Bab 11 Kecelakaan
Bab 11 Kecelakaan
Daniel sampai dipekarangan rumah, ia memakirkan mobilnya digarasi. Daniel masuk kedalam rumah disana ada mama Suzy tengah duduk santai disofa bersama bi Asih. Mendapati kehadiran Daniel, mama Suzy memeluk putra bungsunya yang sangat ia rindukan.
"Mama kangen niel, apa kabar kamu sayang? " ucap Mama Suzy sembari melerai pelukannya.
"Baik kok ma, mama apa kabar? "
"Anak mama semakin tampan, baik niel."
"Hehe, mama ya makin cantik."
"Ah kau ini bisa saja, Ayo makan dulu Niel" ucap Mama Suzy. Mereka makan bersama banyak candaan dari Daniel, sebenernya Daniel sangat beruntung mendapat kasih sayang dari seorang ibu. Berbeda dengan Zara.
......
Zara terdiam mulutnya masih mendapat lumatan dari Bara, hanya 2 menit lalu lumatan itu lepas. Tangannya dilepas tatapan Bara sedikit membuat dirinya merasa aneh, apa yang ia rasakan sekarang.
"Gimana masih marah? Sudahlah ra jangan marah-marah lagi." ucap Bara.
Tidak, aku tidak marah." ucap Zara sedikit gugup, jantungnya berdebar, padahal ia habis emosi . Emm gegara ciuman Bara nih.
"Ya sudah lanjutkan saja mengerjakan tugasnya." ucap Bara seraya menuntun Zara untuk duduk.
"Iya iya." ujar Zara.
Zara pun melanjutkan mengerjakan tugas, karna Bara merasa tidak enak dengan Bella, sudah pasti Bella melihat apa yang Bara lakukan.
"Bella maaf ya, Zara suka gitu. Untuk kecupan itu agar dia diam, jangan salah faham." ucap Bara sedikit kikuk. Entah benar gatal atau tidak ia menggarukkan leher.
"Iya kak, tidak papa." ucap Bella, Hatinya terasa panas, potek nyeri. Mau bagaimana lagi semenjak Bara mendekatinya ia merasa bahwa ada harapan. Ternyata Bara hanya hadir sebagai teman, bukan seorang kekasih.
Beberapa setengah jam kemudian....
Hening... Tidak ada yang bersuara Bara melirik kearah Bella, gadis itu sibuk dengan bukunya. Ketika melirik ke arah Zara ternyata gadis itu menelungkup diatas meja, Bara mengecek keadaan gadis itu menyingkirkan rambut yang menutupi wajah mulus Zara. Ternyata benar Zara tertidur pulas.
"Ya ampun, gadis ini malah tidur." ucap Bara sembari melihat buku tugas Zara ternyata sudah selesai.
"Haduh kebiasaan sekali." gumam Bara
Drrt. Drttt..
Satu pesan belum terbaca.
Terlihat dari layar ponsel
Pesan itu dari Reyhan.
Reyhan Bee
[Beb, aku tidak sekolah hari ini. Karna keluar kota untuk 1 minggu, maaf baru mendadak mengabarimu].
Bara membuka ponsel Zara ia membaca isi pesan itu, 'Hanya 1 minggu kenapa tidak selamanya.' gumam Bara.
Kemudian membangunkan Zara.
Bara melihat ke arah pergelangannya disana ada Jam hitam " Jam set 10 Ra, buruan beresi sebentar lagi istirahat. Sudah selesai kan? " ucap Bara.
"Iya sudah selesai, ayo keluar lapar nih." paksa Zara.
"Beresi dulu ra."
Seletah semuanya beres, Zara mengajak sahabatnya ke kantin tanpa Bella " Ayo ke kantin, laper." rengek Zara tangannya memegang lengan Bara.
"Bel, aku duluan ya." pamit Bara kepada Bella, Bella terdiam semakin tersiksa, sikap manja Zara kepada Bara .
"Iya kak, duluan aja. Nanti nyusul."
"Ayoo Bara ih, aku tidak mau gabung sama dia. Kenapa kau suruh menyusul, huh." Rengek Zara manja, manjanya kepada Bara .
"Jangan begitu ra."
"Bara ih, kau tengil ah." kesal Zara
"Iya iya, ayo katamu mau ke kantin." ucap Bara merapikan poni kesayangan Zara.
Karna tangan Zara dipergelangan sahabatnya buku itu memang sejak tadi dibawa oleh Bara. Bad Girl yang terkenal disekolah, tetap manja dimata Bara. Kelakuan Zara memang sudah sejak kecil nakal, bahkan dirinya dulu sering sekali terkena hantam tonjokkan Zara. Sering membuat onar, makanya sejak Sd Sampai SMP Zara tidak punya teman selain Bara. Ada beberapa itu pun terpaksa karna takut dengan kenakalan Zara.
.
Karna meja yang sering ia tempati itu kosong tidak ada siapapun yang berani duduk disana, jika ada yg berani pasti juga akan diusir oleh Zara. Mereka duduk berdua memesan makanan seperti biasa, mata Zara menyapu seluruh wajah murid yang ada disana. Ia mencari Reyhan sepertinya ia belum melihat Reyhan, Bara tau jika Zara mencari lelaki itu.
"Cari siapa ra?" tanya Bara.
"Itu si Rey kemana?"
"Tadi aku buka chat nya di hpmu, dia pergi bersama mamanya."
"Ha serius, kok mendadak sih?"
Zara membuka ponselnya ternyata benar Reyhan pergi keluar kota selama 1 minggu, Zara tidak keberatan lagian hatinya juga tidak untuk Reyhan. Hanya sebatas mengagumi saja. Reyhan yang terlalu baper.
"Ya sudahlah tak apa." ucap Zara
"Jangan galau." tanya Bara sedikit sinis
"Ih kenapa harus galau?"
"Emm, bara" panggil Zara.
"Apa?"
"Aku ingat apa yang kita lakuin malam itu."
"Uhukk-uhuk." Bara tersedak es Teh mendengar ucapan Zara barusan
"Pelan-pelan minumnya wey."
"Memangnya kita berbuat apa?" Tanya Bara mengetes Zara apa yang ia ingat sebenarnya
"Banyak yg aku ingat, jangan bahas disini." ucap Zara senyumnya sedikit aneh
Tangkapan Bara ia takut bahwa Zara akan marah karna sangat berlebihan kemaren malam yang ia lakukan, em Zara juga tidak ada raut marah atau kesal melainkan biasa saja.
. . . .
Bella keluar dari perpus ia juga merasakan perutnya lapar, kakinya menuju perpustakaan disana ia bertemu dengan Varo. Ketua kelas 12 terkenal tajir, Varo mencoba menggoda Bella.
"Sendirian bel? " tanya Varo
"Iya varo, kau lihat kan aku sendirian." jawab Bella dengan nada lembut.
"Ke kantin yuk, temani aku." Ajak Varo
"Emhh, gimana ya?"
"Ya ampun, seperti baru kenal saja."
"Iya iya." ucap Bella
Varo adalah teman kecil Bella, mereka sempat terpisah waktu Smp lalu dipertemukan lagi saat SMA. keduanya memang jarang bersama disekolah karna Bella tidak mau dikata cewek matre. Meski begitu Bella dan Varo sering bertemu diluar sekolah apalagi dirumah. Tapi kali ini kasian Varo sedang sendiri.
"Bel, kau menyukai bara?" tanya Varo
"Ha? Tidak kok." jawab Bella terbata-bata
"Jujur saja." ucap Varo
"Hanya mengagumi saja." ucap Bella , awalnya mengagumi tapi lama-lama jadi suka.
"Kelihatan dari wajah kamu, ceria sekali kalau abis ketemu Bara."
"Tidak juga, biasa saja."
"Kalau kau dekati Bara, apa kau sanggup dengan Bad girl itu. Kau tahu kan bagaimana sikap Zara."
"Biasa saja kok, Zara juga gadis baik kok."
"Hem, yang penting kau jangan terlalu berharap dengan pria itu."
"Kenapa? "
"Ya ampun bella kau masih tidak paham, kelihatan sekali kedekatan mereka bukan sekedar sahabat."
"Ouh, iya aku paham."
"Kau harus batalkan perasaanmu itu."
Bella hanya diam, tidak menjawab ia tau diri ia paham yang dikatakan Varo itu benar. Ia juga melihat sendiri tadi Bara melumat bibir Zara.
"Asal kau tau , aku tidakk rela kau menyukai lelaki lain." Batin Varo
Mereka sampai dikantin, mendapat meja yang sebelahan dengan Zara, Bella pun melirik kearah Bara terlihat banyak candaan disana tawa yang membuat Zara gemas. Bella benar-benar potek tidak ada kesempatan lagi ia mundur alon-alon.
"Hem masih saja kau memandangnya, fokus minum bel." ucap Varo.
"Iya varo, oh iya pesan Bakso saja ya."
"Iyah, apalagi bel? " tanya Varo
"Tidak ah, aku sedang diet."
"Ya ampun badan kecil seprti triplek saja diet." Candaan Varo mendapat cubitan dibagian perut.
"Aw sakit bella."
Setelah makanan datang mereka menyatapnya sebelum masuk kelas beberapa menit lagi.
.
Karna pelajaran sudah selesai waktunya untuk pulang, Bara sudah menunggu diparkiran. Karna sudah janji menemani Zara untuk membeli novel.
Tiba-tiba ada pengumuman bahwa Ketua Osis dan rekannya harus berdiskusi. Dengan berat hati ia menyuruh Rick mengantarkan Zara pulang.
"Zara ada pengumuman untuk anggota osis, antarkan Zara ya rick."
"Em, ya okelah."
"Tolong antar Zara ya rick, beli novelnya besok saja."
"Iya bar, kita pulang dulu."
"Iya sudah Hati-hati." ucap Bara ia melangkah pergi menuju ruang osis
"Pegal sekali badan-badan aku rick." Keluh Zara
"Iya ra, ayo naik pakai helm ini." ujar Rick menyodorkan helmnya.
Mereka pulang Zara memakai helm dan Rick menyetir motor maticknya, sebenarnya rick punya mobil tapi belum diizinkan.
Ditengah perjalanan mereka hanya diam, tidak ada percakapan Rick fokus menyetir. Tidak ngebut sedikit cepat.
.
Mereka sampai dirumah Zara ada mobik terparkir sepertinya milik Daniel, Rick pun pamit pulang. Lalu Zara masuk kedalam Apartement ia terkejut disana ada mama Suzy.
"Zara" ucap Mama Suzy
"Sedang apa mama sini? " tanya Zara
"Mama merindukanmu nak, jadi mama kesini."
"Rindu?Kesini? kepentok apa tuh? " ucap Zara sinis
"Zara yang sopan sama mama, salim dulu, peluk dulu." ucap Daniel sedikit meninggi.
"Ra, maafin mama." ujar Mama Suzy.
"Maaf? Telat, dulu apa ma? Zara tidak lupa apa yang mama lakukan kepada Zara. Zara masih ingat ma!" sentak Zara dengan suara yang sedikit meninggi.
"Iya mama tahu kau marah, kau sangar membenci mama. Mama menyesal sayang." sesal Suzy kepada anak gadis yang pernah ia sia-siakan dulu.
"Kenapa ma? Mama menyesal? Haha telat ma." ujar Zara, tatapannya menujukkan gadis itu sangat marah. Ingatannya di masalalu kembali.
"Ra, kau tidak boleh begitu." ucap Daniel
"Kakak tidak tahu apa-apa kan?" ucap Zara, dalam masalah ini. Daniel tidak mengetahui apa-apa.
"Ada apa, apa kau sekarang menjadi anak durhaka?" ujar Daniel.
"Diam! Kalau kakak bela wanita ini, pergi kalian dari sini! Aku benci kalian." cetus Zara.
"Ra.." ucap Mama Suzy airmatanya mengucur deras, ia tau Zara sangat membencinya.
"Oh kalian tidak mau pergi, oke! Aku yang akan pergi."
Brakkk..pintu tertutup cukup keras.
Kemarahan Zara begitu menggebu, air matanya mengucur deras rasa sesak yang ia rasakan di dada. Keluar dari Apartement dikejar oleh Daniel dan mamanya, Zara berlari tidak peduli dengan panggilan mereka. Karna Bara sedang ada pelajaran tambahan, iya tidak tahu apa yang terjadi dengan Zara.
Tiba-tiba ada sebuah truk yang menghantam
Bruaakkkk...
Tubuh seseorang itu terpental cukup jauh, dan terkapar lemas dengan darah yang mengalir dari kepala. Semua orang berteriak histeris.
"Zara.... " Teriak keduanya
Mereka melihat tubuh Zara yang terpental jauh tertabrak truk kejadian didepan mata mereka, Daniel menghampiri adiknya yang disebrang sana kakinya lemas, mama Suzy semakin sedih terisak berteriak melihat keadaan Anak bungsunya.
"Hikss Zara.. Zara bangun sayang, maafin mama nak maafin mama." isak mama Suzy iya menggoyangkan tubuh Zara dan Daniel mengangkat kepala adiknya penuh dengan Darah. Semua orang melihat kejadian itu mengelilingi mereka, Daniel menetaskan air matanya hatinya sesak kenapa adik menimpa kecelakaan seperti ini.
"Zara, maafin kakak."
"Tolong hubungi ambulans cepat tolong!!"
"Naik mobil saya saja, ayo kasihan anak itu kehabisan darah."
Akhirnya Daniel dan orang lain membopong tubuh Zara membawanya ke mobil menuju rumah sakit terdekat. Mama Suzy menangis berharap tidak akan terjadi apa-apa semoga Zara bisa selamat.
Jika dilihat dari tubuhnya sekarang, tangan Zara tidak ada luka tapi kepala Pelipis itu luka parah bagian kepala pula, Dan kakinya bagian lutut tersobek kulitnya hingga terlihat tulang dalamnya.
Zara tersadar mulutnya bergerak entah apa yang dikatakannya Daniel tidak mengerti, ia menyuruh orang itu untuk lebih cepat lagi. Tangan Zara bergerak memegang pipi kakaknya ia tersenyum sekilas, lalu tidak sadarkan diri lagi. Mama Suzy mengumpat dirinya, ia mencaci maki dirinya sendiri apa yang terjadi dengan Zara sekarang semua karnanya. Ialah penyebabnya.
"Zara maafin mama nak, maafin mama Hikss hiksss." ucap mama Suzy meraih tangan Zara penuh darah. Ia melihat kondisi kaki anaknya berharap hanyalah luka ringan saja, tapi semakin sesak Hatinya. Bagaimana jika Papa Siwon tau anak kalemnya seperti ini.
"Sudah ma, hikkss, kita berdoa untuk Zara ya." ucap Daniel tangan kirinya merangkul pundak mama, memberi kekuatan disana baru saja ia bertemu 1 Hari dengan adiknya. Sudah terjadi seperti ini.
Akhirnya mereka sampai diRumah sakit kemudian Zara dibawa kedalam ruangan, yang lainnya menunggu diluar. Daniel merangkul mamanya tengah menangis, sejak tadi mama hanya menyalahkan dirinya sendiri.
"Kalau mama tidak kesini, pasti Zara baik-baik saja sekarang. Semua salah mama niel salah mama" ucap Mama Suzy.
"Sudahlah ma, ini cobaan untuk kita. Jangan menyalahkan diri mama." ucap Daniel
"Aku akan menghubungi papa dulu." tangannya meraih ponsel ia menekan nomor Papa.
Ttuu... Tuuttt.
"Halo pa."
"Iya niel, ada apa? kenapa suara seperti orang panik?"
"Zara pa. Zara kecelakaan."
"Yang benat saja, bagaimana sekarang dimana? Papa pulang sekarang." ucap Papa Siwon sangat cemas dan khawatir.
"Ada dirumah sakit, baiklah pa hati-hati."
"Papa siap-siap dulu. Tunggu."
"Iya pa."
Daniel menutup telfonnya, ia teringat jika tadi Bara tidak ikut pulang lalu ia menelfonnya.
. . . .
"Kakak belum pulang? " tanya Bella
"Masih nunggu diskusi, Kau mau kemana?" tanya Bara
"Ke kantin haus nih."
"Ya sudah sama aku saja, aku juga sedang haus." ucap Bara
Mereka kekantin bersama, sejak tadi pengumuman yang lain masih ada Les jadi Bara menunggu mereka, kebetulan Bella juga belum pulang menunggu Varo latihan basket.
"Kakak, tidak apa-apa ke kantin denganku? " tanya Bella
"Jangan khawatir."
"Ouh iya kak."
Drt...
Drt...
Ponselnya bergetar Bara meraih saku celananya, ia melihat nomor Daniel entah kenapa dada terasa sesak nyeri, ia mengangkat telfon itu.
"Iya hallo, ada apa kak? "
"Zara kecelakaan sekarang ada dirumah sakit."
"Apa? Kok bisa, ya tuhan. Aku kesana sekarang Share lock ya kak."
Bara menutup ponselnya ia buru-buru keluar sekolah, disusul dengan Bella.
"Kak ada apa??"
"Zara kecelakaan bel, aku mau kerumah sakit sekarang"
"Aku ikut ya kak."
Mereka sampai dimobil Bara mengegas mobilnya dengan kecepatan penuh, wajahnya penuh kekhawatiran. Lagi-lagi jika Zara ia tinggalkan terjadi keburukan lagi.
Bella melihat Bara juga merasakan nyeri, ia tahu bagaimana perasaan cowok itu. Jadi memilih diam.
Beberapa menit mereka sampai di Rumah sakit, Bara menghampiri Daniel dengan tergesa-gesa ia menanyakan keadaan Zara, sebisa mungkin menormalkan kecemasannya. Apa yang terjadi, ia melihat ada Mama Suzy disana tengah duduk dan menangis.
Bara mondar-mandir menunggu dokter keluar, Daniel juga begitu sibuk dengan mondar-mandir sudah setengah jam dokter belum juga keluar. Jika dia banyak bertanya itu akan membuat Daniel dan Mama Suzy semakin sedih.
"Kenapa bisa kejadian kek gini kak, apa Zara kecelakaan sama temennya atau gimana kak" Bara menanyakan itu saja.
"Zara kecelakaan disekitar Apartement." jawab Daniel
Bara bagai tersambar petir, truk? terpental? Membuatnya dirinya ingin teriakkkk.
Kaki Bara lemas, ia menekuk lututnya apa yang dikatakan Daniel itu hanyalah mimpi, bukan kenyataan ia menampar kan kedua pipinya. Plak terasa sakit, yang lain hanya menangis begitu juga dengan Bella.
"Tidak mungkin ra.. Tidak mungkin, kau harus sadar ra kau harus sadar kau harus sembuh. Aku tidak bisa kehilanganmu ra, hikkss hikkks." tangis Bara, baginya ini hanyalah mimpi tapi benar-benar nyata.
"Kita berdoa untuk kesembuhan Zara bar, kau harus yakin Zara itu kuat." ucap Daniel menepuk pundak Bara.
"Hikss.. Hiksss. Maafin aku, aku tidak bisa menjaga Zara dengan baik, maafikan" ucap Bara, air matanya turun deras ini sangat menyakitkan baginya.
"Sudah Bara, ini bukan salahmu. Ini cobaan untuk kita semua."
Setelah yang ditunggu-tunggu Dokter pun keluar, Bara segera bangkit, mereka mendekat ke arah Dokter itu. Dokter menjelaskan bahwa lupa yang ada dikepala begitu banyak pendarahan, lupa dibagian depan kepala. Dan harus dioperasi bagian lutut kaki, kaki itu harus dibersihkan dan dioperasi.
Daniel dan Bara mengiyakan agar yang terbaik untuk Zara, keadaan Zara dalam masa kritis jadi hanya 1 orang boleh masuk. Operasi akan dilangsungkan 2 jam kemudian.
Mama Suzy masuk dalam ruangan Zara, ia melihat putri kecilnya yang dulu pernah ia siksa, ia abaikan kini tumbuh besar mirip seperti papa nya. Jika mata sayupnya mirip Mama Suzy.
Mama Suzy memegang erat tangan anaknya, sesekali ia kecup keningnya. Tangisan itu tidak ada lagi hanyalah doa untuk putrinya. Semoga dikejadian masalalu bisa ia lalui sekarang.
Setelah beberapa menit Bara memaksa untuk masuk keruangan, ia ingin melihat keadaaan Zara sekarang. Banyak alat bantu disana.
"Maafin tante Bara, gara-gara tante Zara bisa kecelakaan begini." ucap Mama Suzy
"Jangan salahkan diri tante, ayo kita berdoa untuk Zara."
Bara duduk di kursi sebelah kiri ranjang Zara dirinya meraih tangan gadis itu yang terbaring lemah didepannya. Ia berdoa agar Zara cepat sadar.
Daniel masih diluar ia bersama Bella, Bella duduk terlihat wajahnya habis menangis. Ia membayangkan jika Zara kecelakaan yang begitu tragis. Hening tidak ada perkataan disana, Bella menutup mukanya kepala ia sandarkan dikursi tunggu.
Setelah seseorang datang ia bangkit, lelaki itu sangat kekar tubuhnya putih dan tergesa-gesa lalu merangkul Daniel.
"Bagaimana adikmu sekarang niel." tanya Papa Siwon
"Sekarang kritis pa." Daniel membalas rangkulan papanya
"Maafkan daniel, tidak bisa menjaga Zara pa maafkan Daniel." isak Daniel.
"Kita berdoa yang terbaik untuk Zara niel, jangan menyalahkan dirimu ini cobaan buat kita semua."
"Iyah pa Daniel berharap zara cepat sadar."
Mama Suzy keluar dari ruangan matanya bengkak, ia melihat Siwon diruang tunggu mata menatap kearah lelaki itu.
"Mas.. " ucap Suzy
"Kenapa kamu disini? " tanya Siwon
"Aku jenguk anakku mas." ucap Suzy air matanya turun lagi.
"Itu anakmu? Kamu mengakui, bukannya dul.. " ucap Siwon terhenti, ia memejamkan matanya sebentar lalu masuk ke dalam ruangan.
TBC