Bab 14 Dokter tampan
H A P P Y R E A D I N G
Bara keluar ruangan, ia ingin membeli air minum diluar, rasanya haus. Namun, ia mendengar sesuatu suara tidak asing ditelinganya. Suara itu, Bara membalikkan badannya ia melihat Reyhan mengikuti pergerakan perawat membawa pasien. Entah itu siapa, Bara terdiam hanya melihat kearah cowok itu.
Wajahnya panik, ada noda darah dikemeja lelaki itu. Setelah pasien itu masuk kedalam ruangan, Bara melangkah mencoba mendekati Reyhan.
"Siapa rey? " tanya Bara seraya menepuk pundak Reyhan.
"Em, itu Clara." jawab Reyhan ia mencoba mengatur Nafasnya.
"Kenapa dia?" tanya Bara lagi
"Aku tidak tahu, tiba-tiba dia pingsan. Keluar darah, arghh aku tidak mengerti." ucap Reyhan terlihat dari raut wajahnya yang frustasi.
"Dan kau sedang apa disini, Siapa yang sakit? " tanya Reyhan
"Zara yang sakit, mengalami kecelakaan." jawab Bara
"Haa? Serius, kenapa tidak mengabari aku. Dimana dia? Bagaimana dengan keadaannya?" ucap Reyhan terkejut,
"Sudahlah kau jangan panik, dia lagi mengobrol dengan Rick dan Lisya. Ruangannya Ada lantai 2." ucap Bara.
"Pliss bara, aku khawatir dengannya, aku tahu, aku berandal. Tapi aku menyayangi Zara." ujar Reyhan jujur, ia mengaku sebagai berandal. Ya memang berandal, tukang ngerokok ini itu kelakuannya tidak berbeda jauh dengan Zara.
"Iya aku tahu, aku paham." jawab Bara.
'Perasaan ku lebih dalem darimu bro.' batin Bara.
Dokter pun keluar bertanya siapa suami dari Clara. Gadis itu sedang hamil jadi dokter pasti akan bertanya siapa suaminya.
"Siapa suaminya? " tanya Dokter, membuat lelaki 2 itu menoleh bersamaan.
"Tidak ada dok, dia adik saya " jawab Reyhan
"Baiklah, saya akan jelaskan." ujar Dokter.
"Adikmu mengalami keguguran, keadaannya saat ini sangat rentan. Sepertinya akan dirawat untuk beberapa hari." ucap Dokter.
"Oh, iya dok saya mengerti" jawab Reyhan.
"Kalau begitu saya permisi."
"Tolong jaga rahasia ini dok, jika ada yang bertanya bilang saja hanya sakit demam." ucap Reyhan, ia takut jika Mommy nya datang akan Syok dengan kabar ini. Meski bukan Reyhan yang menghamili, sama saja Mommy akan Syok. Bagaimana bisa Clara selingkuh dibelakang Reyhan sampai mengandung anaknya biadab itu. Pasti begitu iyakan?
"Oke baiklah." ucap Dokter, lalu pergi meninggalkan Reyhan didalam ruangan.
Reyhan tidak memperdulikan Clara, hanya menatap sebentar lalu pergi begitu saja menemui Bara.
"Aku ingin keruangan Zara." ujar Reyhan.
Mereka berdua menuju ruangan Zara, tidak ada percapakan diantara mereka. Hanya fokus berjalan kedepan.
Ketika sampai diruangan. Reyhan masuk, Bara hanya menunggu dikursi depan. Ia tahu pasti Zara akan senang, meski Zara mengaku menyukai Gabriel. Itu hanya sebatas mengagumi, dan sekarang ia lebih senang dekat dengan Reyhan.
senang dekat dengan Reyhan.
"Hei baby girl." ucap Reyhan, ia menghampiri Zara dan langsung memeluk tubuh gadis itu.
"Aaa kau kesini, bukannya sedang keluar kota?" ujarnya bertanya Zara sembari membalas pelukan Reyhan.
"Iya karna aku dikabari oleh Bara, jadi aku kesini." ucap Reyhan berbohong, jika dia jujur akan rumit nantinya.
"Em, aku rindu." ujar Zara.
"Aku juga, bagaimana keadaanmu hm?" tanya Rey
"Ugh kalian ya, membuat kami iri." Cibir Rick
"Aku baik kok, kakiku saja masih sedikit nyeri." jwab Zara
Zara melepaskan pelukannya, ia tidak sadar jika kemeja Reyhan ada bercak darah.
"Maaf baby, aku tidak membawa apa-apa."
"Tidak papa, yang penting kau sudah datang."
. . . .
Keluarga Regazza sedang berada diruang tamu menunggu waktu untuk menjenguk Zara. Sejak tadi siwon sibuk dengan Tabletnya, begitu juga dengan Suzy. Pekerjaan mereka menumpuk, CEO yang sangat penting bagi perusahaaan. Membuat Oma dewi naik darah, tidak menantu tidak anak semua sama hanya mementingkan pekerjaan.
"Kalian ini ke jakarta bisa tidak jangan mengurus pekerjaan dulu, kasihan anak kalian di rumah sakit. Kalian malah sibuk sendiri-sendiri." ucap kesal Oma
"Sudahlah Oma, makan buah dulu yuk." ucap Daniel sembari menaruh ponselnya ke kantong. Kebetulan Shilla kembali kerumah sakit karna ada urusan mendadak jadi Daniel yang menjaga Oma.
"Oma yakin, mereka itu tidak akan pernah lama tinggal dijakarta." cibir Oma
Siwon dan Suzy menghentikan aktifitasnya, lalu menaruh Tabletnya ke meja. Mendengar ocehan Mama nya, mereka hanya diam.
"Diam saja terus, Mama sejak tadi ngoceh tidak berguna."
"Maaf ma, tapi ini penting." jawab Siwon
"Penting mana dengan Zara? Bisa kan dipending dulu".
"Dan kamu Suzy, kau itu harus menjaga Zara sampai sembuh." ucap Oma, tidak membentak namun sedikit keras.
"Iya ma, nanti Zara akan tinggal disini." jawab Suzy
"Kalau ada apa-apa dengan Zara, Mama tidak akan mengampuni kalian berdua." ancam Oma, demi cucu kesayangannya Oma sangat cerewet kepada Siwon dan Suzy.
"Iya ma, akan kami jaga Zara dengan baik."
"Kalau begitu, mama mau istirahat dulu." ucap Oma merasakan lelah pada lengan dan kakinya ia meminta Daniel untuk mengantarnya. Diikuti oleh Suzy membawa air minum dan Obat dari resep Dokter Shilla.
.
Zara tengah mengobrol dengan Reyhan, Rick dan Lisya juga. Mereka bercanda membuat Zara tersenyum, hingga lupa waktu karna Zara harus istirahat.
"Maaf, Zara akan istirahat dulu ya. " ucap Dokter Woo jin.
"Baiklah dok, kami permisi." balas Reyhan.
"Dada baby." tangan Reyhan melambai ke arah Zara menandakan ia kan keluar dari ruangan.
"Dok, kapan Zara boleh pulang." tanya Zara.
"Emg kenapa? Kan Zara belum sehat." jawab Dokter.
"Bosen dok disini, Zara ingin sekolah."
"Nanti dulu kau harus sehat total baru dibolehkan untuk pulang."
Dokter seo woojin memeriksa, sembari menjawab pertanyaan dari Zara. Sebenarnya kondisi Zara belum sepenuh nya membaik tapi, tidak terlihat jika dia sangat lemas. Wajahnya saja pucat, tapi tidak mulutnya tidak mau diam.
"Zara istirahat dulu nanti lanjut lagi mengobrolnya ya. Oke." ucap Dokter
"Baik dok, kalau begitu Zara boleh meminta nomor whatsappnya?" goda Zara
Membuat suster yang berada diruangan itu tertawa, Zara tidak peduli ia memang jujur ingin meminta No Whatshapp Pak dokter ganteng.
"Emm yang penting Zara sehat dulu ya, nanti saya kasih."
"Terimakasih dok."
"Cepat sembuh ya." ucap dokter sembari mencubit hidung Zara.
. .
Keesokan harinya, ada mama dan papa menunggu Zara semalam. Bara kembali bersekolah untuk hari ini, jadi tidak bisa menemani Zara.
"Bro." ucap kedua orang muda menepuk pundak Bara.
"Eh kalian sudah masuk sekolah nih."
"Iya dong, keluar dari goa. Bosan 2 minggu dirumah saja. " ujar Zidan.
"Aku dikurung dan tidak boleh kemana pun. Huh." sahut Reza.
"Makanya kau sekolah yang benar, bukan membuat ulah." ujar Bara
"Tidak apa-apa nanti akan menjadi kenangan, bisa diceritakan ke anak." balas Zidan
"Terserah kau saja." cibir Bara.
. . .
"Ma, pa." ucap Zara raut wajahnya memelas.
"Ada apa sayang? Hm?" tanya Siwon
"Bara kemana, kak daniel juga? " tanya Zara
"Bara sekolah sayang, kakak dirumah oma ada tugas. Sedikit katanya." sahut Suzy.
"Oh begitu, Zara bosan, zara ingin pulang ma." rengek Zara.
"Em iya nanti papa bicarakan dengan dokternya ya." ujar Siwon.
"Jangan lama pa." ucap Zara, apa yang tidak untuk putri bungsunya. Siwon akan menuruti keinginan gadis mungil itu.
"Sabar ya sayang, memangnya kaki kamu sudah tidak sakit lagi. Hm?" tanya Suzy
"
Sudah tidak ma." jawab Zara.
Zara sudah tidak tahan dirumah sakit, sejak kecil ia tidak suka lama-lama berada dirumah sakit. Suzy dan Siwon pun mengabulkan permintaan putri bungsunya, sore ini juga ia akan segera pulang.
Beberapa jam kemudian teman Zara datang. Hanya beberapa, hanya 5 orang disana ada Bara, Reza, Jeno, Zidan dan Nathan. Lelaki semua mereka masuk, Zara mengulum senyum ke arah mereka.
"Hai tante." Sapa Reza, Zidan Dan Jeno. Genk nya zara setiap kali mereka bermain basket, kalau Jeno adalah sepupu zara.
"Iya, terimakasih kalian sudah jenguk Zara." ucap Suzy.
"Iya tante sama-sama."
"Ra, bagaimana keadaan kamu? " ucap Jeno
"Baik bang, biasa saja. Nanti sore aku akan pulang." jawab Zara.
"Kebiasaan." cibir Bara.
"Aku sangat bosan boy." sahut Zara.
"Mama keluar dulu ya, mau memanggil papa." ucap Suzy.
"Iya ma." ucap Zara diangguki juga dengan Mereka ber5.
Suzy pun keluar untuk menyusul mantan suaminya ke ruangan Dokter. Ia pun mendapat penjelasan dari Dokter tentang Zara.
.
"Cih, kalian lebay sekali, aku tidak papa huh." ucap Zara dengan memutarkan bola matanya malas.
"Kau itu seharusnya istirahat kenapa harus pulang cepat." ucap Reza.
"Malas dan bosan aku disini." ucap Zara
"Sudahlah, tahu kalian sendiri anak ini sifat bin wataknya." ucap Bara.
"Zara.. Zara." Jeno menggeleng-gelengkan kepalanya.
. . .
Zara sudah dirumah, kini berada dikamarnya. Keberadaannya saat ini ada dirumah mewah milik Siwon yang seharga 10 Milliyar. Sudah jelas ini rumahnya Zara, yang ia tinggali bersama keluarga besarnya dulu.
Bara masuk berlari kecil menghampiri Zara yang masih terbaring lemas, namun gadis itu berusaha menyembunyikan rasa lemasnya. "Bagaimana masih sakit kepalanya? " tanya Bara
"Tidak kok, mau buah dong." ucap Zara, Bara mengambil salah satu buah apel lalu ia kupas.
"Bara." ucap Zara
"Apa em? "
"
Kapan Zara akan sembuh? " tanya Zara
"Sebentar lagi sembuh kok makanya istirahat dan jangan nolak kalau disuruh minum obat." ucap Bara
"
Emm, Zara ingin masuk sekolah lagi."
"Zara kau itu-."
M
ata mereka saling menatap, tangan Zara berada dipipi Bara. Dan Bara menghentikan aktifitasnya mengupas apel itu. Jarak mereka semakin dekat, Bara mengikis jarak wajah dengan bibir yang akan menyatu.
Ceklekk..
Suara pintu terbuka, sontak Bara menjauhkan wajahnya lalu kembali mengupas apel untuk Zara.
'Aih gugup aku! ' batin Zara
"Ashh, ganggu saja.' batin Bara
"Nih mama bawakan bubur untuk Zara, dimakan ya sayang." ujar Suzy.
"Iya ma." ucap Zara
"Biar Bara saja yang meyuapi, Tante istirahat saja." ucap Bara.
"Iya sudah kalau begitu, setelah itu temenin Zara tidur ya. Tante percaya sama kamu." ujar Suzy.
"Iya tante."
Setelah kepergian Suzy, mereka berdua bernafas lega. Melupakan yang akan terjadi tadi, Bara menyuapi 1 potongan buah apel ke mulut Zara.
.
S
ebulan kemudian.
"Selamat pagi semuanyah." ucap Zara merasa bahagia kedua orang tuanya sekarang sudah akur meski Zara tau mereka tak akan rujuk lagi.
"Gimana sayang? Sudah siap untuk sekolah?" tanya Siwon
"Siap dong, banyak guru yang merindukan aku." ucap Zara dengan meminum susu buatan mamanya.
"Oh begitu ya sayang? " ucap Siwon
"Sudahlah, habiskan susu dan sarapan mu nak. Nanti telat." ucap Suzy.
"
Iya ma." sejak tadi Zara melirik ke arah Daniel yang terdiam menyantap makanan.
"Kak, mana hadiah untukku." ucap Zara.
"Uhuk-uhuk." tiba-tiba Daniel tersedak
"Pelan-pelan Daniel , minum-minum." ucap Suzy memberikan air putih kepada Daniel
"Zara..kakakmu sedang makan jangan diajak mngobrol." ucap Suzy dengan sangat hati-hati.
"Zara hanya menagih ma, kakak sendiri yang bilang waktu itu."
Daniel pun mengambil paper bag yang berada dibawahnya, lalu memberikannya ke Zara.
"Nih hadiah untuk adik kakak yang kalem, semoga suka." ucap Daniel.
"Wah, apa nih?" ucap Zara lalu ia membuka paper bag itu ternyata isinya Hp Iphone Gajah + Jam tangan anak gadis yang sangat mahal"
"Aaaa, kakak ini kan sangat mahal jam yang Zara inginkan sejak lama." ucap Zara raut wajahnya sangat senang.
"Suka kan, peluk kakak dong." ucap Daniel.
Zara menghampiri Daniel lalu memeluk kakaknya serta memberi kiss pada kedua pipi Daniel, kedua orang tuanya pun tersenyum bahagia. Ini yang Zara inginkan sejak lama, Kebahagiaan dikeluarganya.
.
Zara berada dipintu gerbang ia berjalan bersama Bara, langkahnya terhenti setelah melihat Gabriel bersama pacarnya.
"Dasar ganjen." gerutu Zara
"Aku yang dicipok, itu cewe yang dipacari. Brandal brandal tai." gerutu Zara. Bara merangkul Zara sembari menutup mata dengan tangan satu agar tidak lagi melihat ke arah Gabriel.
"Arrrghh, Bara kau ini." kesal Zara.
"Jangan marah-marah mulu, ini hari pertamamu sekolah lagi Ra."ujar Bara.
"Ya saja." tanya Zara penasaran dengan gadis yang dipacari Gabriel.
"Sexy bin montok ra, segar."
"Fuck!! kau suka?"
"Aku menyukai mu ra, lebih dari montok." batin Bara
"Aku tidak doyan milik orang lain." ucap Bara.
"Dasar jantan." gumam Zara meninggalkan Bara sendiri.
"Haha." Bara berjalan mengekori sahabatnya yang kesal sekarang.
.
"Wah anak sultan, masuk." ucap Rick Dan Zidan bersamaan.
"Ekhem, kenapa kalian mengucapkannya bersamaan?" cibir Lisya
"Sultan apa?" Zara mengeluarkan ponsel barunya dari saku bajunya. Ia tidak bermaksud pamer, itu bukan Hobby nya.
"Anjir, itu jam tangan mu ra? "
"Hadiah dari kakak." jawab Zara.
"Sultan sekali keluargamu." ujar Rick.
"Kau baru tahu kah, bukannya kau sudah mengetahuinya sejak lama?" ujar Zara, tanpa mengarah ke temannya. Karna sibuk dengan ponsel barunya.
"Iya aku paham, sangat paham." ujar Rick.
T B C