Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 6

BAB 6

Happy reading

***********

"Makasih ya mas udah di antarin pulang," ucap Rene.

"Iya sama-sama," ucap Farhan, memperhatikan area rumah berpagar tinggi itu.

"Ren ...,"

"Iya mas," ucap Rene.

"Besok malam kamu ada acara enggak," ucap Farhan.

Rene berpikir, masih teringat jelas Tatang tadi sore membuat janji terlebih dahulu, untuk mengajaknya malam mingguan.

"Ada mas, Rene udah janjian sama teman, mas telat sih ngajaknya," ucap Rene.

"Owh ya," ucap Farhan.

"Tapi Minggu Rene libur kok mas, dari pagi sampe sore Rene free," ucap Rene, ia hanya tidak ingin Farhan kecewa, karena menolak ajakkanya. Ia memang selalu tidak enakkan jika sudah seperti ini.

Jujur ia tidak bermaksud jalan dengan dua orang laki-laki secara bersamaan seperti ini. Ia bukan bermaksud menjadi playgirl. Toh, ia bukan wanita yang memiliki kekasih, jadi ia bebas jalan sama siapa saja. Ah, sudahlah ia akan jalani, siapa diantara dua laki-laki itu yang terbaik untuk dirinya.

"Besok mas jemput kamu," ucap Farhan.

"Mau kemana mas," tanya Rene.

"Kamana saja, asal berdua sama kamu," ucap Farhan.

"Owh, iya deh," ucap Rene.

"Yaudah sekarang kamu masuk, mas tunggu dari sini," ucap Farhan, mengelus puncak kepala Rene.

"Iya mas," Rene lalu melangkah menuju pagar, menjauhi Farhan. Tidak lupa ia kunci pintu pagar

Sementara Farhan melihat Rene dari kejauhan. Memastikan wanita itu sampai aman masuk ke dalam rumahnya. Farhan merasakan getaran dari balik saku celana. Ia merogoh ponsel itu, dan memandang layar persegi.

"Mario Calling,"

Farhan sebenarnya tidak terlalu suka berhubungan dengan wanita ini, karena Mario sahabat sang mantan. Farhan menggeser tombol hijau pada layar. Ia meletakkan ponsel itu di telinga kirinya.

"Ada apa sih Mar, kamu hubungi saya terus?" Ucap Farhan, ia masuk ke dalam mobil.

"Minggu aku enggak ada syuting, bagaimana kita ke Bogor" ucap Mario, dari balik speaker ponselnya.

"Besok saya pergi dengan kekasih saya," ucap Farhan, menstater mobilnya.

"Kekasih? Bukannya kamu baru putus dari Putri sahabat aku,"

"Iya kami memang sudah putus. Wajar dong kalau laki-laki singel mempunyai kekasih baru," Farhan meninggalkan area rumah berpagar itu.

"Owh ya, secepat itu kamu mendapat pengganti Putri?"

"Tidak butuh waktu lama, laki-laki seperti saya mendapatkan pengganti putri," ucap Farhan.

"Jadi wanita itu, alasan kamu putus dari putri,"

"Kalau iya kanapa?" Ucap Farhan lagi.

"Dasar brengsek, udah kamu tidurin putri Han, lalu kamu tinggalin dia begitu saja," ucap Mario.

"Toh, dari awal dia memang tidak suci. Sekarang masalahnya kenapa kamu menghibungi saya dan mengajak saya ke Bogor?,"

"Karena saya ingin hubungan kamu dan Putri kembali membaik Han. Agar kalian bisa berpikir jernih. Dia masih cinta kamu, dia masih belum move on terhadap kamu," ucap Mario lagi.

"Dan kamu, jangan ikut campur urusan saya. Urusan saya sama putri sudah selesai,"

"Tapi putri hamil brengsek,"

"Hamil itu bukan anak saya, saya selalu bermain save. Justru kamu bertanya sama Putri, siapa sebenarnya anak yang di kandung dia, oke," ucap Farhan tenang.

"Dasar bajingan," umpat Mario.

"Jika kamu kasihan kepada sahabat kamu itu. Cari tahu siapa ayah biologis anak yang di kandungnya. Jangan mencari saya untuk pertanggung jawaban atas apa yang ia lakukan. Selama ini saya dan Putri LDR, logika saja seperti itu," ucap Farhan.

"Dasar brengsek !" Mario lalu mematikan sambungan telfonnya.

********

Sesuai dengan janjinya, malam ini Tatang akan keluar bersama Rene. Tatang menghentikan mobilnya di halaman rumah bertingkat dua itu. Tatang membuka hendel pintu, ia melirik jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 18.46 menit. Tatang melangkah menuju pintu utama. Ia tadi sore sudah menghubungi Rene, akan menjemputnya sebelum jam tujuh.

Tatang menekan bell di dekat daun pintu, seketika pintu terbuka. Ia menatap laki-laki muda di hadapannya. Ia tahu bahwa laki-laki itu adalah Frans adiknya Rene, yang wanita itu ceritakan.

"Rene nya ada?" Tanya Tatang.

"Ada, kamu siapa?" Tanya Frans.

"Saya Tatang," ucap Tatang tenang.

Frans menatap penampilan laki-laki bernama Tatang. Laki-laki itu berperawakan tinggi besar. Wajahnya tampan dan begitu rapi.

"Perkenalkan saya Frans, adiknya Rene yang paling tampan di rumah ini," ucap Frans dengan PD nya, ia hanya ingin laki-laki tampan itu tahu, bahwa dirinya juga tergolong tampan.

"Senang berkenalan dengan kamu Frans. Rene nya ada?" Tanya Tatang lagi.

"Ada kok, masuk aja. Sebentar aku panggilin mbak Rene," ucap Frans, menyuruh Tatang masuk ke dalam.

Tatang memilih duduk di ruang tamu. Ia memperhatikan area rumah ini. Ia menatap foto keluarga yang menggantung di sana. Keluarga yang harmonis menurutnya. Ia melihat foto wisuda Rene memakai toga, yang menggantung di dinding. Tatang mengalihkan pandangannya ke arah punggung Frans yang menjauh darinya.

Frans membuka hendel pintu kamar Rene. Ia menatap Rene sadang mengambil tas di lemari, lalu menoleh menyadari kehadirannya.

"Ada apa Frans," ucap Rene, menatap sang adik.

"Ada cowok nyariin mbak, namanya Tatang," ucap Frans.

"Owh, udah datang ya," ucap Rene.

"Udah, tadi Frans suruh tunggu di ruang tamu dulu," ucap Frans, ia menatap Rene yang sudah rapi.

"Itu pacar mbak?" Tanya Frans penasaran.

"Menurut kamu?" Rene balik bertanya, ia melangkah menuju pintu kamar, mendekati Frans.

"Pacar mbak, secara ini malam minggu, pasti mau kencan kan," ucap Frans lagi.

"Kalau iya kenapa," ucap Rene lagi, ia tahu adiknya mulai kepo.

"Bilangin bunda loh, kalau mbak malam minggu keluyuran sama cowok," ucap Frans.

"Bilangin aja, lagian mbak pulang subuh juga bunda enggak masalah tu," ucap Rene, menutup pintu kamar.

"Waktu itu kan perginya sama mbak Berta, jelas aja bunda enggak marah. Lah sekarang sama mas Tatang,"

"Udah lah kamu jangan terlalu kepo urusan mbak. Lebih baik kamu kenalan sama Bintang, siapa tau kalian jodoh," ucap Rene.

"Bintangnya sombong mbak," ucap Frans mengikuti langkah Rene dari belakang.

Bintang adalah tetangga depan rumah yang baru pindahan dari Bandung. Ia tadi sempat melihat Frans melirik-lirik tetangganya itu.

"Cewek cantik kalau sombong itu wajar kali Frans," ucap Rene, ia melangkah menuju ruang tamu.

"Makanya kamu keren keren kalau mau kenalan sama dia. Lah ini pakek celana pendek kusem, belum mandi lagi. Mana mau Bintang kenalan sama cowok dekil kayak kamu,"

"Ih mbak,"

Rene memandang Frans, menatap sang adik, "Kamu jangan kemana-mana jaga rumah, karena seharian kamu udah keluyuran sama Genta," ucap Rene mencoba memperingatkan.

"Iya mbak, mbak tenang aja," ucap Frans.

Rene menatap Tatang yang sedang duduk di sofa. Laki-laki itu menyadari kehadirannya, dan lalu tersenyum kepadanya. Rene melihat penampilan Tatang, yang nampak rapi dan sangat tampan. Sepertinya emang niat mau malam mingguan. Ia sudah lama tidak malam mingguan seperti ini, terkahir tahun lalu bersama sang mantan.

"Sudah siap," ucap Tatang, mendekati Rene.

Wanita itu mengenakan dress berwarna merah dengan belahan dada rendah. Wanita ini terlihat begitu menggoda menurutnya. Untung saja blezer hitam itu menutupi bahunya.

"Iya udah mas," ucap Rene.

Tatang mengalihkan pandangannya ke arah Frans,

"Frans, kita pergi dulu ya,"

"Iya mas, jangan lupa pulangnya bawa martabak spesial," ucap Frans lagi.

"Iya," ucap Tatang sambil tersenyum, di ikuti Rene dari belakang.

"Kok rumah kamu sepi?" Tanya Tatang, membuka pintu mobil untuk Rene.

"Bunda pergi ke Lampung mas," ucap Rene, mendaratkan pantatnya di kursi.

"Owh, pantesan,"

"Tapi senin bunda udah pulang kok mas,"

"Syukurlah kalau gitu," ucap Tatang.

Tatang menatap wajah cantik Rene, "Kamu cantik sekali malam ini,"

"Makasih mas," ucap Rene kikuk.

*********

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel