Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

[5]

“Maksud Oma apa?!” tanya Niel tergagap. Ia tidak salah dengar kan?! Wanita yang paling bersikeras dengan perjodohannya, mendadak memberikan restu untuk terputusnya tali yang mengekangnya selama ini?!

Ini pasti lelucon! Ya, Niel yakin itu!

“Oma, jawab Niel! Maksud ini semua apa, Oma?!”

“Awas!” Zeusyu menarik lengan Niel ketika pemuda itu hendak melangkahkan kakinya maju. “Kaki kamu bisa kena kaca!” Ucap gadis itu yang entah kapan mengangkat tubuhnya dari kursi. Keterkejutan Niel tampaknya membuat dirinya tak menyadari pergerakan Zeusyu. Terlebih setelahnya Zeusyu merunduk, memunguti pecahan gelas yang dirinya jatuhkan tadi.

Zeusyu menahan ringisannya. Sayang luka di tangannya tak dapat dirinya sembunyikan. Niel yang sedari tadi memperhatikan tindakan Zeusyu menyentak gadis itu. “Lo goblok apa gimana?! Lo yang ingetin gue!” Sentaknya lalu menyeret Zeusyu memasuki dapur.

“P3K!” Teriak Niel menggegerkan seisi dapur yang juga tengah dihuni oleh asisten rumah tangga. Mereka sedang makan malam, sama persis seperti para majikan mereka. “Lo semua tuli apa gimana?! Gue butuh obat sama plester!” Niel kembali mengamuk tanpa sebab yang pasti. Pria itu membuat Zeusyu terdiam dengan tingkahnya.

“Niel!”

“Cepetaan!!” Niel tak menggubris panggilan Zeusyu. Otaknya sedang kacau sekarang. Hal ini jauh lebih buruk dibandingkan dirinya yang mencium Meyselin tiba-tiba.

“Niel! Lepasin tangan aku!”

Zeusyu menyentak tangannya, melepaskan secara paksa tautan jemari Niel pada lengannya. “Tolong jangan buat aku bingung!” Ucapnya lirih. Perilaku Niel yang seperti ini sungguh menyiksa batinnya. “Aku takut berharap lebih.” Timpalnya dengan menahan tangis yang coba dirinya tahan sedari tadi.

“Aku nggak apa-apa..”

Napas Niel memburu. Jelas-jelas matanya menangkap luka di jari-jari Zeusyu. Dirinya belum buta dan gadis itu malah semakin membuat dirinya kesal. “Nggak usah percaya diri. Lo luka karena bantuin gue beresin barang!” Niel lalu meninggalkan Zeusyu sendirian. Beruntung ada sayatan di telapak tangannya sehingga ia bisa menjadikan luka tersebut sebagai alasan untuk menangis.

“Mbak Zeu..”

“Saya nggak apa-apa, Mbak. Cuman agak perih aja.” Setelah menerima pengobatan, Zeusyu mengikuti langkah Niel. Pria itu kembali duduk di meja makan, namun dengan kursi yang berbeda. Zeusyu tak tahu mengapa Niel tidak langsung kembali ke kamarnya. Biasanya pria itu akan naik ke atas meninggalkan pertemuan yang membuat dirinya muak.

“Zeu, duduk lagi, Sayang.” Titah Sukma, lembut.

“Oma, Zeu kurang enak..”

“Oma gue bilang duduk Zeu!” Bentakan Niel tak hanya membuat Zeusyu mengepalkan tangannya, tapi juga Alex dan Sarah. Kedua orang tua angkat Zeusyu tersebut ingin segera menarik anaknya pulang. Andai saja Sukmana Tirto tidak bersikeras menahan mereka, mungkin saat ini mereka tak lagi menempati ruang makan yang menyesakkan dada ini.

“Sayang.. Duduk lagi ya.” Pinta Sarah sembari memegangi lengan putrinya. “Setelah ini Zeu bisa istirahat di rumah.” Sungguh malang nasib gadis yang dititipkan padanya. Di usia yang begitu belia Zeusyu telah ditinggalkan oleh orang tuanya. Karena keserakahan ibu kandungnya, Zeusyu lah yang menjadi korban. Lihatlah, sampai sejauh ini orang-orang tercintanya bahkan terus menyiksanya.

“Mama janji semuanya akan selesai.”

Zeusyu menurut. Ia sangat menyayangi mamanya— kemauan wanita itu adalah hal yang tidak mungkin Zeusyu tolak. Ia hanya harus mengulur air di matanya agar tak keluar. Selama ini dirinya mampu, begitu juga dengan sekarang. ‘Tahan Zeu.. Kamu bisa nangis nanti di kamar.’ Ratapan hati Zeusyu terdengar begitu memilukan ditelinga Sukma dan Sarah. Wanita yang selalu menjadi garda terdepan untuk melindungi Zeusyu tersebut sampai menatap gadis yang mencoba menguatkan dirinya sendiri itu.

“Jadi.. Setelah Niel siapa yang akan Oma jadiin tumbal buat nikahin Zeu?!” Niel sangat mengerti jalan pikiran Omanya. Setelah melepaskan dirinya, wanita itu tentu akan mencari sosok baru di keluarga mereka. Intuisinya mengatakan jika sang keponakan lah yang menjadi target keegoisan selanjutnya.

“Oma nggak numbalin siapa-siapa. Dia sendiri yang ngajuin nama ke Oma.. Kamu pikir Zeusyu sejelek itu sampai nggak ada yang mau nikahin?!”

Rahang Niel mengeras. Meski kerap menyakiti Zeusyu, ia tidak pernah mengatakan Zeusyu buruk rupa. Merendahkan Zeusyu dengan menggunakan fisiknya pun tidak pernah ada dalam benaknya.

“Siapa orang itu?!” Tuntut Niel. Sebagian hatinya mengatakan tidak rela, namun sebagian yang lain merasa bahagia. Sebentar lagi ia akan dapat membangun hubungan bersama Meyselin tanpa gangguan.

“Raden Mas Mangkuhartianto Djoko Raksa Diningrat. Pemuda itu sudah meminta pada Oma untuk membatalkan perjodohan kalian sejak lama. Cicit ku siap bertanggung jawab atas janji Oma pada Tante Sarah. Kamu tidak lupa kan, Niel?! Sejak kalian kecil, Raksa juga selalu menempel pada Zeusyu.”

Benar dugaan Niel— Hal yang tidak ia sangka hanya kesediaan Raksa yang tanpa paksaan. Keponakan yang memiliki usia serupa dengannya itu bahkan meminta secara langsung. Betapa lucunya dunia ini. Raksa ternyata masih bersikeras mendapatkan hati Zeusyu.

Niel kontan terkekeh. Ia tidak akan membiarkannya menjadi mudah di saat hidupnya telah dihancurkan. “Oma pikir Niel akan setuju perjodohan ini dibatalkan?!” Sengitnya.

“Kenapa tidak?! Kamu yang sering meminta kok. Harusnya kamu berpesta karena keputusan kami. Bukan begitu Mel?!”

“Amel siap support dana, Mah.” Melihat gelagat tak tenang putranya, Amel sungguh sangat bahagia. Bocah itu mendapatkan lawan yang sepadan. Hanya Omanya yang mampu mengendalikan Niel secara penuh.

‘Bangunin macan tidur kan kamu?! Syukurin! Bangkit dari kubur Oma mu!’ batin Anel langsung membuat Sukma menggigit bibirnya. Oma Niel itu ingin sekali memukul mulut menantu kesayangannya. Enak saja! Dipikir ia sudah mati sampai-sampai bangkit dari alam kematian.

‘Anak ini masih aja slebor mulutnya!’ Rutuk Sukma mengomentari bibir tanpa rem Amel. “Oma bisa pesenin gedung juga, Niel. Kamu tenang aja. Masalah Zeusyu nggak akan disangkut pautin sama kamu lagi. Dua hari lagi Raden Mas juga pulang ke sini. Neneknya dia nggak jadi meninggal.” Ujar Sukma enteng. Ia masih sensi dengan keluarga dari besan anaknya.

“Oma selalu egois!”

Sukma melempar sendok di tangannya ke depan meja Niel. Pergerakan wanita itu masih selalu tepat, tak pernah meleset. “Di sini yang egois kamu atau Oma?! Kamu tahu benar apa yang keluarga kita rencanakan, dan hanya karena cinta yang belum kamu ketahui kebenarannya, kamu mengorbankan Zeusyu yang selama ini selalu setia bersama kamu?!”

“Niel cinta Meyse Oma!” Bantah Niel berani.

“Benarkah?!” Wajah Sukma terlihat sangat mengesalkan sekarang. Kedua matanya melebar dengan alis-alis yang terangkat ke atas. “Bagaimana kalau Zeu Oma ungsikan ke tempat yang kamu nggak tahu?!”

“OMA!” Niel berdiri. Ia belum memakan apa pun dan kesabarannya selalu diuji. “Dengerin ini! Niel nggak akan lepasin Zeusyu sebelum Meyse mau nerima Niel lagi. Setelah dia buat keributan, dia harus tanggung jawab dulu Oma! Nggak ada pembatalan pernikahan! Zeu masih istri sah Niel!” Ucapnya menggebu.

Amel bersorak— menyoraki putranya dengan teriakan. “Kapan nikahnya?! Kata kamu masih piyik juga nggak sah nikahnya, Mas! Seger ya minum air liur sendiri?! Cap kuda apa Banteng Mas Niel?!” Ejeknya menjadi pihak paling bersemangat.

“Kalian semua gila!” Niel meninggalkan ruang makan. Anak itu menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan keluarganya sendiri.

“Anak itu keras kepala!” Komentar Hanggono yang sedari tadi hanya menyimak saja.

“Bu, lalu bagaimana?! Kami nggak bisa membiarkan putri kami terus disakiti?!” tanya Alex. Sudah waktunya ia ikut bersuara mengenai anaknya.

“Kamu lihat sendiri kan Alex?!” Tangan Sukma mengudara. “Anak itu nggak mau lepasin Zeusyu. Kita bisa apa?! Udah Zeu, anggep aja Niel nggak ada. Kamu bebas buat cari pacar baru. Sama itu bantuin dia balikan sama si Meyselin.. Kamu pasti bisa idup seneng abis itu.”

Dibalik tembok Niel mengumpat. Keluarganya memang sialan. Bagaimana bisa mereka merekomendasikan perselingkuhan secara terang-terangan begitu.

“Keluarga macem apa sih ini?! Mana ada mertua malah nyuruh mantunya buat selingkuh?! Nggak waras, Bangsat!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel