Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 13

Di depan Irish sudah ada minuman panas. Tapi gadis itu masih sesegukan, ia hanya memegang cangkir itu, sambil menangis. Irish bersyukur cuaca di dalam tak sedingin saat tadi. Mata Irish sudah bengkak, Declan membiarkan gadis itu menangis sambil ia mengerjakan kerja di laptopnya.

"Papa..."

"Hello Nay." Irish mengalihkan pandangannya, ia tahu itu Nayjla. Anak bos dengan mata indah, rambut lebat, poni yang membuatnya terlihat makin mengemaskan.

"Tuh lihat... kakak Loreng lagi nangis. Nay bujukin."

"Kakak canteekkkk.... jangan nangis.... kan kakak bisa naik pesawat, Nay mau naik pesawat juga." suara Nayjal yang melengking di telpon, membuat Irish tanpa sadar tersenyum.

"Nay..." kata Irish lemah sambil melambaikan tangannya di kamera.

"Kakakk.... di situ salju ya, kalau Nay ikut Papah, nanti kita buat Olaf ya kak." Irish hanya tersenyum. Baginya, salju akan membawa mimpi buruk, secepatnya Irish akan pulang.

"Kakakk...." Irish terkejut dan mengalihkan lagi perhatiannya ke layar di depannya.

"Iya."

"Kakak nangeess... Papah bikin Kakak Loreng nangis." tuduh Nayjla. Bocah cantik itu suka merubah nama orang. Iya tahu, nama Irish Mauren, tapi susah sekali menyebut. Akhirnya, Nayjla memanggil yang mendekatinya saja, Loreng.

Declan hanya tertawa renyah dengar tuduhan polos putri semata wayangnya. Ia sangat menyanyangi putrinya, namun pekerjaan yang membuatnya harus sering meninggalkan putrinya, karena tak mau sekolah Nayjla terganggu.

"Yaudah tidur sana. Udah jam berapa disana?"

"Udah malam papah. Nay udah pake Hello Kitty buat nemanin bobo." Declan memgangguk. Dan mematikan sambungan telponnya.

Irish mulai menyeruput coklat panas miliknya. Ia tak menyesal tabugannya selama 4 tahun sia-sia, yang penting Irish sudah tahu kemana arah hubungannya. Irish akan menapaki hidup baru, ia akan menabung untuk membelo rumah dan belajar hidup nyaman, tak lagi mengharapkan laki-laki yang tak bisa memegang janji. Irish masih ingat, saat itu mereka berdiri di koridor sekolah saat kelulusan. Galen berjanji, tapi nyatanya? Melihat yang bening saja, Galen secepat itu berubah.

"Mungkin setelah perkerjaan saya selesai, kita bisa jalan-jalan sebelum pulang."

"Terima kasih Pak." Declan berusaha menghibut Irish, walau gadis itu rasnya begitu terpaksa dan sulit untuk menyembuhkan luka di hatinya yang baru saja menganga.

Saat gadis itu pergi tidur, ada rasa yang menganggu yang membuat Declan terus memikirkan Irish, bagaimana membuat gadis itu bahagia.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel