Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8 Biadab!

Bab 8 Biadab!

Clara pov.

"Hari ini benar-benar dengan Zara, kenapa anak itu harus ada. Reyhan diembat, kedudukan aku di Dance Club bisa kalah." Gerutu Clara diangguki oleh kedua temannya yang duduk menompang dagu.

"Kau jangan tinggal diam Clara, kau bisa mengalahkannya." ujar Salah satu teman Clara.

"Zara cerdas dan pintar dia itu Ratu bar-bar disekolah ini. Cukup sulit untukku." Jujur Clara, Zara bukan bocah biasa bahkan baginya.

"Iya benar, semua murid takut padanya."

Mereka terus saja mengghibahkan Zara, waktu istirahat pun habis. Mereka masih saja ngobrol. Tiba-tiba Clara merasakan perutnya yang bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu. Mual-mual, Clara pun menutup mulutnya dan memegangi perut. Lalu ia menuju toilet.

"Huekkk-huekk"

"Astaga perutku, kenapa dari tadi aku mual-mual."

"Jangan – jangan aku hamil."ucap Clara

"Arrghhh mati aku." ucap Clara memegangi perutnya, ia khawatir jika dia hamil.

Kenapa? Karna sebulan yang lalu Clara melakukan itu dengan kevin bukan hanya sekali bahkan berkali-kali. Dan kevin itu adalah mantan Zara, yang ia rebut begitu saja. Lalu melakukan itu diHotel, mungkin saja Kevin khilaf sampai lupa untuk mengeluarkannya diluar. Ups!

. . . .

Kebiasaan Zara setelah makan, ia begitu mengantuk matanya sangat lengket. Ia melipatkan kedua tangannya dan menelungkup diatas meja. Rick dan Lisya sudah memperingati Zara sebentar lagi ada pelajaran Bu Damefta.

Suara pintu terbuka Guru pun masuk, Bu Damefta menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia meraih penggaris besar disamping papan tulis.

Pllaaakkkk.

Penggaris itu melayang dimejanya Zara, Rick mencoba mencubit lengan gadis itu. Zara belum bangun bahkan gadis itu tertidur pulas.

"Ra..aku dengar Baekhyun akan menikah dengan taeyeon." Bisik rick membuat Zara terbangun dari tidurnya.

"Haa, kau serius. Yang benar saja." Jawab Zara matanya terlihat belum terbuka sempurna.

Bu damefta benar-benar heran dengan Zara kelakuan membuat kepalanya pusing.

"Zara! Lihat saya!" Bentak Bu damefta.

Zara memutar bola matanya dengan jengah, muka malasnya menengok, bukannya takut malah terlihat songong.

"Ada apa buk?"tanya Zara

"Kenapa tidur dikelas? Tidak ada akhlak sekali dirimu." Sentak Bu mefta, namun Zara sama sekali tak menghiraukan.

"Ya ampun bu, saya tidur dari jam istirahat. Wajarlah baru bangun." Begitulah Zara dengan sepintarnya dia beralasan.

"Halah, pergi ke toilet basuh muka. Habis itu balik lagi oke! "ucap Bu Damefta, percuma jika berdebat dengan anak Bar-Bar ini.

"Iyalah huh." Zara beranjak pergi keluar kelas sembari mengucek-ngucek matanya yg lengket. Niatnya ke UKS tapi dirinya harus membasuh wajahnya.

Setelah sampai ditoilet Zara mendengar seseorang yang muntah-muntah. Zara menuju wastafel dan disana ada Clara, Zara terkejut apa yang terjadi dengan Clara.

Clara terkejut dengan kehadiran gadis itu, ia berusaha mungkin untuk menutupi rasa mualnya. Tetapi Clara tidak bisa menahan.

"Kau kenapa? "Tanya Zara

"Diam kau, baru datang banyak bacot!"

"Eh aku bertanya."

"Tidak ada urusannya denganmu!"

"Eitss, dasar kintil."

Zara menahan tangan Clara yang ingin keluar dari Toilet tubuh gadis itu tiba-tiba pingsan. Zara sedikit panik kenapa dengan Clara, ia menekan nomor Asep bahwa Clara pingsan. Tidak lama kemudian Asep datang matanya menuju ke arah Zara, wajah Zara berkeringat tidak seperti biasanya.

"Dia kenapa?"tanya Asep

"Tadi dia mual-mual lalu pingsan."

Lalu Asep membopong tubuh Clara mereka membawanya ke UKS. Dibalik sifat Zara yang terlihat masa bodoh ia juga memiliki hati yg lembut. Ia juga mencemaskan keadaan Clara. Setelah diperiksa ternyata benar Clara hamil usia kandungannya sudah masuk 7 minggu.

Hanya ada Zara disana, ia sedang mendengarkan penjelasan Bu dokter.

"Gila, ternyata gadis itu hamil." Gumam Zara dengan senyum tipis.

"Oke, saya keluar."ucap Zara

"Saya harap jangan disebar berita ini." Pesan Bu Dokter.

"Tidak berguna juga kalau saya sebar."ucap Zara lalu pergi begitu saja.

"Tunggu!!" Pangilan lirih dari gadis itu.

Zara membalikkan badannya menuju kearah suara lirih itu, Clara terlihat begitu lemas wajahnya yang sangat pucat.

"Anak siapa ini, hm?" tanya Zara

"Aku tidak tahu."

"Gila, tidak mungkin reyhan."

"Kalau aku bilang bukan lalu kau akan merebutnya dari aku hm?"

"Kalau iya, haha sudah pasti ia tak sudi lagi denganmu." Ujar Zara.

"Bangsat, kevin biadab."

"Kau jangan menyalahkan kevin, berkacalah kau dengannya yang bercinta." Jelas Zara.

"Dan sekarang dia pergi meninggalkan aku." Ujar Clara

"Apa? Dia pergi begitu saja setelah melakukan ini padamu. Biadab! Bunuh saja lelaki itu." Ucapan Zara memang ada benarnya, meski seganas itu.

Clara hanya diam dirinya bingung harus bagaimana, bahkan kevin juga tidak lagi bersamanya melainkan pergi keluar negri.

"Lalu bagaimana dengan kandunganmu, kalau kau ingin mempertahankan anak ini. Cari saja Kevin dimana lelaki itu berada."ucapan terakhir Zara setelah ia pergi meninggalkan Clara.

"Ah sudahlah, aku tidak peduli" ujar Zara detik kemudian pergi meninggalkan Clara.

Zara masa bodoh dengan semua itu, ia menuju ruang ganti disana ada Reyhan dan teman-temannya. Zara berada diambang pintu mengubar senyum manis dihadapan Reyhan. Cowok itu mendekat mengikis jarak mereka.

"Kenapa, ada apa hm? Tanya Reyhan.

Tiba-tiba tangan Zara mengisyaratkan ke arah bibir, menggigit bibir bawahnya. Reyhan peka lalu ia membawa gadis itu keruangan perpus. Sepi, tidak ada siapapun. Karna Reyhan habis mandi tubuhnya wangi Cogan indonesia yang mirip Jaehyun Tajir pula idaman banget gantengnya.

Reyhan menyandarkan tubuh Zara dilemari buku tangannya menahan tengkuk gadis itu dan kepalanya sedikit dimiringkan dan

Cup..

Mereka berpagutan lembut, Zara tidak puas dengan lumatan Reyhan yang begitu lihay. Berbeda dengan Bara, ciumannya bisa membuat Zara bergairah bisa memuaskan Zara.

"Mantap!" Batin Zara berkumandang

Zara mengalungkan tangannya keleher cowok itu, mereka terus berpagutan sampai entah berapa lama. Katanya gak bikin puas tapi kok betah. Zara melepas ciumannya, nafasnya terengah-engah Cipokan yang luar biasa.

Reyhan menatap ke arah bibir Zara yang begitu menggoda, ia bisa kecanduan oleh bibir itu.

Reyhan meraih tubuh Zara tangannya mendekap pinggul gadis itu, begitu menempel tidak ada penolakan. Zara hanya diam, dirinya terbawa permainan Reyhan. Lumatan itu menyerangnya lagi lebih kasar dari sebelumnya Zara membalas dan bisa mengimbangi ciuman kasar itu. Sampai tangan Reyhan menuju ke arah bukit milik Zara, tangannya bergerak meremas pelan.

Zara sadar lalu ia tepis tangan itu kemudian menggenggamnya. Tidak ingin digrepe-grepe itu akan menjerumuskan dirinya ke hal yang lain.

. . . .

"Bella" ucap Bara

"Iya kak, ada apa? " Jawab gadis itu dengan lembut dan sedikit menunduk.

"Nanti pulang bareng yuk" ucap Bara sembari menggaruk leher yang entah gatal atau hanya disengaja.

"Em boleh hehe." Jawab Bella sedikit gugup pipinya merah ia memang sudah lama mengagumi Bara. Wajar jika bella secepat itu merespon tawaran cowok ganteng tinggi kekar Cogan indonesia yang mirip Jungkook bikin cewek meronta-ronta.

"Kau disini sendiri, bukannya masih jam pelajaran?" tanya Bara

"Iya kak, aku mengerjakan tugas disini saja. " jawaban Bella membuat Bara ingin menemani gadis itu

"Aku temani ya?" tawar Bara.

"Terimakasih ya kak."

Mereka duduk berdua diruangan itu, karna buku banyak sekali yang menumpuk itu adalah tugasnya Bella. Bara siap membantu bahkan tangan mereka saling bersentuhan Bella malu sampai pipinya terus saja memerah. Candaan kecil dari Bara membuat gadis itu selalu tersenyum dan nyaman. Tidak ada salahnya jika mendekati Bella untuk menghilangkan perasaan terlarangnya ke Zara.

"Oh iya bel, aku ke toilet dulu ya."ucap Bara

"Em iya kak."

"Kalau aku tidak balik lagi, berarti aku ada urusan."

"Iya tidak papa."

Bara keluar dari ruangan pergi ketoilet sebelum sampai ditempat, Bara melihat dari pintu yang sedikit terbuka Zara sedang duduk bersama Reyhan diperpus. Tangannya mengepal kuat, benci jika Reyhan selalu mendekati Zara.

"Ehem" deheman Bara membuat mereka berdua mengarah ke pintu.

"Sedang apa kalian disini? Zara! Masuk ke kelas! "ucap Bara dengan nada sedikit tinggi.

"Oke baiklah, lalu kenapa kau juga keluar kelas? "ucap Zara sembari berjalan menuju pintu.

"Cepat masuk kelas, tidak ada gunanya kau dekat-dekat dengan Reyhan." Ucapan Bara membuat Zara kesal.

"Ada apa denganmu bara?"

"Sudah-sudah Zara kau masuk kelas ya, maaf aku telah mengajakmu kesini."ucap Reyhan dengan lembut, Reyhan memang begitu perlakuannya kepada Zara begitu meluluhkan.

"Oke bye."ucap Zara tangannya ia lipatkan didada rasa kesal kepada Bara akan dilanjutkan dirumah.

Zara sudah meninggalkan ruangan perpus disana ada Bara dan Reyhan. Tatapan Bara yang tajam mengarah ke cowok itu.

"Jangan harap kau bisa mendapatkan hati zara!" cetusnya dingin.

"Bro kami saling menyukai. Kenapa? Ada yg salah?" ujarnya santai.

"Putusin Clara! Tinggalkan dia, baru deketin Zara." Sentak Bara.

Reyhan sedikit bingung hatinya memang menyukai kedua gadis itu. Jika untuk memilih Reyhan belum bisa.

"Kenapa diam? Kau tak bisa kan. Dasar fakboy!!!"

"Aku pergi."ucap Reyhan meninggalkan Bara yang begitu kesal dengan dirinya. Tidak mau jika perdepatan ini sampai terdengar orang lain.

.

Zara berjalan sambil memainkan ponselnya tidak melihat ke arah depan melainkan ke layar ponselnya. Tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang kepala terbentur didada bidang milik guru. Yaps! Guru Tamvan Matematika, idola setiap murid disekolah ini.

"Aduhhh bisa tidak sih berjalan pakai mat... "ucap Zara terpotong setelah mendongakkan kepalanya dan menatap wajah tampan Pak Zay yang menunduk membalas tatapan Zara.

"Kau tidak apa-apa? Maaf saya buru-buru."ucap Pak Zay yang begitu berwibawa didepan muridnya.

"Em tidak ada apa-apa Pak, saya yang salah."ucap Zara begitu kalem, wajahnya disembari senyum yang sangat manis.

"Ya Tuhan, manusia jelmaan apa ini? Tampan sekali ugh!" Batin Zara.

"Ya sudah, lanjutkan jalanmu saya sudah terlambat."ucap Pak Zay melanjutkan langkahnya. Zara hanya mengangguk matanya tidak berkedip, jantungnya lemah, rahimnya anget.

"Kalau begini terus, aku bisa mati muda!" Gerutunya menatap langkah dari belakang Pak Zay punggungnya saja terlihat indah. Apalagi dada bidangnya dihiasi perut yang kotak-kotak.

. . . .

Bara diparkiran tidak sendiri melainkan dengan seseorang gadis, mata Zara pun terkejut tidak seperti biasanya Bara bersama cewek.

"Zara kau bisa pulang naik taxi? Aku akan mengantar bella hari ini."ucap Bara membuat Zara membulatkan matanya terkejut.

"Haaa? Bukannya kau tak membolehkan aku untuk pulang sendiri?" tanya Zara rautnya sudah benar-benar kesal.

"Untuk sekarang tidak papa, taxi nya akan datang sebentar lagi."

"Menyebalkan!" gumam Zara matanya melirik ke arah Bella yang menunduk disamping Bara.

"Tidak apakan?" tanya Bara

"Terserah!"ucap Zara begitu kesal dengan Bara rasanya ingin menjambak gadis itu. Gara-gara Bella dirinya merasa diduakan oleh sahabatnya.

Zara menunggu taxi online yang dipesan Bara, tapi tak kunjung datang. Karna terlalu lama dirinya menelfon Reyhan karna sudah pulang lebih awal darinya. Zara harus menunggu Reyhan menjemputnya ke sekolah.

Tiba-tiba ada seseorang yang aneh, memakai jaket, topi dan masker hitam. Awalnya Zara tidak peduli tapi kenapa begitu mencurigakan. Zara berlari namun lengannya ditahan oleh seseorang itu. Mulutnya dibekap hingga pingsan.

"Lepasin tolong lepass bangsat!!!"

Tiba-tiba mulut Zara dibekap dengan sarung tangan yang sudah dikasih bius. Akhirnya Zara pingsan tubuhnya ambruk, seseorang itu membawanya ke sebuah gudang, gudang sekolah yang tidak begitu jauh dari kelas.

Seseorang itu seperti sengaja membawa kedalam gudang itu, dia mengambil ponsel yang ada disaku seragam Zara. Memotret dan mengirimkan ke sahabat dekat Zara untuk meminta imbalan uang. Jika tidak diberikan sekarang makan Zara akan mati.

Pesan itu belom terbaca oleh Bara karna sedang menyetir. Akhirnya manusia biadab itu menelfon Bara.

Drt...

Drt...

"Iya ra, ada apa? "

"Aku bukan temanmu, sekarang kasih aku uang kalau kau mau teman mu selamat!!"

"Siapa kau, bangsat berani-beraninya menculik zara."

"Kasih aku uang 100 juta, kalau tidak. Aku bunuh temanmu Dan jangan bawa polisi."

"Oke, kau beritahu dimana kalian berada. Aku akan menyiapkan uangnya."

Bara menyetujui, bahkan dirinya tidak fokus menyetir hampir saja menabrak orang. Ia memutar balik ke sekolah, tangannya gemetar. Bara membuka pesan, terlihat Zara diikat bahkan kakinya juga dalam keadaan pingsan.

Bara meminta bantuan polisi, ia meminta polisi untuk memakai baju biasa saja. Agar tidak terlalu dicurigai oleh manusia biadab itu. Akhirnya mereka menuju sekolah, Bara tau Zara dibawa ke gudang atas.

. . . .

"Ternyata kau semakin cantik Ra."ucap Biadab itu tangannya membuka kancing seragam Zara. Karna Zara selalu memakai tanktop putih, agar tidak terlihat cap BH miliknya. Karna susunya begitu montok, membuat biadap itu semakin tergoda.

Ia melumat bibir Zara dengan lahap, lumatannya begitu kasar tangan terus saja meremas-remas bukit gadis itu. Sampai akhirnya Zara terbangun dan menggigit bibir Biadap itu hingga terluka.

"Aw."desis biadap itu terkejut menatap mata Zara

"Bajingan, tidak tahu diri kau....kevin!" bentak Zara tangannya sudah diikat oleh kevin. Sampai ia tak bisa memberontak.

"Aku masih mencintaimu Ra, wajar aku saja nafsu." Ujar Biadab itu semakin jadi.

"Aku bukan pemuas nafsumu anj*ng!!!!!!!"

"Diam, kalau kau diam aku tidak akan main kasar."

Zara memberontak tapi bagaimana bisa semuanya diikat ia hanya berfikir, habislah dia hari ini. Kevin terus melumat bibir itu bibir yang dulu membuatnya candu, Zara tidak membalas dirinya menangis payudara diremas-remas. Organ sensitivnya ter elus-elus, meski masih dibalik celana dalam. Zara menahan desahannya, jujur Zara tergoda ia tidak tahan dengan permainan kevin.

"Keluarkan desahanmu, jangan ditahan nanti jadi penyakit." Ucap Kevin ciumannya pindah ke leher, Zara menggila tubuhnya mengejang hebat. Orgasme pertamanya.

"Arghhhh stop kevin."desis Zara begitu ia memberontak kevin sengaja memilin payudara Zara.

"Jangan lakukan itu, aku mohon."ucap Zara memohon matanya masih mengucur deras.

"Aku sudah tidak tahan argh." Kevin melepaskan ikatan kaki Zara dan mengikatnya dimeja. Ia melebarkan paha gadis itu mengikap rok pendek terlihat paha putih mulus disana. Kevin membuka resltingnya dan dan...

Brakkkkk.......

"Bajingan anj*ng!!!!!!!"

Bughhhh..Bughh...

Bughhh pukulan tonjokan Bara mengenai muka biadap hingga perut mendapatkan bonus, babak belur. Biadap itu mengambil pisau dari jaketnya siap untuk menusuk punggung lelaki itu.

Brakkkk, Jederrrrrrrr suara pistol itu menembak kaki kevin, sampai kevin tergeletak di sana.

"Bajingan, kenapa aku kalah anjing!" Gerutu kevin kakinya yang berdarah.

Bara muncul melihat keadaan Zara yang sebagian bajunya terbuka memperlihatkan asetnya. Bara menutupi dengan jaketnya, sedikit tergoda dan Waw. Batinnya.

Bara melepaskan semuanya maksudnya melepaskan tali ikatan Zara. Zara begitu kusut air matanya mengucur deras, dirinya ketakutan. Setelah ikatan itu terlepas dirinya memeluk Bara, menangis didekapan Bara.

"Udah jangan nangis."ucap Bara mengelus punggung gadis itu.

"Aku, aku takut. Aku hampir diperkosa, aku kotor bara hikss." Zara benar-benar takut, kenapa kevin sejahat ini padanya.

"Tidak, sudah sudah kau tenang ya sekarang, maafkan aku membiarkanmu sendiri tadi."

"Hikss hiksss." Zara masih menangis, ia begitu benci dengan Kevin. Kalau saja Kevin tidak memotret Zara mungkin Bara tidak bisa menemukan sahabatnya.

Zara akan menjadi pemuas nafsunya Kevin, biadap memang. Tidak malu dengan apa yang ia perbuat dulu kepada Zara. Menduakan Zara dengan berbagai wanita. Bajingan!!!!!

.

Reyhan mencari keberadaan Zara sampai akhirnya ia melihat Zara dalam pelukan Bara, hatinya sedikit nyeri namun mencoba menahan. Ia mundur lebih baik mundur itulah yang ia katakan dan memekik hatinya "sadarlah sadarlah lo bukan org yang tepat" Batinnya memekik.

. . . .

Setelah itu Kevin dibawa ke kantor polisi, ia dipenjara atas penculikan dan pemerasan. Banyak kasus yang ia dapatkan, dirinya menyesal apa yang ia lakukan. Mengingat jika Clara mencarinya dan menghubunginya tadi bahwa Clara hamil anaknya. Cara yang salah.

Bara membawa Zara kembali Ke Apartement, terlihat pucat karna bi asih sedang keluar. Mereka hanya berdua, Zara ingin meminta sesuatu. Emm apa ya?

"Aku minta, kau berisihin semuanya bekas kevin."ucap Zara sembari menggigit bawah.

"Apa maksudmu ra?"tanya Bara.

"Cium aku, dan lakuin apa yang kevin lakuin ke aku, emmm maksudnya emm kamu bersihin semua badan ku dengan milikmu."

"Tapi ra, bahaya kalo aku tidak bisa menahannya." Bara khawatir jika ia menuruti apa yang Zara katakan. Apa dirinya bisa menahan semua itu?

"Emm itu urusan gampang, ada cara yg lainnya kan, pliss aku jijik sentuhan dan jamahan kevin. Bahkan dia udah ngambil orgasme pertama ku."

"Hemm, baiklah. Aku akan menurutimu."

Bara mengiyakan semuanya, Zara begitu risih dengan bekas ciuman dan sentuhan Kevin. Ia ingin membersihkan nya dengan Bara, Sahabat tercintanya. Sahabat mesumnya. Anjir otakku.

T B C

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel