Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 16 Ternyata hatiku untuknya

H A P P Y  R E A D I N G

"Zara jangan ra." ucap Bara

"Emh, besarnya " ucap Zara.

"Aaahhhhhhh." keduanya

Zara meremas-remas milik Bara yang tengah menegang, Bara menolak agar Zara tidak berbuat lebih dari meremas. Namun, Zara memaksa Bara untuk memenuhi nafsunya.

Alkohol gila! umpatan Bara tidak berguna saat ini, Zara terus saja meremas-remas miliknya. Bara mencoba untuk menahan, tapi apa daya ia kalah jika Zara yang bertidak. Rasanya begitu nikmat, ingin masuk ke surga dunia. Namun, Bara harus menahan.

Bara, jujur saja Bara tersiksa dengan apa yang dilakukan Zara.

"Zara sudahlah ah." kesah Bara

"Emhh, ugh."

"Fuck me ah." Desah Zara sembari meremas bukitnya dan menggigit bibir bawahnya.

"No!" pekik Bara.

Bara bangkit ia menindih Zara agar tidak melakukan yang lebih. Kemudian memimpin ciuman itu, lumatan demi lumatan Zara pun membalas. Tangan Bara menahan tangan Zara, desahan gadis itu sungguh menggoda Bara.

"Emh ugh."desah Zara

"Stop it! " ucap Bara,

Tiba-tiba Zara terpejam ia nampak lelah, Bara pun tersenyum.

"Dasar, lelah sendiri kan." gumam Bara.

"Awas saja kalau malam pertama dia ketiduran." gumamnya lagi sembari membayangkan malam pertamanya dengan Ratu bar-bar ini.

Bara pun membaringkan tubuhnya disamping gadis itu memberinya pelukan dalam satu selimut tanpa mengenakan apapun.

Berkat alkohol Bara dapet jatah:v

Pukul 20.00 WIB.

Zara bangun, perutnya terasa sangat lapar.

Ketika membuka selimut ia baru menyadari bahwa Bara dan dirinya tak memakai apapun.

"Aw, hupp." Zara merasakan mual, perutnya ingin mengeluarkan sesuatu.

"Huek." Zara bangkit. Ia memakai baju nya yang tipis. Kebesaran sampai atas lutut.

Ia berlari menuju kamar mandi, mengeluarkan muntahannnya. Zara mengeluarkan isi perutnya, begitulah jika habis mabuk.

"Aah sial." gerutu Zara.

Setelah selesai muntah, Zara merasakan perutnya sangat lapar. Ingin makan sesuatu tapi malas bergerak dengan terpaksa ia membangun kan Bara.

"Bara, bangun hei." Zara menggoyangkan tubuh lelaki itu.

"Emhh, apa em." tanya Bara sembari mulet

"Aku lapar, lapar sekali aku." ucap Zara sembari mengelus perutnya.

"Lalu? ya sudah memasak mie saja." ujar Bara.

"Kau yang membuatnya chagie." rayu Zara.

"Hadeh, loh dimana baju ku?" Zara baru menyadari bahwa ia sudah tak memakai baju atasan.

"Tidak usah sok polos, kau juga yang melepaskan bajuku." ujar Bara

"What, tidak mungkin." elak Zara.

"Kau yang memulai, lihatlah dadaku merah semua." ujar Bara "Lihat saja banyak tanda merah dipaha ku." Lanjutnya sembari membuka selimut yang menutupi anunya.

"Woy tutup, pamer sekali kau. Mana mungkin aku berbuat seperti itu." elak Zara.

"Haha, kau tadi sungguh ughh sexy." goda Bara.

"Anjir," kesal Zara sembari memukul sahabatnya dengan bantal.

"Kau benar-benar sexy ughhh, lagi yok. " ucap Bara.

"Bara gillllaaaa, pergi sana kau." ucap Zara kesal

Cup cup Bara mengecup pipi Zara, raut wajahnya semakin kesal.

"Cepet ah buatkan aku mie Bara aku laper. cepettttt!!!!" umpat Zara sembari mendorong tubuh Bara beranjak dari kasur

"Nanti dulu aku pakai celana, nanti kau nafsu lagi." ledek Bara

"Hilih, kau yang nafsuan dan agresif." balas Zara dengan menjulurkan lidahnya Wleee.

Bara bangkit dari ranjang ia memakai Boxer miliknya, Zara pun fokus pada ponselnya lalu menghidupkan Tv. Bara keluar ia memasak mie yang di beli tadi, tidak ada bi asih. Karna bi asih sedang dirumah 10 miliyarnya Zara.

"Bara lama ih." gerutunya

"Huft."

Beberapa menit kemudian Bara muncul membawa 2 mangkuk dan 2 susu hangat. Dirinya lapar sejak tadi belum makan. Dan mereka memakan mie bersama sembari menonton drakor.

. . .

Suzy menunggu anak gadisnya pulang, sejak tadi ia mondar mandir diruang tamu. Siwon sibuk dengan pekerjaan diruang kantor. Namun, Suzy tak berani menghubungi Zara lebih dulu. Anak itu terlalu songong dan sok sibuk.

"Zara kemana ya, duh kalau aku telfon takut dia marah." gumam Suzy.

"Kenapa ma? nunggu zara? " tanya Daniel muncul.

"Iya niel, adikmu kemana ya. Jam segini belum pulang?" ucap Suzy dengan raut cemas.

"Mungkin di apartement ma, coba mama telfon saja." ucap Daniel

"Mama takut dia marah niel, tahu sendiri adikmu tidak suka diganggu." ucap Suzy

"Tapi ma. Mama harus nelfon." ucap Daniel.

Drt...

Drt...

Ponsel Suzy bergetar tertera nama Zara dilayarnya. Ia pun mengangkat telfon anak bungsunya. Lega hati rasanya.

"Zara, kau dimana sayang. Em kenapa tidak pulang? " tanya Suzy.

"Maaf ma, Zara tadi langsung saja ke apartement karna lelah sekali. Lagian dekat juga dari sekolah." ucap Zara.

"Huh sayang, harus kabari mama atau papa ya. Jangan membuat keluarga dirumah cemas." ucap Suzy sembari menggigit bibir bawahnya. Ia takut jika Zara akan marah-marah kepadanya karna terlalu cerewet.

"Iya ma, Zara ketiduran dan ini baru bangun." ucap Zara, moodnya lagi bagus jadi tidak mudah marah.

"Syukurlah, kau jangan lupa makan malam ya. Mama mau beritahu papamu dulu. " ucap Suzy.

"Iya ma. Ohiya, kalau mama mau telfon Zara telfon aja. Zara tidak marah kok." ucap Zara membuat hati Suzy gembari menahan air mata bahagianya.

"Iya sayang, jangan tidur malam-malam ya besok sekolah." ucap Suzy.

"Good night."

"Good night too."

Sambungan terputus, Suzy tersenyum. Lalu menuju ke ruang kerja mantan suaminya.

"Gimana ma, zara di apartement kan" tanya Daniel.

"Iya sayang, kau istirahat gih. Besok katanya mau kerumah Oma." ucap Suzy sembari berjalan

"Iya ma, daniel keatas dulu ya."

"Mas." panggil Suzy.

"Iya masuk." ucap Siwon

Ceklekk, Suzy membuka pintu lalu ia masuk menghampiri mantan suaminya.

"Gimana zy, ada kabar dari Zara? " tanya Siwon.

"Iya mas, tadi dia menelfonku. Sekarang dia ada di apartementnya." ucap Suzy sembari memberikan Kopi untuk Siwon.

"Hemm pantas saja, ya sudah kau istirahat duluan." ucap Siwon

"Iya mas, mas belum selesai? " tanya Suzy

"Sebentar lagi," ucap Siwon

"Aku duluan ya." ucap Suzy.

Suzy keluar ruangan dan menuju kamarnya untuk istirahat.

. . . .

Keesokkan harinya.

Sinar matahari yang masuk dari sela-sela tirai mengganggu tidur nyenyak gadis manja. Kemudian Zara bangun, lalu melihat kesamping tidak ada sahabatnya karna sudah bangun lebih dulu. Zara pun menuju kamar mandi untuk membersihkan badan, sembari mengucek-ngucek matanya.

"Hem, malasnya aku pagi ini mandi." gumamnya sembari berjalan lesu.

Ia mengecek tanda kepemilikan yang dibuat Bara. Tapi, sudah memudar. "Huft, tidak begitu kelihatan sekali." gumam Zara.

"Kenapa aku bisa hilang kendali. Untung saja Bara tidak sebrandal itu. Dia menjagaku dan kehormatanku, parah aku membuatnya dia turn on." gumamnya lagi.

.

Beberapa menit kemudian mereka berangkat sekolah, Zara mengenakan earphone ditelinganya mendengarkan lagu Leo - Bol4 feat Baekhyun. Ugh Zara suka lagu itu.

"Ra, sudah sampai." ucap Bara

"Em, oh iya. Yok turun." ucap Zara

"Jangan marah dengan Bella ya." pesan Bara

"Hufh, kau merusak mood ku pagi ini." ucap Zara kesal, gadis itu paling tidak suka jika membahas Bella. Bella benar-benar munafik sekali.

"Hemm." Bara hanya menghela nafasnya pelan, perkataannya tidak mungkin akan didengar oleh Zara. Ia tahu pasti Zara akan semakin membenci Bella.

.

"Uh, main basket yok." ajak Zara kepada Zidan, Reza dan teman lainnya.

"Skuy ah." ujar Reza.

Mereka main basket, karna jam belajar belum dimulai kebiasaan mereka untuk main basket pagi-pagi. Meski teman Zara sebagian laki-laki lebih tepatnya mempunyai banyak teman cowok daripada cewek.

"Huuu, lempar sini wey." ucap Zara lalu Reza mengoper bola basketnya. .

Tiba-tiba ketua Osis dingin bin ganteng muncul. Gabriel memang jago bermain basket tapi ia bukan kapten seperti Reyhan. Ia hanya sekedar hobby, namun tetap saja keren mengalahkan Reyhan.

"Mau ikut main, yuk." tanya Zara kepada Gabriel.

"Boleh." jawab Gabriel seraya senyum tipis. Ia melihat Zara berkeringat semakin terlihat cantik dan sexy. Jujur saja ini membuat Gabriel tak lepas memandang gadis itu.

Mereka bermain basket, disana Zara dan Gabriel rebutan bola. Mereka sangat bersaing, tak mau kalah Zara bisa merebut bola itu lalu mendrible kemudian ia masuk ke net.

"Ahaha wlee." ledek Zara sembari menjulurkan lidahnya.

"Jangan mau kalah kau Gabriel."cibir Zidan

Trrriiing. Bel masuk semuanya bubar menuju kelas masing-masing.

"Yok masuk ra." ucap Reza

"Oke."

Tapi lengan Zara ditahan oleh Gabriel, di sana tatapannya menjadi aneh seperti ada sesuatu. Namun Zara menanggapinya dengan santai, apa yang akakn terjadi? Apa Gabriel akan membalas perasaannya. Ah itu tidak mungkin!

"Sudahlah, apa yang kau inginkan dariku?" tanya Zara dengan santuynya.

"Ikut aku." ucap Gabriel lalu pergi kesalah satu ruangan.

"Em kau akan membawa ku kemana tampan?" tanya Zara.

"Ikuti saja." jawab Gabriel .

Tibalah disalah satu ruangan, ia masuk begitu juga dengan Zara tak lupa pintu pun ditutup. Gadis itu tidak takut melainkan seperti menantang.

"Gabriel ugh, kau manis sih." goda Zara, karna sejak tadi ia ditatap oleh Gabriel.

"Kau pintar membuatku tak bisa melirik lelaki lain." ucapnya lagi.

Cup Gabriel mengecup bibir Zara lalu diberi lumatan lembut. Zara membulatkan matanya, ia terkejut cowok yg dari dulu ia taksir. Menciumnya untuk kedua kalinya, Zara membalas lumatan itu.

Mereka berpagutan lembut, tangan Gabriel menahan tengku leher Zara. Begitu juga dengan Zara tangannya ia kelungkan dileher Gabriel. Tubuh mereka sangat dekat sampai Buah dada Zara menempel didada bidangnya Gabriel. Ughh

"Emhhh."

Gabriel melepaskan ciumannya ia tau Zara hampir kehabisan nafas, kemudian Gabriel membisikkan sesuatu. Gabriel menyudutkan tubuh Zara ke dinding. Lalu ia melumat lagi bibir ranum Zara yang indah. Jantung berdebar tidak mau diam, ughh Gabriel.

.

Setelah Bel pulang berbunyi. Zara menuju parkiran disana ia melihat Bella bersama Bara. Raut Zara berubah menjadi kesal, bukan cemburu tapi sangat tidak suka sekali. Bella benar-benar gadis tidak tahu malu. Belum saja tahu sifat asli dari Bara yang tidak suka cewek munafik!.

"Ayo pulang." ucap Zara

"Bella akan mampir ke apartement?boleh tidak." tanya Bara.

Zara hanya diam lalu masuk ke dalam mobil duduk bagian depan. Zara tidak melirik sedikit pun ke arah Bella, ia jijik melihat ke sok polos sekali gadis itu.

"Ra.. " panggil bara lirih seraya merayu gadis itu untuk membuka suaranya.

"Mampir ke tempat makan yuk." ujar Bara.

"Serah" jawab Zara jelas dan sangat singkat.

"Ra, jangan jutek begitu." ujar Bara.

"Apa?aku sedang kesal."  ujar Zara.

Zara dengan ketus menanggapi ajakan Bara, sangat kesal gadis itu jika Bara dekat-dekat dengan Bella.

Bara mengalah ia menyetir menuju restaurant kesukaan Zara.

Beberapa menit kemudian mereka sampai disana. Zara langsung masuk disusul oleh Bara dan Bella. Tempat ini sudah sering Zara kunjungi sampai menjadi pelangggan lama. Pemilik restaurant pun mengenal dan tahu makanan dan minuman favorite Zara.

"Eh non Zara, sendiri kesini? " tanya manager yang menghampiri Zara.

"Bersama teman kok om." ucap Zara

"Kirain sendiri, ya sudah Om kesana dulu ya."

"Wah." Bell terpelongo melihat Restaurant mahal sangat bagus.

"Biasa saja dong, norak. Bara kau duduk disebelahku." ujar Bara Zara sengaja memisahkan mereka berdua.

"Zara ingin pesan apa? " tanya Bara.

"Seperti biasa." jawab Zara.

"Kau pesan apa Bel?"

"Samakan saja kak."

Otak jail Zara mulai tumbuh.

"Aku ke kamar mandi dulu ya." ucap Zara.

Zara menuju ke dapur, ia menghampiri pelayan yang sudah dia kenal. Lalu ia membisikkan sesuatu. Beberapa menit kemudian Zara kembali ke tempatnya lalu makanan datang.

"Selamat menikmati." ucap Pelayan

"Iya, terimakasih." ucap zara tersenyum lebar.

Mereka menyantap makanan bersama, Zara dan Bara sangat menikmati makanannya. Tapi Bella, merasakan bahwa makanannya terasa sangat pedas. Membuat bibirnya memerah.

"Kau kenapa bel? "

"Tidak apa-apa kok kak."

"Serius, kok bibirmu merah."

"Efek lipstik kali bar." Sahut Zara

Bella langsung meraih es lalu ia teguk.

Isi mulutnya sangat pedas, Zara menahan tawa, ia mengexpressikan wajahnya raut kesal. Agar Bara tidak curiga.

.

Setelah sampai di Apartement Zara masuk dan menuju kamarnya. Ia meninggalkan Bara dan Bella diluar, lalu berganti baju memakai kaos hitam tipis selutut. Kemudian ia membaringkan tubuhnya dikasur lalu memanggil Bara.

"Bara, Bara oy." teriak Zara ia yakin Bara pasti di dapur.

"Ada apa ra?" tanya Bara masuk ke kamar.

"Tidak usah teriak-teriak juga." lanjutnya lagi.

"Aku ingin tidur siang, bangunkan jam 4 sore ya." ucap Zara.

"Iya iya."

Bara meninggalkan Zara, ia pun menghampiri Bella yang sibuk dengan tugasnya. Bella pun duduk disofa meminum buatan Bara. Mata mereka saling bertemu menatap satu sama lain.

Cup. Bella mengecup bibir Bara begitu lama, dan Bella mulai melumat bibir itu. Bara terkejut membulatkan matanya.

Ck! Zara keluar kamar menuju dapur namun ia melihat Bara dan Bella sedang berciuman. Darah Zara naik kemudian ia menuju ruang tamu. Zara membenci hal ini, benar-benar gila.

"Sedang apa kalian ha?" pekik Zara.

Bara mendorong badan Bella, hingga ciuman itu lepas. Bella menunduk malu, Bara melihat Zara marah dan matanya berlinang menahan air mata ia kesal!.

Zara masuk ke kamar mengambil ponselnya lalu keluar kamar dan Bara pun mengejarnya. Tapi, Bella tiba-tiba pingsan Bara bingung harus bagaimana.

"Zara." teriak Bara

Zara sudah naik taxi dan pergi. Bara pun membangunkan Bella yang tengah pingsan dan belum sadar juga.

.

"Kenapa aku kesal dan benci melihat mereka ciuman." umpat Zara.

Zara menuju rumah 10 miliyarnya.

Setibanya dirumah Zara masuk membuka pintu disana sepi tidak ada siapapun. Zara menuju ruang keluarga, namun papa dan mamanya sedang berhadapan dengan Laptop.

"Zara pulang." ucap Zara,

"Iya ganti baju, dan nanti turun makan malam ya" ucap Suzy tanpa melihat ke arah anaknya. Siwon juga begitu ia sibuk dengan laptopnya, Zara semakin kesal.

"Menyebalkan!! " umpat Zara sembari membanting Ponsel barunya.

Zara menghentakkan kakinya lalu berlari menuju kamar. Kedua orang tuanya pun terkejut, mereka mematikan laptopnya.

"Tadi Zara, astaga. Zara." ucap Suzy

Ponsel Zara tidak pecah lalu diambil oleh Suzy, Siwon pun menuju kamar Zara membujuk putri bungsunya.

"Sayang, Zara buka pintunya." ucap Siwon

"Maafkan mama nak." ucap Suzy

"Kalian semua menyebalkan, jangan ganggu aku!" ucap Zara kesal sembari menangis ditutupi bantal.

Mereka berdua mengalah lalu kembali keruang keluarga.

"Mas, Zara marah lagi. Aku takut dia tidak mau berbicara dengan kita mas." ucap Suzy

"Sudahlah, nanti biar aku yang membujuk dia ya, huh anak itu memang tidak mau di cueki." ucap Siwon.

"Seperti kamu mas." Batin Suzy

.

Makan malam tiba, Zara masih belum keluar ia betah dikamar, Daniel sedang menuju perjalanan, mendapat telfon dari ibunya untuk membujuk Zara.

Hanya Daniel yang bisa membuat Zara luluh setelah Bara. Sama seperti papanya, sangat keras kepala. Tidak heran bukan jika sifat bapaknya turun ke anaknya.

Semua berkumpul dimeja makan, begitu juga dengan Bara sejak tadi ia disini. Mungkin akan menginap dirumah Zara. Itu tidak masalah.

Ceklek.

Zara membuka pintu, ia sudah mandi dan mengenakan piyama. Raut wajahnya masih kesal dan cemberut, dirinya menuruni tangga menuju dapur.

Ia membuka kulkas untuk minum. Tidak ada yang bersuara, jika ada yang memanggilnya. Zara akan membanting sesuatu yg ada disitu.

"Bi asih, bawain makanannya ke kamar, jangan lupa susu jangan terlalu manis." ucap Zara lalu mengambil ponselnya diatas meja lalu menuju kamar lagi.

Siwon menggeleng-gelengkan kepalanya keturunan siapa ya itu anak, pikirnya.

"Anakmu zy, kalau marah semua orang di diami." ucap Siwon

"Huft,bukannya seperti mu mas?" ujar Suzy.

Daniel pun datang, ia menuju meja makan.

"Selamat malam." ucap Daniel

"Selamat malam juga."

"Ayo makan dulu sayang."

"Tapi Zara gimana ma? "

"Dia minta Bi Asih untuk bawa makanan ke kamarnya niel."

"Oh iya sudah ma."

.

Zara makan malam dikamar disuapi oleh bi asih, sembari memainkan ponselnya.

"Bi, kalau kita melihat orang yang sudah sangat denganku ciuman dengan orang lain. Apa tandanya aku menyukai orang itu. " tanya Polos Zara ke Bi Asih.

"Aa sekali suapan lagi, "

"Nah pintar anak gadis." ucap Bi Asih Zara sudah selesai makan malam.

"Em menurut bi Asih, itu tandanya kita mulai ada rasa suka dan jatuh cinta. Karna kita maunya dia itu dekat-dekat kita terus dan tidak suka dia melakukan hal dekat dengan orang lain. " jawab bi Asih.

"Jatuh cinta itu bagaimana sih bi, Zara suka bingung dengan hati sendiri. Cinta sama mengagumi itu beda ya?" ucap Polos Zara.

"Beda sayang, kalau jatuh cinta itu tulus dari lubuk hati. Dan kalau hanya mengagumi itu, seakan kita itu terpesona dengan seseorang itu pun tidak dari hati. dan perasaan suka yang bisa hilang kapan saja." jawab Bi Asih.

"Emm begitu ya bi." ujar Zara.

"Memang non jatuh cinta sama siapa? Hm? " tanya kepo Bi Asih pipi Zara langsung memerah.

"Hihihi tidak kok bi, hanya tanya saja." ucap Zara.

"Lebih baik dicintai dari pada mencintai, karna mencintai itu tidak enak hehe." ucap Bi asih.

"Lebih enak saling mencintai bi." jawab Zara.

"Iya sudah non istirahat ya, besok kan sekolah. Bibi permisi." Pamit bi Asih.

"Iya by, Good night."

"Good night too."

Zara memainkan ponselnya, ia belum mengantuk. Rasa kesalnya masih melabui hatinya, dan merindukan Daniel.

"Kakak kemana sih?huh." gerutunya.

Ceklek, pintu terbuka.

Daniel masuk, menghampiri adik kesayangannya.

"Kakak." ucap Zara langsung memeluk kakaknya ditepi ranjang.

"Em, kau kenapa sayang hem?, kenapa tidak ikut makan malam?" tanya Daniel

"Zara kesel, papa sama mama sibuk sama kerjaannya. Masa Zara pulang tidak ada yang nyambut. Semua sibuk huh." ucap Zara

"Oh begitu, Zara jangan gitu. Jangan ngambekkan, Zara kan sudah besar bukan anak kecil lagi. Jadi pahami keadaan ya. Papa mama juga kerja untuk kita." ucap Daniel.

"Iya nanti kakak bicarain ya sama mama papa, Adek jangan ngambek lagi ya nanti cantiknya hilang hehe."

"Iya Zara tidak ngambek lagi kok."

Cup Daniel mengecup kening adiknya dengan tulus.

"Sekarang zara tidur ya, besok harus sekolah." ucap Daniel.

"Iya kak, oh iya Bara masih disini. " ucap Zara.

"Iya sayang, "

"Suruh kesini ya kak, Zara ingin bicara serius." ucap Zara.

"Iya nanti kakak sampaikan ya, selamat malam adikku."ujar Daniel.

"Selamat malam juga kakakku."

T B C

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel