Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

"Posesif itu perhatian, perhatian itu sayang. Jadi, posesif itu sayang."

-Daniel

Mobil Daniel sampai tepat di depan rumah Shakira. Gadis di sampingnya itu langsung turun tanpa menunggu Daniel terlebih dahulu, itu membuat senyum jahat khas milik Daniel kini tercetak di bibirnya.

Lelaki itu segera keluar dari mobilnya. Saat hendak meneriakkan nama Shakira, seseorang terlebih dahulu memotongnya.

"Wah, anak kesayangan Mami udah pulang!" Soraya langsung menyambut kedatangan Shakira dengan mencium kedua pipi putrinya. Mata Soraya kemudian teralih pada Daniel yang masih berada di samping mobilnya, senyum lebar tercetak di bibir wanita paruh baya itu. "Eh, ada calon menantu!"

Shakira melotot kepada Ibunya yang langsung meninggalkannya dan mendatangi Daniel. Gadis itu berbalik, menatap sang Ibu yang kini sedang berada di hadapan lelaki itu.

"Calon menantu, sudah makan?" tanya Soraya yang dijawab gelengan oleh Daniel. Seketika Soraya bertepuk tangan girang. "Pas banget dong, Mami baru aja masak banyak. Kita makan siang sama-sama, ya?"

"Wah?" Daniel melirik Shakira yang sudah memasang wajah kesalnya, senyum jahil Daniel muncul. "Nggak usah deh, Tante. Nanti ngerepotin."

"Nggak ngerepotin, kok! Aduh, jangan panggil Tante, dong. Panggil Mami aja, kayak Shasha." Soraya menarik tangan Daniel masuk ke dalam rumahnya. "Pokoknya kamu harus makan siang di sini, sekalian kenalan sama Papanya Shasha, yuk!"

Mata Shakira semakin melotot, sampai hendak keluar hanya karena mendengar rentetan kalimat Ibunya. "Mami!"

Soraya menoleh, kemudian melambaikan tangannya. "Shasha udah besar, masuk sendiri, yah!"

Kemudian Soraya menarik Daniel masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Shakira dengan mulutnya yang ternganga menatap sikap sang Mama.

Soraya menarik Daniel sampai ke ruang makan yang sudah ada suaminya di sana. Tanpa basa-basi, ia langsung mendudukan Daniel di kursi kosong yang terletak di dekat kursi yang biasa Shakira duduki.

"Papi! Ini loh, Daniel ...," ucap Soraya pada suaminya yang tengah fokus membaca koran.

Lelaki paruh baya itu menurunkan koran yang menutupi wajahnya, kemudian menaikkan sebelah alis saat menatap Daniel.

"Anak Sulthan?" tanya lelaki itu, Ayah Shakira.

Daniel menggeleng. "Bukan, Om."

"Terus?"

"Nama Ayah saya, Sultan tanpa H, Om." Daniel menampilkan senyumnya.

Putra Bramantyo, Ayah Shakira membenarkan letak kacamatanya. "Sama aja."

"Beda, om. Kalau pake H, ntar beda orang, beda pelafalan juga. Sult han, dan Sultan. Beda kan, Om?" tegas Daniel tak mau kalah. Daniel memang seperti itu, tidak pernah mau kalah dan tidak suka jika ada yang mengubah nama Ayahnya.

"Udah, udah. Masalah nama nggak penting, kita makan aja, yuk?" tawar Soraya seraya bangkit dari tempat duduknya dan mengambil posisi di tengah Daniel dan Putra.

"Papi mau makan banyak, apa sedikit?" tanya Soraya pada suaminya.

"Nggak banyak, nggak sedikit," jawab Putra singkat.

"Mami!" Shakira datang seraya menghentakkan kakinya.

"Ya ampun, pantesan kayak ada yang kurang. Ternyata anak kesayangan Mami nggak ada." Soraya menepuk jidatnya.

Shakira mendengus sebal seraya menatap ke arah Daniel yang sedang menertawakannya. Lihat lelaki itu, karenanya Shakira merasa seperti anak tiri yang tidak dianggap, sampai Ibunya lupa bahwa Shakira tidak ada di samping mereka. Dan sekarang malah Daniel menatapnya seolah sedang mengejek.

"Shasha, duduk. Ngapain berdiri?" tegur Ayahnya. Meski kesal setengah mati pada Daniel, akhirnya Shakira menurut dan duduk di sebelah lelaki itu.

"Nah, Daniel. Kamu harus cobain ini, ini ayam pandan buatan Mami, enak loh. Dihabisin, ya!" ucap Soraya seraya menaruh lauk di atas piring Daniel.

Shakira kembali mendengus kesal. Apa-apaan sih, pemandangan di hadapannya ini? Ibunya bukannya memprioritaskan Shakira, malah sibuk mengurusi Daniel. Memangnya lelaki tengil di sebelahnya ini, siapa?!

Ah, iya. Dia yang punya Indonesia.

Shakira beranjak dari tempat duduknya, menarik perhatian dan memancing Ibunya untuk bertanya.

"Mau ke mana, Sha?" tanya Soraya.

"Toilet," jawab Shakira dengan malas. Tanpa menunggu jawaban atau apapun, gadis itu segera melengos pergi menuju toilet.

Daniel memerhatikan itu seraya terkekeh geli dalam hatinya. Lihat, betapa mudahnya hidup Daniel. Jika di mana-mana mengambil hati calon mertua adalah hal yang sulit, maka itu tidak berlaku untuk Daniel. Justru sebaliknya, hati sang anak yang cukup sulit ditaklukan.

Ponsel Daniel tiba-tiba bergetar, itu membuatnya berdiri dan pamit untuk mengangkate telepon yanh cukup penting itu. Daniel berjalan menjauh sekira tidak ada yang dapat mendengarkan pembicaraannya.

"Halo?" sahut Daniel.

" ... "

"Kangen gue ya, lo?" tanya Daniel dengan nada menggoda.

" ... "

"Kapan lo balik emang?"

" ... "

"Whoa, beneran? Bentar lagi lo balik?" tanya Daniel antusias.

" ... "

"Okay, see u next month! I love you, Ella!"

"I love you more, Daniel!"

Daniel mematikan sepihak teleponnya, kemudian beranjak kembali menuju meja makan.

Dari belakang tembok, Shakira menyembunyikan tubuh mungilnya. Ia sudah berdiri di sana, sejak awal Daniel menerima telepon. Tidak, Shakira tidak kepo, ia hanya kebetulan lewat dan mendengar Daniel sedang berbicara.

Dan kekesalannya timbul saat mendengar ucapan mesra meluncur dengan mulus dari bibir lelaki itu.

"Dasar, buaya." cibir Shakira.

To be continued

Mohon maaf karena cuman bisa update segini, untuk mengobati rindu kalian❤!

Cewek Daniel mana coba sini angkat tangan?! Ella itu siapa hayo?!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel