Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

4. One Night stand

Mikhaila Ameera Violetta POV

Malam ini aku merasa baru saja terbang ke awang-awang tatkala Mas Rio mulai mencumbu diriku dengan ciuman yang begitu memabukkan. Dari ciumannya aku bisa merasakan rasanya dicintai dengan begitu tulus oleh seorang laki-laki. Mas Rio memperlakukan diriku dengan begitu lembut malam ini. Bahkan aku baru pertama kalinya diperlakukan semanis ini oleh laki-laki. Saat ia mulai membelai wajahku dengan tangannya, aku bisa melihat sorot matanya yang diselimuti kabut gairah. Gairahnya bersambut, aku juga merasakan apa yang Mas Rio rasakan saat ini.

Persetan, aku tidak peduli apa kata orang jika mengetahui semua ini karena aku bukan seorang perawan yang belum pernah mencicipi surga dunia. Pertama kali aku melakukan itu adalah dengan mantan pacar SMA-ku sebagai hadiah pesta kelulusan kami berdua. Sayangnya setelah kami melakukan hubungan itu, yang ada bukan rasa kebahagiaan yang menyelimuti diriku namun rasa penyesalan yang begitu memuncah hingga aku memutuskan untuk ikut tinggal bersama Eyang-ku dari pihak Papa. Aku melarikan diri ke Jogja dengan alasan melanjutkan pendidikan serta menemani Eyang Kakung dan Eyang Putri. Bagaimanapun juga aku adalah cucu pertama yang paling istimewa diantara saudaraku yang lain. Padahal andai aku bisa jujur alasan sebenarnya adalah aku mau melarikan diri dari Devon. Iya, Devon, laki-laki yang merenggut keperawananku dan ia begitu ketagihan dengan kegiatan silaturahmi di atas ranjang berdua dengan diriku. Aku tidak mau menjadi objek fantasi sex baginya. Dan akhirnya aku baru bisa  benar-benar move on saat bertemu dengan laki-laki yang kini sedang menyapu setiap inci leher jenjangku dengan bibirnya.

Aku melenguh panjang dibuatnya bahkan kepalaku mendongak dan kedua mataku tertutup dengan rapat. Dalam keadaan mataku yang tertutup, aku bisa merasakan Mas Rio yang sedang menurunkan kursi yang aku duduki hingga aku saat ini dalam posisi rebahan dengan dirinya yang ada di atas tubuhku.

Saat ia menarik bibirnya dari atas bibirku, aku membuka kedua mataku. Pemandangan yang bisa aku temukan dalam keadaan mataku yang masih sulit untuk fokus ini adalah wajah tampannya yang memiliki rahang tegas dan jambang yang begitu menggoda imanku sebagi seorang wanita dewasa.

Aku angkat kedua tanganku dan aku tempatkan pada kedua belah pipinya.

"Since i meet you. I always believe if you are my destiny."

Akhirnya aku bisa mengungkapkan apa yang aku rasakan kepada Mas Rio. Bukannya mengatakan terimakasih karena aku telah mengutarakan rasa cintaku kepadanya entah untuk yang keberapa kalinya, yang ada kini Mas Rio justru melesatkan bibirnya kembali ke atas bibirku. Ia menciumiku dengan ciuman yang panas dan menuntut balas, berbeda dengan ciumannya yang tadi.

Ciumannya berhasil membuat intiku berdenyut-denyut dan celana dalamnya seakan baru saja kebakaran. Kini yang aku inginkan adalah Mas Rio secepatnya akan memadamkan rasa panas yang ada di dalam diriku dengan sentuhan tangannya, bibir, lidah hingga selang miliknya yang mungkin tidak hanya mengalirkan air namun juga benih. Aku akan dengan senang hati menerima benih miliknya di ladangku. Aku akan bahagia jika aku bisa menjadi ibu dari anak-anaknya.

"Ah...," Aku melenguh panjang tatkala aku merasakan lidah Mas Rio yang mulai berekspedisi menyusuri tubuh bagian depanku dan ia baru berhenti saat hampir saja mencapai puncak gunung kembarku. Gunung kembarku yang begitu besar, padat dan menjadi salah satu aset terbaik pada diri dan tubuhku ini benar-benar magnet yang tidak bisa diabaikan begitu saja oleh kaum Adam. Aku tersenyum bahagia ketika menyadari mas Rio ternyata cukup mudah aku dapatkan hanya dengan bersikap layaknya seorang jalang seperti ini.

"Can i start?"

Alamak....

Mimpi apa aku semalam? Sudah kepalang tanggung begini tapi Mas Rio masih memiliki pikiran untuk meminta ijin kepada diriku? Kiyowo sekali Mas Rio ini...

"Sayang?" Panggilnya kembali saat aku hanya diam saja.

Aku hanya bisa merespon dirinya dengan anggukan kepala. Setelah aku menganggukkan kepala, yang bisa aku rasakan adalah Mas Rio yang mulai menghadirkan surga dunia yang sudah cukup lama aku impikan hadir kembali di hidupku. Kali ini aku akan menyambutnya dengan suka cita karena aku akan melalui semua ini dengan dirinya. Laki-laki yang aku cintai dengan segenap hati dan jiwaku. Untuknya, aku akan menghadirkan surga dunia yang mungkin tak pernah Tante Retno berikan kepadanya.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel