"Oh. Iya baik pak. "

"Woi, vin, saya minta tolong yak, liatin karyawan saya, saya mau pulang sebentar." Ujar pak rendy ke laki-laki tadi sore yang mengajak ku kenalan. Tapi, aku masih tak tau siapa namanya.

"Iya, aman terkendali ." ucapnya.

Pak rendy pun bergegas menggoyangkan kakinya yang cukup panjang untuk berjalan menuju ke. Parkiran motoran. Dia benar-benar sudah menghilang, bersamaan dengan suara langkahan kakinya.

Sepeninggallan pak rendy, aku mulai di sibukkan dengan banyak orang yang muali berdatangan untuk membeli makanan dan minuman yang aku jual. Ramenya minta ampun.

Mungkin laki-laki yang di sebelah melihatku kerepotan sendiriam.

Hingga aku tak sadar entah sejak kapan dia berada di sampingku, datang dan membantuku.

Berkat bantuannya aku merasa sedikit lega, berkat bantuannya aku tak begitu canggung bahkan gerogi untuk melayani pelangganku.

Sungguh awal yang merepotkan.

Setelah sepi aku mengucapkan terimakasih karena sudah membantuku.

"Bang, terimakasih ya, sudah membantu saya, " ucapku dengan nada lirih

"Iya, sama-sama neng, kalau lagi kerepotan, ya jangan sungkan minta pertolongan saya. " ujarnya dengan senyuman yang tak lupa mengambang di wajahnya yang manis.

"Iya bang." Ucapku .

"Neng, belum taukan siapa nama saya.?. Saya Kevin neng, sahabatnya Rendy. "

"Ooh, iya bang, senang berkenalan dengan abang." Jawab ku dengan senyuman yang terus aku berikan kepada Kevin.

Namanya Kevin, laki-laki yang manis, memiliki lesung pipit yang sedikit dalam di pipinya. Jika dia senyum, lensung pipitnya itu langsung muncul, manisnya.

Lamunanku di sadarkan oleh kedatangan pak rendy yang datangnya entah sejak kapan. Aku heran kenapa orang-orang disini, sering datang tanpa sepengetahuan ku.? Apa aku yang tak pernah bisa sadar.? At apanya yang salah.? Sudahlah…

"Wah, kok udah pada banyak yang menipis.? Padahal saya ninggalinnya cuman sejaln.? " tanya pak rendy penuh dengan selidik…

" Alhamdulillah pak, banyak yang beli. " ucapku.

"Kamu memang hebat. Bisa kamu sendiri.? " tanyanya lagi

"Gak pak, saya di bantu sama pak Kevin pak. " jelasku

"Oh, yaudah, woi vin thanks yak kamu tadi udah bantuin dia… " teriak pak rendy ke Kevin, karna sebelum pak rendy datang.. Kevin sudah kembali ke tempatnya

"Yo’i, sama-sama bro." teriak kevin dari tempatnya.

Malam semakin larut. Yang kami jual alhamdulillah habis ludes hingga tak tersisa sedikitpun. Kami segera membereskan semau peralatan.

Setelahnya kami akan kembali pulang.

Sebelum semuanya benar-benar beres, seorang perempuan cantik yang datang dari arah barat menghampiri kami. Tentunya menghampiri pak Rendy.

"Hai, sayang…" sapa perempuan itu dengan senyuman manis mengambang di wajahnya.

Perempuan yang tak jauh beda usianya dengan pak rendy, jika dikatakan mereka adalah pasangan serasi, satu cantik yang satunya lagi ganteng.

Apakah itu pacarnya pak Rendy.? Aku bertanya-tanya dalam hatiku. Apakah benar.? Tapi tunggu dulu.,kenapa aku jadi bertanya-tanya.? Gak mungkin aku menyukai pak Rendy,

Jangan sampai aku memiliki rasa ke atasanku sendiri,

"Sadarlah dahlia dia adalah atasanmu, tak sewajarnya kamu memiliki rasa kepada atasanmu sendiri. Ingat dahlia kamu baru saja mengenali pak rendy. Tak mungkin kamu bisa memiliki rasa itu kan.?" gumamku dalam hati.

Aku berusaha untuk memperingati diriku sendiri. Bahwa ini salah dan tak boleh terjadi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel