Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 . Tidur Panjang Dimulai

"Nona, mandi dan berganti pakaian terlebih dahulu. Banyak prosedur yang harus kita lakukan," pinta Sekretaris Han sopan.

Eleanor mengangguk dan bersama Bibi Luo, mereka pergi ke kamar mandi.

***

Di masa dan waktu yang berbeda, kembali ke Kerajaan Yanzhou.

BYURRR!

Air sungai yang begitu dingin disiram tepat ke wajah Zhu An Chi.

Hal itu membuat An Chi langsung tersadar dan berteriak kencang.

"Arghhh!"

"Teriaklah, tidak ada yang mendengar dirimu!" bisik Fang Yi tepat di sisi wajahnya. Zhu Fang Yi juga menarik rambutnya dengan begitu kuat, sampai kepala An Chi tertarik kuat ke belakang.

Berusaha mengumpulkan kesadarannya dan segera membuka mata. Hal pertama yang dilakukan An Chi adalah melihat di mana dirinya berada. Gubuk reyot dengan atap penuh lubang. Apakah dirinya akan dibunuh sekarang? batinnya.

PLAKKK!

Satu tamparan kembali melayang ke wajah An Chi, tetapi di pipi satu lagi. Ya, saat ini An Chi yakin kedua pipinya bengkak. Namun, siapa yang peduli di saat kematian sudah di depan mata.

Dengan kasar, Fang Yi melepaskan jambakannya. Hal itu membuat, tubuh An Chi terpental ke belakang. Tubuhnya terjerembab di atas tanah becek dan lumpur, menempel di seluruh tubuhnya.

Zhu Fang Yi berjalan ke arah salah satu pria dengan penutup wajah, yang ada di dalam gubuk. Tangan rampingnya menjulur ke depan, hendak meminta sesuatu. Pria itu mengangguk dan mengeluarkan sebilah belati kecil dan meletakkan di atas telapak tangan Zhu Fang Yi.

Kemudian, Fang Yi kembali ke tempat di mana An Chi tersungkur dan jongkok di hadapannya.

Seperti inilah, wujud asli dari para saudarinya. Mereka begitu handal berpura-pura. Di hadapan orang-orang, mereka terlihat begitu berbudi pekerti dan lemah lembut. Namun, pada kenyataannya mereka penuh kebencian dan mampu melakukan apapun. Apapun!

Belati itu begitu tajam, terlihat jelas baru diasah.

Ujung belati yang begitu dingin, diletakkan di pipi An Chi yang bengkak. Menekan sedikit dan darah mulai mengalir keluar.

"Wajah ini, aku amat membencinya! Walaupun kamu akan mati, tetapi aku akan lebih tenang jika kamu mati dengan wajah hancur. Jika kamu bangun dari kematian, maka akan menjadi hantu buruk rupa yang begitu mengerikan!" ujar Fang Yi pelan dan mulai menurunkan ujung belati yang begitu runcing. Belum terlalu dalam, ini masih permulaan.

"Apakah suamimu tahu kamu seperti ini? Maksudku dirimu yang penuh kepalsuan ini?" tanya An Chi lemah.

Ha ha ha!

"Bahkan saat nyawamu sudah di ujung tanduk, masih sempat menanyakan lelaki wanita lain! Begitu besarkah rasa cintamu padanya?" tanya Fang Yi jijik.

"Tidak! Dia tidak pantas untuk rasa cintaku. Sebab, kalian begitu mirip dan kalian pasangan yang sempurna!" balas An Chi. Akhirnya dirinya sadar, pria itu tidak pantas dicintai. Pria yang begitu lemah dan egois.

"Ucapanmu tidak penting! Hmmm, aku sedang berpikir, seperti apa potongan yang bagus untuk merusak wajahmu ini?" gumam Fang Yi, sambil berpikir keras.

An Chi menelan ludah dan seperti perkiraannya, walaupun akan dibunuh, tetapi ini akan amat lama dan menyakitkan.

BRAKKK!

Pintu gubuk terbuka lebar dengan keras dan membuat semua berbalik menatap ke arah pintu.

"Kita harus pergi! Banyak pasukan kerajaan yang menyisiri hutan!" seru pria berpenutup wajah yang baru saja masuk.

"Pasukan kerajaan?" tanya pimpinan mereka yang tadi menyerahkan belati kepada Fang Yi.

Fang Yi segera berdiri dan merapikan hanfunya. Dirinya yakin ini adalah perintah dari sang suami. Bagaimanapun, tadi mereka meninggalkan kuda mati milik An Chi di jalan setapak hutan.

"Segera bereskan masalah ini dan jangan sampai meninggalkan jejak!" pesan Zhu Fang Yi yang segera meninggalkan gubuk, setelah melemparkan belati tadi ke atas tanah

Pria-pria tadi langsung menyumpal mulutnya dengan kain dan mengangkat tubuhnya yang terikat tali, dengan begitu kasar.

Tubuh mungil An Chi diletakkan asal di atas punggung kuda, seperti meletakkan karung. Dalam kegelapan malam, pria-pria bertopeng itu berkuda dan masuk ke dalam hutan yang lebih dalam.

Saat mentari mulai mengintip, mereka tiba di tepi tebing yang curam.

Pria-pria itu menurunkan tubuh An Chi dari kuda dan melepaskan tali serta sumpalan mulut tadi. Ya, mereka akan membuat wanita ini mati karena bunuh diri. Bunuh diri karena merasa begitu malu, setelah mencoba merayu sang kakak ipar. Orang-orang tidak akan merasa iba terhadap perlakuan tabu seperti itu.

An Chi sama sekali tidak menangis atau merasa takut. Saat pria itu melepaskan sumpalan mulut, An Chi melihat ada tato kepala ular di balik pergelangan tangan itu. Mereka bekerja tanpa basa-basi dan dengan satu dorongan, tubuh An Chi di dorong dari atas tebing yang begitu tinggi.

***

Di masa dan waktu yang lain, tepatnya di kamar tidur Eleanor Zhu, di kastil.

Eleanor sudah berbaring di atas ranjang. Semua peralatan medis sudah terpasang pada tubuhnya. Sebab, saat dirinya tertidur, mereka tidak boleh melakukan apapun pada tubuhnya.

Tepat saat menit berganti hari, rasa kantuk mulai menghampirinya. Eleanor Zhu terlelap di hadapan Bibi Luo dan Sekretaris Han, serta para perawat. Mereka semua akan terus berjaga disekitar tubuh sang Nona. Menjaganya, seperti yang telah mereka lakukan selama dua puluh tahun.

***

Eleanor memiliki kesadaran dan matanya masih terpejam. Ingatannya mengatakan bahwa dirinya sudah tertidur dan saat ini, pasti berada di dalam tubuh Zhu An Chi.

"Apakah kamu tidur?" tanya Eleanor.

"Apa, Nona? Apa yang Nona katakan? Oh, tabib, aku harus memanggil tabib!"

Suara seorang wanita muda terdengar dan Eleanor mengenal pemilik suara itu. Ya, suara itu adalah milik salah satu pelayan kediaman Jenderal. Pelayan muda yang satu-satunya berkelakuan baik terhadap Zhu An Chi.

Eleanor malas melihat dan menjalani kehidupan malang wanita ini. Jadi, dirinya hanya memejamkan mata, lagipula tubuh ini juga sepertinya sedang tidur, batinnya.

Namun, mengapa seperti rasa sakit menguasai seluruh tubuh ini? Apakah Zhu An Chi kembali ditindas dan disiksa? batinnya miris.

"Kamu bodoh, membiarkan orang lain melakukan ini terhadapmu! Jika itu aku, maka aku akan–"

"Zhu An Chi, buka matamu! Apa yang kamu katakan?" suara seseorang membuat gerutuannya terhenti.

Membuka mata dan memalingkan wajah menatap ke asal suara tadi. Seorang pria tua dengan janggut panjang, menatapnya dengan cemas.

"Mengapa dia menatapmu seperti ini?" tanya Eleanor. Namun, saat mendengar ucapannya dengan jelas, membuat Eleanor membeku.

Lalu, hendak bangkit dari posisi tidurnya saat ini. Namun, hal itu membuatnya berteriak kesakitan.

"SIAL!" makinya keras.

Sang tabib dan pelayan mengerjapkan mata beberapa kali, saat mendengar seorang putri memaki.

"Jika itu aku, maka aku tidak akan melakukan hal tersebut! Kamu mengalami cedera serius, tulang retak dan lecet yang cukup banyak. Namun, kamu cukup beruntung, melompat dari tempat setinggi itu dan hanya mengalami luka seperti ini. Anak muda, hidup harus dihargai. Semua orang melakukan kesalahan, walaupun kesalahanmu cukup fatal. Namun, ayahmu adalah seorang Jenderal, jadi ini tidak akan menjadi masalah besar!" tegur sang tabib bijaksana dan mengambil tangannya, memeriksa nadi.

Melompat? Menghargai hidup? Kesalahan fatal? Apa yang terjadi.

Eleanor merasakan saat tangan An Chi disentuh sang tabib. Lalu, Eleanor mencoba menggerakkan jari jemarinya, ya itu bergerak. Tidak puas sampai sana, Eleanor mencoba menggerakkan kakinya. Itu bergerak walaupun amat menyakitkan.

Akhirnya, Eleanor sadar apa yang terjadi. Jiwanya kembali ke tubuh Zhu An Chi, tetapi tidak seperti biasanya yang hanya menjadi pengamat. Jiwanya menguasai tubuh ini. Jadi, di mana jiwa pemiliknya? Di mana?

"Zhu An Chi!"

"Zhu An Chi!"

"ZHU AN CHIIII!"

Teriak Eleanor dengan begitu kesal, mencoba memanggil pemilik tubuh ini.

Namun, apa yang dilakukannya, membuat sang tabib langsung memegang kepalanya.

Eleanor membuka mata dan menatap penuh tanya ke tabib itu.

"Awalnya, aku mengira luka ini tidak penting. Namun, sepertinya benturan ini membuatmu sedikit linglung," jelas sang tabib, sambil memeriksa luka memar di keningnya.

Linglung? Ya, menyebut gila akan cukup kasar, batin Eleanor.

Apakah Zhu An Chi meninggal? Jiwanya pergi dan meninggalkan tubuh ini untuknya? Namun, apa yang sebenarnya terjadi?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel