Bab 12 Izinkan Aku Menjagamu
Bab 12 Izinkan Aku Menjagamu
Mama Suzy keluar dari ruangan terlihat matanya bengkak, ia melihat Siwon diruang tunggu mata menatap kearah lelaki itu.
"Mas.. " ucap Suzy
"Sedang apa kau disini? " tanya Siwon
"Aku menjenguk anakku mas." jawab Suzy air matanya turun lagi.
"Itu anakmu? Kau mengakui hah, bukannya dul.. " ucap Siwon terhenti, ia memejamkan matanya sebentar lalu masuk ke dalam ruangan.
"Mas....hiks hiks." Suzy memang benar-benar sedih apa yang menimpa anak gadisnya saat ini.
"Ma ada apa sih, kenapa?" tanya Daniel bingung apa yang terjadi sebenarnya.
"Maafin mama, hikss." Mama Suzy hanya menangis.. Dipelukan Daniel.
"Ma." ucap Daniel
"Mama pusing Niel, mama mau duduk." pinta mama Suzy.
Mama dan Daniel duduk, disana masih ada Bella yang terdiam tangannya memegang ponsel. Tiba-tiba Varo muncul, Bella pun terkejut tangannya digenggam oleh Varo.
"Bagaimana keadaan Zara? "
"Kritis..var."
"Semoga kak Zara cepat sadar ya, aku juga sedih." ujar Bella
"Iya, Zara pasti sadar kok dia perempuan yang kuat." ucap Varo, sembari mengelus pundak Bella,
"Dan kau jangan menangis lagi."
Karna waktu Bella menghubungi Varo ia berbicara sambil menangis. Detik kemudian Varo merangkul Bella yang tengah bersedih. Gadis itu nampak benar-benar sedih apa yang telah menimpa Zara.
.
Bara setia menggenggam tangan sahabatnya, sesekali mengecup punggung tangan Zara. Berdoa untuk Zara, ia tidak bisa menahan air matanya, dan sampai sekarang Zara belum sadar. Operasi akan dilangsung kan 1 jam lagi, berharap semuanya lancar.
Siwon berdiri disamping Bara, ia melihat Zara terbaring lemah dengan alat bantu oksigen, kepala yang diperban. Kemudian Bara berdiri pindah posisi agar Siwon lebih dekat dengan anaknya, Siwon meneteskan air matanya kesedihan yang ia rasakan saat ini. Semua terjadi begitu cepat, kenapa harus Zara pikirnya.
"Zara bangun sayang, papa disini nak." ucap Papa Siwon tangannya meraih tangan Zara ia genggam dengan lembut.
"Bangun sayang. Papa akan turuti kemauan kamu, asal kamu bangun sayang hiks hiks." isak tangis Siwon mengundang simpati Bara.
Tangan Bara mengelus pundak calon mertuanya, memberinya kekuatan.
"Maafin Bara om, Bara tidak bisa menjaga Zara dengan baik hm." ucap Bara iya juga masih meneteskan air matanya.
"Kau sudah berhasil menjaga Zara, sampai Zara nurut sama kamu. Jangan salahkam dirimu, om yang malu tidak bisa menjaga anak sendiri." ucap Siwon isakkannya membuat dada Bara semakin sesak.
"Tidak om, om papa yang luar biasa, ini semua ujian buat kita."
Siwon pun berdiri merangkul Bara mengelus pundak anak itu dan juga memberi kekuatan. Bagi Siwon, Bara orang yang cocok untuk Zara, ia yakin Bara bisa menjaga Zara sampai nanti. Buktinya Zara nurut pada Bara, Bara juga begitu tulus untuk gadis itu. Meski ke Bar-bar-annya masih saja.
"Kita berdoa semoga Zara cepat sadar." ucap Siwon
Mereka duduk kembali, kemudian Dokter datang memeriksa Zara. Sepertinya Zara harus cepat-cepat dioperasi, ada pendarahan dibagian perut. Kemudian Dokter membawa Zara ke ruang operasi, mereka semua meminta semoga operasinya lancar.
Kedua orang tua Bara pun datang, mereka begitu panik wajah bahkan mata Mama-nya Bara sudah bengkak. Sepertinya menangis diperjalanan, Lalu Bara mendekat kearah mereka.
"Bara, Zara tidak apa-apakan? dia sudah sadarkan? Hm?? " tanya Mama Iren.
"Zara sedang menjalani operasi ma."
"Apa?kamu ini bagaimana ,kenapa tidak bisa menjaga Zara. Calon mantu mama yang kalem itu hiksss hikksss." ucap Iren menangis sedih.
"Maafin Bara ma, mama jangan khawatir Zara pasti bisa melewati ini." ucap Bara, ia pun memeluk mamanya.
"Hiks."
"Mama.." Iren pingsan ia lemah dengan apa yang terjadi dengan calon mantunya ini. Tubuhnya ambruk dipelukan suaminya dan Bara, lalu mereka bawa ditempat istirahat.
Suzy hanya berdoa dan berdoa ia menutup wajahnya dengan tangan, kepalanya dan pikirannya dipenuhi dengan wajah Zara. Ia menyesal apa yang dilakukan dulu, dan kini kembali ia membuat Zara menderita lagi.
Daniel merangkul Suzy, anak sulungnya memberi kekuatan untuk mamanya.
Siwon duduk dikursi dekat pintu, apapun yang terjadi ini semua adalah ujian baginya. Jika memberi tahu Mama-nya itu akan memperburuk kondisinya. Ia tau betapa Oma dewi menyayangi Zara, meski cucunya nakal Oma dewi sangat sabar.
Beberapa jam kemudian Dokter muncul. Siwon bangkit menghampiri Dokter muda itu. Begitu juga dengan Suzy, daniel dan Bara.
"Bagaimana operasinya dok?? " tanya Siwon
"Alhamdulilah lancar, untuk saat ini kondisinya masih kritis. Kita harus berdoa untuk dia."
"Syukurlah, terimakasih dok. Bisakah saya menjenguk?"
"Sepertinya jangan dulu, kondisinya masih sangat buruk. Kalau bisa besok saja." ucap Dokter.
"Baiklah dok." ucap Siwon dengan nada lirih , sebenarnya ia ingin mendampingi putrinya.
"Oke kalau begitu saya permisi." ucap Dokter
"Terimakasih dok."
Mereka kembali duduk, sedikit lebih tenang mendengar operasi nya lancar. Bara baru menyadari jika disana ada Varo didekat Bella, ia menghampiri mereka.
"Kalau kalian lelah lebih baik pulang saja ya. " ucap Bara
"Iya kak, besok kita kesini lagi."
"Iya baiklah, terimakasih bro sudah menjenguk Zara." ucap Bara tangannya menempuk pundak Varo.
"Iya, semoga Zara cepat sadar ya." ucap Varo.
"Kami pulang dulu kak."
"Hati-hati dijalan."
Mereka pulang, waktu sudah menunjukkan 20.00 sudah malam. Mereka semua beristirahat diruang atas. Karna rumah sakit mahal ini menyediakan kamar.
"Mama istirahat ya." ucap Daniel
"Iya niel, ajaklah papamu juga. Dia keliatan capek banget" ucap Suzy
"Iya ma, tapi mama dulu ayo, Daniel antar." Daniel pun mengantar mama nya ke kamar, badan mama nya sangat lemas.
Siwon beranjak dari kursinya ia menuju ke arah ruangan Zara, melihat putrinya berjuang disana dengan alat bantu. Dadanya terasa sesak lagi, airmatanya mengucur deras, ingin sekali ia masuk tapi disana ada Suster yang menjaga.
. . . .
Kini Reyhan memang berada diluar kota sejak tadi ia menunggu kabar dari Zara. Namun, tak ada sama sekali bahkan nomer hp nya tidak tidak aktif. Reyhan merentangkan tangannya dikasur matanya terpejam berhenti berfikir sejenak, tapi wajah Zara muncul diotaknya. Reyhan mulai memikirkan tentang perasaannya Hati ini milik siapa? Untuk siapa?.
"
Kalau aku memilih Clara, aku sudah tidal ada rasa dengannya. Kalau aku memilih Zara, apa mommy bisa menerima dia? Sedangkan mommy sudah sangat dekat dengan Clara." gumam Reyhan.
"Argghhhhhh bingung aku." gumamnya lagi.
Karna ia begitu lelah habis perjalanan jauhnya tadi. Reyhan memejamkan matanya dan tertidur.
Disisi lain.
Clara menyusul Reyhan keluar kota ia mendapat kabar dari pacarnya tadi pagi, dan Mommy Reyhan juga menghubungi Clara unruk menyusul Meski dalam keadaan hamil Clara tetap menaiki mobil miliknya dengan kecepatan sedikit ngebut.
Beberapa jam kemudian, Clara sampai di villa milik Mommy-nya Reyhan. Setelah itu ia mengetuk bel pintu, dan disambut oleh Mommy Sherly.
"Wahh calon mantu Mommy."
"Hehe, muaach muachh." Mereka pun cipika cipiki
"Istirahat dulu sayang." ucap Mommy Sherly.
"Iya Mommy, Reyhan mana?" tanya Clara
"Lagi dikamar, sepertinya sudah tidur." jawab Mommy
"Oh iya Mom, Mommy bagaimana kabarnya. Clara merindukan Mommy."
"Baik sayang, kau kenapa jarang sekali datang kerumah. Hm?"
"Hehe iya , Clara sibuk Mom."
"Ya sudah kalau begitu kau istirahat, Mommy tunjukkan kamarmu." ucap Mommy ia meraih tangan Clara menuju kamar.
"Wah mewah sekali Mom, diluar juga sejuk sekali udaranya." ucap Clara
"Iya sayang makanya Mommy suka disini, Besok Mommy akan meeting dipuncak. Kerja rasa liburan hehe."
"Emm iya enak dong Mom."
"Makanya Mommy mengajak kamu hehe, sudah izin kan sama wali kelas kamu." ucap Mommy.
"Sudah dong Mom." ucap Clara sembari tangannya membuka pintu.
"Ya sudah, kau istirahat saja ya."
.
Hari sudah malam mereka akhirnya beristirahat, suasana diVilla ini sangat dingin. Wajar saja Mommy Sherly sangat kaya, Holkay, pekerja keras dan ia Janda anak satu yaitu Reyhan. Kedekatannya dengan Clara memang sudah lama semenjak Reyhan mengenalkan gadis itu setelah berpacaran 2 bulan. Clara gadis yang baik dimata Sherly, sangat sopan dengannya tapi hanya didepannya saja. Sifat aslinya Clara itu sombong, angkuh bahkan hanya mengincar Harta milik keluarga Reyhan.
Ceklekk..
Suara pintu terbuka sedikit, lalu ditutup kembali. Lampu tidur yang ada disebelah ranjang itu menerangi ruangan. Ia Melangkah ke arah seseorang yang tengah terlelap tidur. Ia mengikis jarak, tangannya mulai menyetuh piyama seseorang itu.
"Siapa kau??? " tanya Reyhan ia terkejut dengan kedatangan Clara.
"Rey, aku merindukanmu." ucap Clara tangannya memegang bibir Reyhan.
"Clara, sedang apa kau disini. Apa dirimu hantu?"
"Aku datang 2 jam yang lalu Rey, demi kau."
"Lalu kau menyelinap ke kamarku. Hm?? "
"Aku milikmu, sentuh aku rey."
"Tidak, aku tidak mau."
"Ayolah rey, nikmat, dan aku bisa memuaskanmu." ucap Clara lirih dengan suara sensualnya. Kakinya ia lebarkan dan duduk di atas kejantanan Reyhan.
"Stop Clara! stop. "
Cup. Clara mengecup bibir Reyhan ia melumat bibir itu, tangannya memegang wajah cowok itu. Reyhan mendorong tubuh Clara hingga ciuman itu terlepas, tapi Clara menggesek-gesekkan miliknya ke milik Reyhan.
"Cla..raa... Settt..top." ucap Reyhan sedikit menekan.
"Ayolah rey ini nikmat."
Ketika Clara ingin mengecup bibir Reyhan, tiba-tiba perutnya seperti ada yang bergejolak, ia mual dan menutup mulutnya dihadapan Reyhan.."Hukpp hukpp" Clara cepat-cepat berlari menuju kamarnya
"Asshhhh, kenapa dengan perut ini." gerutu Clara
"Huekk, hueekk.."
"Kepala aku pusing sekali."
"Cla..kau tidak apa-apa?" tanya Reyhan dibalik pintu
"Aku tidak papa, mungkin hanya masuk angin."
"Kau yakin?"
"Iya."
Ceklekk..
Reyhan masuk ke kamar, ia mulai merebahkan tubuhnya kembali. Tidak habis fikir dengan apa yang dilakukan Clara tadi, niat sekali ia menyelinap ke kamar Reyhan malam-malam. Dasar!
. . . .
Keesokan harinya...
Semuanya berkumpul didepan ruangan Zara, menunggu Dokter yang sedang memeriksa keadaan Zara. Mereka semua sudah rapi, Papa Siwon sama sekali tidak menegur mantan istrinya. Jika di ajak bicara ia hanya diam, tidak menjawab.
"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya siwon
"Sangat baik, meski belum sadar. Kalian boleh masuk, tapi tolong jangan mengganggu pasien." jawab Dokter.
"Iya dok, terimakasih." ucap Papa Siwon tidak perlu waktu lama ia langsung saja masuk kedalam.
Siwon memegang erat tangan putrinya "Bangun sayang, papa mohon bangun." Air mata Siwon kembali turun. Ia juga mengecup kening anaknya.
"Mama juga disini nak, maafin mama." ucap Suzy ia berada disebelah ranjang Zara.
Raut wajah siwon sudah menahan amarah, ia ingin mengusir wanita ini dari hadapannya. Tapi, bagaimana pun juga Suzy adalah ibu kandung Zara.
Tanpa disadari Zara mendengar apa yang dikatakan kedua orang tuanya, airmata Zara mengalir meski belum membuka matanya.
"Kami semua menyayangimu nak, ayo bangun sayang." ucap Suzy.
"Bangun ara bangun, aku tidak bisa hidup tanpamu, aku mencintaimu Ra." batin Bara. Ia memekik sendiri. Begitu juga dengan Daniel ia hanya diam menatap ke Arah Adiknya.
Keluarga Bara berdoa untuk kesembuhan calon menantu kalemnya, mereka sangat menyayangi Zara. Melihat Bara sedih, iren menghampiri anaknya "Bara, mama tau kamu sedih banget. Tapi, kamu harus kuat ya sayang. Selalu berdoa untuk Zara." ucap Iren.
"Iya ma, Bara selalu berdoa untuk kesembuhan Zara. Bara tidak ingin ma kehilangan dia, Bara sayang dan cinta dengan gadis itu ma." ucap Bara berada dipelukan mamanya.
Ucapannya tadi didengar oleh orang yang ada diruangan itu, mereka tau betapa dekatnya mereka berdua.
Pergerakan tangan Zara mulai terasa. Kemudian mata gadis itu mulai terbuka, ia paksa buka sedikit lebar melihat disekelilingnya. Terutama papanya, kemudian Bara dan mamanya.
"Papa.. " ucap Zara nadanya sangat lirih
"Iya sayang papa disini." jawab Siwon
"Zara dimana pa?" tanya Zara melihat disekelilingnya masih belum begitu jelas.
"Kau disini sayang."
"Pa, mama disini juga ya?" tanya Zara
"Iya mama disini nak." sahut Suzy ia meraih tangan Zara.
"Mama maafkan zara ya, maaf sudah kasar dengan mama." ucap Zara membuat semuanya menangis.
"Tidak sayang, kau tidak pernah punya salah nak. Mama lah yang harusnya minta maaf padamu." jawab Suzy
"Ma pa..kakak..zara minta maaf."
"Bara, Zara minta maaf."
"Zara sudah membuat kalian khawatir dan cemas."ucap Zara air matanya mengalir, nafasnya pun susah diatur.
"Kau harus sehat sayang, jangan meminta maaf." ucap Siwon
Kemudian Zara mulai kejang-kejang matanya terpejam kembali detak jantungnya lemah..
Tiiiiiiiiitt...tiiiiiiiiiitttt..tttiiiiiiiiiit..
Semua panik, Daniel memencet tombol untuk memanggil Dokter, tidak lama kemudian Dokter datang. Memeriksa keadaan adiknya, suster menyuruh keluarga Zara untuk menunggu diluar saja.
"Tuhan selamat kan Zara hikss, jangan ambil nyawa-nya lebih dulu Tuhan."
"Hikss, zara mas." ucap Suzy, Siwon pun dengan lapang memberikan kekuatan dengan pelukan untuk mantan istrinya.
"Kita harus kuat dan berdoa untuk Zara." ucap Siwon tangannya mengelus pundak Suzy. Berada didekapan Siwon, Suzy nyaman, kenyamanan yang dulu pernah ada untuknya.
"Tuhan selamatkan Zara, berilah dia kesempatan untuk kedua kalinya. Aku mencintainya Tuhan. Aku ingin menjaganya." ujar nya meminta agar Tuhan adil padanya, Bara tidak sanggup jika kehilangan gadis yang ia cintai.
Perjuangan Dokter untuk menyelamatkan Nyawa gadis itu, berbagai cara mereka lakukan. Dan kini cara terakhirnya memompa dada gadis itu berulang kali belum bisa. Dokter pun pasrah ia belum bisa menyelamatkan Zara.
Dokter keluar "Maafkan kami, anak anda tidak terselamatkan." ucap Dokter membuat mereka semua terkejut.
"Tidak, ini tidak mungkin." ujar Siwon menggelengkan kepalanya. Tidak percaya apa yang dikatakan oleh Dokter.
"Mas, ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin mas." ujar Suzy menangis histeris. Air matanya tidak bisa dibendung lagi.
Bara tidak percaya ia pun masuk kedalam ruangan, melihat Zara terpejam dengan terlihat senyuman manis. Terlelap pun gadis itu sangat cantik, meski tidak ada lagi detak jantungnya. Bara meraih tangan gadis itu dan membisikkan sesuatu.
"Zara bangun, aku mohon kau harus bangun. Aku tau kau menyukaiku, aku juga menyayangimu ra. Ayo bangun sayang, sahabatku cintaku aku mencintaimu ra." ucapan Terakhir Bara sedikit menekan dan keras sampai terdengar diluar. Air mata Bara turun deras, ia tidak bisa menahannya. Nyawanya serasa hilang, ia juga ingin mengakhiri hidupnya menyusul Zara.
"Izinkan aku untuk menjaga mu ra, lebih tepatnya izinkan aku bersamamu selamanya." Bara menggoyang-goyangkan tubuh Zara..
"Bara tenang, kau harus tenang. Mama juga sedih kehilangan Zara hikss." ujar mam iren dengan isakkan tangisnya. Semua orang bersedih
Bara pun terduduk lemas disamping Zara. ia tetap saja menatap gadis itu sembari menangis, tidak sanggup jika harus kehilangan orang yang ia cintai.
TBC