Bab 15 Menyebalkan!
H A P P Y R E A D I N G
Zara duduk diatas meja, Rick dan Lisya duduk dibangku, Reza dan Zidan tengah berdiri disamping Zara. Mereka mengawasi Azura yang sedang mengerjakan tugas dikelas, untuk saat ini Zara tidak ingin mengganggu gadis itu.
"Saking rajinnya, dia mengerjakan tugas disekolah, cih." cibir Zara
"Yang penting bohay." sahut Reza.
"Dasar otak mesum, body kurus seperti dia tidak enaklah." cibir Zara tersenyum remeh.
"Main basket saja yuk, mumpung belum masuk." ajak Zara
"Kuylah." respon temannya.
Mereka mulai bermain basket, rombongan kelas lain juga ikut. Mereka sering bermain melawan Zara, Reza Dan Zidan. Jika mereka bertiga bergabung dalam team basket pasti akan menang. Rick dan Lisya hanya menjadi penonton setia.
"Eza goblok hu." teriak Zara ia kalah satu poin dari kelas sebelah
Bola ia rebut lalu didrible drible kan, ia mencari celah untuk menggiring dan Up iyah, masuk.
"Yes uhu, wle." ledek Zara kepada Kino kelas sebelah.
Lagi lagi Zara menang." Reyhan ambil, ohsit!!! Yuhu masuk lagi."
"Haha, masuk lagi."
"Masuk lagi."
"Wooooo."
Zara dirangkul oleh kedua temannya ini, keseruan yang mereka buat, "Seru ra, 2 minggu tidak main basket denganmu." ucap Zidan
"Ahaha aku saja tidak." ucap Zara
"Hilih, aku dengar-dengar kemarin ada yang terkunci dikamar mandi. Itu ulah siapa ya?" cibir Zidan
"Anjer!" ucap Zara tangannya melempar bola ke arah Zidan namun malah mengenai Bella hingga pingsan.
"Aish, pingsan pula." gumam Zara
"Bangun bel, bawa ke UKS saja." ujar Murid sembari menggoyangkan tubuh Bella.
"Ra, anak orang pingsan."
"Aku tidak sengaja, kenapa lebay sekali gadis itu." ucap Zara, dengan santai nya menjawab.
"Bantu ra." ucap Zidan
"Aku tidak peduli, lebih baik aku ke kantin saja." ucap Zara pergi melangkah menuju kantin.
Zara memang tidak sengaja, tapi kelakuannya tetap saja salah. Ia tidak mau tanggung jawab atau meminta maaf kepada Bella. Zidan dan Reza pun percuma memaksa Zara untuk melakukan itu semua.
"Bagaimana dengan anak itu, kok aku jadi kepikiran yah." ucap Reza.
"Bukannya hanya pingsan saja ya, coba saja dia tadi tidak masuk lapangan pasti tidak terkena timpukanku." balas Zara
"Ya benar apa katamu, setidaknya kau itu datang menjenguknya ke Uks ra." ujar Reza.
"Cih, aku tidak peduli." jawab Zara sembari bibir yang menyeruput Es.
Tring...Bel masuk pun bunyi.
Mereka kembali ke kelas. Namun, ditengah perjalanan mereka dicegat oleh Bara. Bara tengah emosi menatap ke arah Zara.
"Ada apa? biasa saja menatapnya." ucap Zara.
"Kau benar-benar ya ra, sengaja bikin Bella celaka. Iya? hm?" bentak Bara matanya tajam, emosinya sedang naik.
"Aku tidak se.." ujarnya terpotong.
"Tidak usah alasan, sekarang ikut aku."
"Bro, zara beneran tidak sengaja." ujar Reza.
"Tidak sengaja? sampai anak orang pingsan. Apa itu tidak sengaja?" sentak Bara.
"Sudahlah terserah saja." ucap Zara.
"Kau tidak sengaja ra." ucap Zidan, dibalas dengan kedipan mata Zara.
"Aw, jangan kasar." ucap Zara.
"Aku tidak kasar." balas Bara.
Zara dibawa ke ruang guru, ia ditanya-tanya bagai apalah itu. Sampai Zara sangat bosan, dan tetap jawabannya tidak sengaja.
"Pak, saya itu tidak sengaja. Dia saja yang lebay sampai pingsan." ucap Zara, ia tidak mengatakan bahwa sebenarnya akan melempat ke arah Zidan tapi meleset ke arah Bella.
"Tidak usah berbohong lagi ra, lebih baik kau jujur saja." sahut Bara.
"Hah! Percuma aku jujur. Tetap saja tidak berguna." ucap kesal Zara
"Begini saja, kau sebenarnya ada apa dengan Bella? Kenapa kau seperti ada dendam?" ucap Pak Edward.
"Kejauhan pak nanya nya." ucap Zara tangannya ia lipatkan didada, matanya menatap malas ke arah Pria itu.
"Bisa sopan dikit tidak ra?" ucap Bara
"Tanya saja dengan Bella, bagaimana tadi ceritanya." ucap Bella
"Dia bilang kau sengaja dan sempat marah-marah dengannya." ucap Bara.
"Ha? Dia bilang begitu, aish bajingan!" kesal Zara, yang benar saja Bella mengatakan itu.
"Apa kau masih mengelak?" ucap Gabriel
"Kalo aku jujur. Aku memang tidak sengaja, marah-marah dengannya, aku tidak melakukan itu. Banyak saksi disana, kalau mereka semua bilang aku marah-marah sama Bella. Oke fix, aku kalah. Serah kau kau dan kau. Aku banyakin bacot disini tidak berguna! " ucap kesal Zara sembari berdiri dan ingin keluar ruangan.
"Zara tunggu!" ucap Bara menahan tangan Zara.
"Masih tidak percaya padaku? ohiya kau pasti bela bocah itu kan. Hah! sudahlah aku malas." ucap Zara.
"Tapi kau harus minta maaf." ujar Bara.
"Bajingan!! Tidak mau, dengan cara dia bilang ke kalian seperti itu. Dan menuduh aku marah-marah dengannya. Berarti dia mengibarkan bendera perang." ucap Zara.
"Dan kau sudah mengenalku sejak kecil kan, kau pasti bisa membedakan aku sedang jujur atau bohong." ucap Zara
"Lepasin tangan aku! Mood ku bener-bener ancur:v." umpatan Zara kesal, matanya menahan air yang akan jatuh.
Bara terdiam, ia bingung apa yang dikatakan Zara itu benar. Jika dengan Bella, Bella tidak akan mungkin berbohong.
Zara pun keluar ruangan, ia membanting pintu cukup keras. Jika Zara kesal, ia akan bolos sekolah entah kemana perginya nanti.
"Kita tunggu Bella, apa dia yang bohong atau Zara yang bohong. Keras sekali watak Zara." ucap Gabriel.
"Kita tunggu saja." ujar Bara.
. . . .
"Arghh jam berapa sekarang? Malas aku pulang kerumah nanti banyak sekali pertanyaan" Gumam Zara. Gadis itu memutuskan untuk membolos sekolah, akibat moodnya tidak bagus. Begitulah Zara dengan sifat masa bodohnya itu memilih untuk pergi dari sekolah.
"Fix pulang ke Apartement."
Sebelum ke Apartement Zara membeli minuman di mini market, disana ia melihat Reyhan bersama Clara. Bukannya cemburu melainkan bergidik ngeri. Aneh? Kenapa semakin lengket, aih sudahlah aku tidak peduli.
Zara kembali menaiki taxi nya, lalu menuju Apartement. Setelah sampai beberapa menit ia menuju kamarnya. Sepi, tidak ada siapapun disana.
Zara mabuk akibat banyak minum yang ia beli tadi, sampai tertidur disofa.
.
"Kemana lagi anak itu, huft." gumam Bara ia menunggu Zara diparkiran.
"Kenapa susah sekali dihubungi hm." gumam Bara.
Berusaha menghubungi Zara lagi, semoga saja diangkat.
"Tuut... Tutttt"
"Em, apa?" ucap Zara.
"Kau dimana?" tanya Bara
"Aku di apartement." jawab Zara
"Kau mabuk ya?" Bara curiga dengan suara Zara yang agak gimana gitu.
"Tidak." ucap Zara
Lalu panggilannya terputus begitu saja.
"Pasti anak itu mabuk huh." gumam Bara.
Skip saja ya..
Bara menggegaskan mobilnya menuju apartementnya. Dan mampir sebentar ke mini market membeli mie korea kesukaan Zara.
Dan akhirnya Bara sampai dipekarangan apartement mewahnya. Kemudian masuk kedalam tidak ada siapapun diruang tamu. Langsung saja Bara menuju kamar Zara, ternyata Zara sudah melepaskan seragam sekolahnya ia hanya memakai kaos tipis.
Tiba-tiba..
"Erggh bara." desah Zara.
"Nih akibat mabok." gumam Bara
"Panas ahh Bara."
Zara sudah keringetan dan sangat tersiksa.
"Ra.. Eh."
"Hmppphhh." Zara melumat bibir Bara dengan ganas, Bara bingung. Apa yang harus ia lakukan, Zara menggigit bibirnya hingga Bara membuka.
Mendorong pelan tubuh gadis itu, namun percuma Zara semakin ganas. Zara membuka kancing baju Bara dengan paksa, Bara tau Zara tengah mabuk berat.
Tapi dirinya hanya pasrah sejak tadi Zara bilang kepanasan, tubuhnya gelisah.
Tanpa diduga Zara melepaskan pakaiannya, terlihatnya buah dada yang indah. Dihadapan Bara, Zara tersenyum smirk. Bohong jika Bara akan menolak.
"Terus emmhhh."
"Aaaahhhhhh."
T B C