Ringkasan
Mata Shakira membulat sempurna dan hampir saja ia memuntahkan kembali bakso yang baru saja mengalir mulus dari tenggorokan menuju lambungnya. Gadis itu menoleh, melotot tajam ke arah seorang lelaki yang kini tengah berdiri di atas meja seraya memaparkan senyum kebanggaannya."Karena hari ini lo semua jadi saksi, yang ada di sini bebas makan sepuasnya, gue yang bayar!" teriak Daniel ke seluruh penjuru kantin, memancing keriuhan para siswa/i yang berbahagia karena hari ini mereka bisa makan sepuasnya tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.Daniel melompat dengan gagah dari atas meja yang tadi dipijaknya, lelaki itu berjalan mulus mendekati Shakira yang sudah berapi-api menatapnya, siap mencakar seluruh bagian tubuh Daniel.Daniel menatap Shakira dengan senyuman miring, inilah akibatnya jika seseorang berani bersaing dengan Daniel Manggala Wdyatmaja."Lo gila, ya?!" Shakira mendorong keras bahu Daniel, namun anehnya lelaki itu tidak bergerak sedikit pun. Seolah dorongan keras dari Shakira, hanya seperti helaian bulu yang menabrak sebuah besi."Jangan galak-galak," sahut Daniel seraya terkekeh geli, tak lupa tangannya menyentil dagu Shakira yang membuat gadis itu semakin berapi-api."Jangan pegang-pegang gue!" teriak Shakira seraya membersihkan bekas sentuhan Daniel di dagunya dengan tangan, "denger ya, Daniel, gue.nggak.mau.jadi.pacar.lo!" ucap Shakira penuh penekanan.Daniel kembali menyeringai, kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Shakira, membuat gadis itu dapat merasakan hembusan napas Daniel yang berbau perment mint."Dan lo harus tau, Shakira Anabella, gue nggak terima penolakan." Daniel berjalan menjauh, meninggalkan Shakira yang berdiri menatapnya dengan emosi yang meluap di ubun kepalanya."NAMA GUE SHAKIRA ARABELLA!"To be continuedVisual Daniel versi IndonesiaHallo hai welcome?, buat yang belum bisa move on dari Troublemaker Boy, ini aku buat series ketiganya?! Kira-kira, hubungan Daniel sama Farrel apa, ya?!
Bab 1
"Jangan pernah main-main denganku, karena tak main-main denganmu."
Daniel baru saja tiba di rumah megahnya setelah menyelesaikan sebuah 'pekerjaan' yang tidak bisa ditinggalkannya. Lelaki itu berjalan menjinjit, agar tidak menimbulkan suara, kemudian masuk lewat pintu depan yang tidak terkunci.
Jangan tanya mengapa pintu rumahnya tidak terkunci, Daniel sudah bekerja sama dengan Mbok Ijah, kepala pelayan di rumah Daniel untuk tidak mengunci pintu utama sebelum ia pulang.
Daniel melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, kemudian menghela napas. Pukul 00.11, bukankah sudah terlalu malam untuk orangtuanya masih tetap terjaga? Ini berarti, Daniel tidak perlu mendengarkan siraman rohani dari sang Ibu karena lagi-lagi pulang tengah malam.
"Masih ingat rumah, Sayang?" Daniel memejamkan matanya saat mendengar suara merdu Ibunya.
Lelaki itu menoleh, menatap Ibunya yang tengah berdiri di belakangnya seraya melipat kedua tangan di depan dada. Daniel menampilkan cengirannya, kemudian berjalan mendekati sang Mama dan mencium pipinya.
"Mama Cantik, belum tidur?" tanya Daniel dengan nada menggoda.
"Nggak usah coba alihin perhatian Mama ya, Daniel!" Mamanya melotot, kemudian menjewer telinga Daniel. "Susah banget ya kamu itu diatur, anak siapa 'sih?!"
"Anak Ratu Mesir sama Papah Sultan, lah! Ma lepasin dong, sakit!" lirih Daniel.
"Kamu ngejek Mama?!" Mamanya semakin mengeraskan cubitan di telinga Daniel.
Lelaki itu sebenarnya tidak merasakan sakit sama sekali, ia hanya berakting seolah-olah sedang kesakitan. Karena yang namanya Daniel Manggala Wdyatmaja, tidak pernah memiliki rasa sakit di dalam tubuhnya.
"Kan nama Mama Cleopatra, kan? Itu Ratu Mesir kan, Ma? Terus ngejeknya di mana?" tanya Daniel.
"Kamu tuh, Ya!" hardik Cleopatra pada Daniel. "Ngeles terus."
"Ya maaf, deh," ujar Daniel seraya terkekeh. "Kenapa belum tidur sih, Ma?"
"Mama tuh nungguin kamu!" Cleopatra memukul keras lengan Daniel, "untung aja Papa lagi di luar kota, kalo engga, ngga tau deh kamu diapain sama Papa kamu."
"Paling ATM sama Kartu Kredit disita, apalagi emang ancaman Papa yang paling sadis?" tutur Daniel seraya terkekeh kecil. Ayahnya tidak galak, hanya tegas, namun entah mengapa daridulu hukumannya untuk Daniel hanya sebatas menyita ATM dan Kartu Kredit, hanya itu.
Itulah sebabnya Daniel tidak pernah jera untuk berbuat nakal, lagi dan lagi.
"Kamu tuh, ya! Harusnya bersyukur, Papa cuman ngelakuin itu aja. Coba kalau yang lain? Kamu--"
"Eh, Ma, bentar deh!" potong Daniel cepat seraya mendekatkan matanya ke wajah sang Mama.
"Kenapa, sih?" tanya Cleopatra bingung.
"Ya ampun!" seru Daniel seraya menangkupkan tangannya, "kerutan di bawah mata Mama banyak banget! Tuh apalagi di jidat, di pipi juga ada!"
"Hah?!" ujar Cleopatra panik seraya memegangi wajah mulusnya. "Serius kamu, Daniel?!"
"Seribu rius, Ma! Wah, Mama udah mulai banyak kerutan nih. Pasti gara-gara keseringan ngomel, Mama mau emang nanti Papa berpaling?"
Mama menoleh, menatap Daniel dengan tajam. "Daniel, Mama harus suntik botox dan setrika wajah besok!"
"Nah, iya tuh, Ma! Pokoknya muka Mama itu nggak boleh ada kerutannya, sama sekalian minta suntik formalin aja biar awet, Ma!"
"Mama harus tidur sekarang, katanya kalau kurang tidur itu bisa menyebabkan kecantikan berkurang juga!" Mama Daniel kemudian segera beranjak menuju kamarnya yang ada di lantai 2, meninggalkan Daniel yang sedang menahan tawanya setengah mati.
Dan sebelum Mama sadar bahwa lagi-lagi putra sulungnya telah mengerjainya, Daniel segera beranjak lari menuju kamarnya yang terletak jauh dari kamar kedua orang tuanya.
Daniel merebahkan tubuhnya di atas kasur, lelaki itu menghela napasnya. Sekelebat bayangan tentang Shakira muncul, membuat bibirnya tertarik saat mengingat kembali ekspresi wajah Shakira di kantin tadi.
Khalayan Daniel buyar seketika, akibat ponsel yang ia simpan di saku jaket tiba-tiba bergetar hebat. Lelaki itu meraih benda pipih di dalam sakunya, kemudian menggeser icon hijau tanpa melirik siapa yang telah meneleponnya.
"Woy, ini duit lo bagemana urusannya, dah?!"
Daniel menepuk jidatnya, "Ya uruslah, Bego! Apa gunanya lo gue gajih jadi manager?!:
"Gayaan lu manager-manager, situ udah berasa artis?" sinis seseorang di seberang sana.
"Gue emang udah jadi artis sejak lahir," balas Daniel dengan nada songongnya.
"Ealah, nyesel gua nelpon lu. Kaga ada gunanya."
"Heh, curut, mau gue pecat?" ancam Daniel.
"Eh, jangan gitu dong elah. Kaga berperikemanusiaan banget si, lagian lu tiba-tiba dapet duit segini banyak darimana coba?"
"Menang taruhan."
"Astagfirullah! Jadi ini duit haram?! Lu kaga gajih gue pake duit ini kan ya?!"
"Banyak bacot, lama-lama gue pecat ya lo, Dit?"
"Ampun, sumpah! Yaudah-yaudah, gue cabut dulu, bye!" Dito kemudian mematikan sepihak teleponnya.
Daniel mendengus sebal. Dito, sahabat sekaligus 'manager' Daniel itu hanya menghubunginya karena masalah perihal uang. Padahal, Dito sudah sering mengurus uang Daniel.
Ah, iya. Daniel bukanlah artis, jika kalian bertanya mengapa Daniel memiliki manager, jawabannya karena Daniel adalah salah satu pembalap liar yang kebanyakan job. Lelaki itu terlalu malas untuk mengurus sendiri pekerjaannya, hingga memutuskan sepihak untuk mengangkat Dito sebagai managernya.
Awalnya Dito tidak mau, namun karena gajih yang Daniel berikan tidak main-main, ditambah bonus cewek sexy dan cantik setiap kali Daniel sedang balapan untuk menemani Dito, maka lelaki itu menurut saja.
Itulah sebabnya, Daniel tidak ambil pusing jika Ayahnya, Sultan Adipati Bramasta hanya menghukumnya dengan menyita ATM dan Kartu kredit. Toh, Daniel masih memiliki banyak uang yang dikelola oleh Dito.
Dan jika kalian bertanya, mengapa nama Daniel dan Ayahnya berbeda, itu karena permintaan dari kakek Daniel yang tidak terbantahkan. Ia ingin cucu pertamanya diberikan nama belakang seperti miliknya--Manggala Wdyatmaja, namun awalnya tidak semudah itu.
Sempat terjadi pertentangan keluarga perihal pemberian nama pada Daniel, hingga Daniel hanya dipanggil Baby X selama kurang lebih 6 bulan. Tidak ada nama yang bisa diberikan pada Daniel kecil, karena mereka saling bersitegang.
Sempat diputuskan, bahwa Daniel akan menggaet 2 marga keluarga sekaligus. Yaitu Daniel Manggala Adipati Bramasta Wdyatmaja, namun sekali lagi, mereka tidak setuju.
Dan akhirnya, nama Daniel Manggala Wdyatmaja lah yang terpilih, karena keegoisan Farrel--Kakek Daniel--yang tidak terbantahkan.
Hingga saat ini mereka mengenalnya sebagai Daniel Manggala Wdyatmaja. Si Player yang bersembunyi di wajah kalem dan tampan miliknya.
**
Daniel masih meringkuk di atas kasur kingsize-nya, meskipun waktu sudah menunjukan pukul 7 lewat yang artinya pelajaran di kelas sudah dimulai.
Bukannya bangun dan bersiap ke sekolah, Daniel malah semakin mempererat pelukan kepada gulingnya. Dan menarik tinggi-tinggi selimut hingga menutupi keseluruhan tubuhnya.
"Daniel! Jam segini belum bangun, mau jadi apa kamu?!" Suara Mama menggelegar ke seluruh ruangan bertema hitam putih itu.
"Daniel!" teriak Cleopatra sekali lagi, seraya menggoyang-goyangkan tubuh Daniel. Sayang, lelaki itu malah semakin tertidur.
"Jangan sampe, Mama siram pake air?" ancam Cleopatra yang tidak diindahkan oleh Daniel. Lelaki itu masih setia berkelana di alam mimpi.
Daniel sebenarnya sudah setengah sadar, namun ia terlalu malas untuk bangun. Ia juga sudah hapal tradisi ancam mengancam Ibunya, menyiram sampai mencubit, namun semua itu hanya ancaman, tidak pernah Ibunya lakukan.
"Daniel ...," panggil Mama dengan nada penuh peringatan.
Dengan malas, akhirnya Daniel beranjak dari kasurnya. Masih dengan setengah nyawa yang tertinggal di kasur, lelaki itu perlahan membuka mata.
"Mandi!" titah Sang Mama kemudian.
Daniel menurut, kemudian berjalan dengan malas dari kasurnya. Baru beberapa langkah, suara sang Mama kembali menghentikan langkahnya.
"Tadi pagi Ibu kantin nelepon Mama, kamu jajan apa aja sampe tagihan kantin 5 juta lebih?!"
Daniel menepuk jidat, kemudian segera kabur ke dalam kamar mandi. Menghindari amukan sang Mama.
**
Motor besar Daniel berhenti di depan pagar sebuah rumah bertipe minimalist, lelaki itu memandangi rumah di hadapannya dengan seksama kemudian melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Tidak lama, pagar di hadapan Daniel terbuka. Daniel menoleh, menatap seorang gadis yang baru saja keluar dari dalam rumah itu. Senyum khas Daniel terpampar, ia turun dari motor besarnya dan berjalan mendekati gadis itu.
"Telat, nih?" bisik Daniel tepat di telinga gadis itu, membuat gadis di hadapannya berteriak kaget.
"Lo?!"
"Selamat pagi pacar Daniel," ucap Daniel membuat Shakira bergidik ngeri.
"Pacar pala lo peyang!" Shakira menoyor kepala Daniel. "Ngapain lo di rumah gue? Lo tau rumah gue dari mana?!"
Daniel lagi-lagi menampilkan cengiran, "Daniel Manggala Wdyatmaja, apa yang gue nggak bisa?"
Shakira memutar bola matanya malas. Menanggapi Daniel tidak akan habisnya, hingga kiamat sekalipun. Gadis itu memilih berjalan menjauh, mencari taksi agar ia bisa cepat sampai di sekolah, saat ini ia benar-benar sudah terlambat.
"Mau ke mana?" Daniel mencekal tangan Shakira, membuat gadis itu menoleh dan menatapnya sebal.
"Ke sekolah, lah!" jawabnya seraya menghempas kasar cekalan Daniel.
"Gue udah baik mau jemput lo pagi-pagi gini, lo mau berangkat sendiri?"
"Pagi?" Shakira menatap Daniel tak habis pikir, "lo liat dong jam tangan lo yang mahal itu, ini tuh udah jam 7 lewat. Udah terlalu siang untuk pelajar kayak kita, ini udah TELAT!"
"Panik amat, telat berangkat sekolah aja udah kayak telat PMS," ucap Daniel remeh.
"Serah lo deh, ya. Percuma ngomong sama lo, ngabisin waktu!" Shakira mendengus, kemudian hendak kembali berjalan mencari taksi. Namun, lagi-lagi tangannya dicekal.
"Lo ke sekolah bareng gue, nggak ada bantahan," ujar Daniel yang tiba-tiba menatapnya tajam.
To be continued
Halo! Gimana part 1?! Boleh nggak komentarnya rame kayak di prolog??
Btw, kalau kalian mengharapkan Daniel itu seperti pangeran es yang cuek tidak tersentuh, harapan kalian pupus.
Karena tokohku kali ini bukan bersifat tembok yang dingin dan tidak banyak bicara wkwk, semoga suka!❤️