Bab 11
Irish memandang sunset. Ia berada di tempat favoritnya dan Galen. Ingatan bersama Galen, menari-nari di kepalanya sekarang.
"Aku bisa buat balon besar." Galen memakan permen karet, dan memasukan 5 biji permen karet dalam mulutnya.
"Aduh, nggak kuat ngunyah." Keluh Galen. Irish tertawa kecil. Mereka berada di jembatan yang menjorok ke laut. Keduanya nyaman berada di antara besi-besi penghalang sambil melihat kapal-kapal yang berlalu lalang, karema jembatan itu berdekatan dengan pelabuhan.
"Ai bisa." Irish mengambil dua permen karet dan memasukan dalam mulutnya.
"Ai bisa." Irish berseru senang, ketika permen itu sudah berbentuk balon yang besar hampir menutupi seluruh wajah Irish. Galen menusuk balon itu, hingga pecah, dan berakhir keduanya tertawa bersama. Mereka menikmati pemandangan di depan, sambil memperhatikan, bagaimana air laut yang surut perlahan menutupi batu-batu yang berada di pinggir pantai.
"Sebenarnya aku bisa loncat ke bawah." Irish tersenyum bangga. Ia tahu, Galen selalu berusaha agar ia kagum pada cowok itu. Walau bertingkah seperti apapun, Galen memang selalu berhasil menarik perhatian Irish.
"Tapi pakai pelampung." Tambah Galen. Keduanya tertawa lagi. Entah kenapa, bersama Galen, jarang sekali Irish merasa sedih atau merasa kesepian. Galen pelengkap bagi Irish.
Masa-masa sekolah yang begitu indah. Rasanya Irish ingin mengulang kembali memory tersebut, atau mengulang kembali bersama Galen disini sekarang.
Irish hanya memeluk lututnya. Hari ini, ia sengaja izin tak masuk kerja. Irish butuh liburan dari dadanya yang terasa sesak dari kemarin. Irish menggali kembali memory kebersamaan mereka. Dan--hasilnya ia menangis. Air mata gadis itu tak berhenti produksi. Sedih yang teramat dalam, Irish merindukan Galen, sangat rindu, dan merisaukan kehadiran gadis bule yang cantik itu. Demi apapun, Irish tak rela ada yang mengganti dirinya di sisi Galen. Tersiksa. Irish tersiksa dengan kerinduan ini.
Bahkan sunset itu tak lagi berwarna, tapi digantikan oleh langit berwarna hitam, yang menutupi cahaya digantikan dengan rintik-rintik hujan yang menemani air mata Irish sekarang. Rintik-rintik air membasahi tubuh gadis itu, tapi Irish enggan beranjak. Ia masih memeluk lututnya dan melihat ke arah laut yang tak lagi berwarna biru terang. Cuaca begitu mendukung keadaannya sekarang.
Jika ada manusia super baik yang mau meminjamkan Irish duit, gadis itu ingin terbang ke negara ujung itu sekarang. Irish ingin bertemu langsung dengan Galen dan gadis itu, ingin menanyakan seperti apa hubungan mereka. Apa Irish harus sadar diri dan mundur dari hidup Galen sekarang?
Walau kau berubah
Aku 'kan bertahan
Di sepanjang waktuku
Biarkan aku mencintaimu
Dengan caraku
Walau kau menghapus
Menghempas diriku
Mengganti cintaku (karena kamu)
Semua tak mampu
Hilangkan cinta
Yang telah kau beri (ku kan tak pernah berubah)
Lyrik lagu ini begitu mewakilkan perasaan Irish sekarang. Gadis itu makin terisak, memeluk kakinya rintik hujan semakin terasa membasahi tubuhnya. Irish cemburu, Irish rindu, semua perasaan aneh ini, menghantam dada Irish.
Apa kehadiran gadis itu menjadi duri dalam hubungan mereka? Apa Irish harus rela berbagi Galen dengan perempuan lain?
Irish semakin terisak. Ia mengeluarkan apa yang ia tahan selama ini. Sakit. Gadis itu memegang dadanya, hujan semakin deras dan mengguyur tubuhnya. Orang-orang yang berasada di jembatan sudah pergi. Meninggalkan dirinya, keadaan semakin gelap. Tapi, Irish ingin seperti ini. Menangis, hingga takdir menjawab, entah takdir akan mengganti dengan kebahagiaan atau kesakitan yang lain. Dan Irish akan tetap siap.
Asal tetap bersama Galen!
