Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 6

Kedua tangan Enzo meremas dada Angel dan memijat secara perlahan. Enzo memilin ujung puting dengan jemarinya, ujung puting itu mengeras. Badan Angel membusung, dan dia mengerang.

“Ahhhhhh,” erang Angel, Enzo terus menggesek-gesekkan ibu jarinya ke kedua puting Angel.

Enzo sudah berbaur dengan desahan Angel, “Don’t, stop,” pinta Angel karena ia sudah terbakar gairah.

Enzo tersenyum, lalu mengecup kening Angel, “Enggak akan,” bisiknya.

“Ahhhhh,” desah Angel, dia lalu melahap bibir Enzo lagi, memangutnya tanpa henti.

Enzo melepaskan ciuman mereka dan lalu membuka kaos nya, sel-sel tubuh mereka sudah menyatu. Enzo menatap dada Angel, sepasang gundukan indah dan bulat, dengan puting berwarna merah muda. Enzo menelan ludah dia lalu menundukkan kepalanya menjilat puting itu seperti menjilat es krim.

“Ahhhh,” desah Angel penuh kenikmatan.

Lidah Enzo bergerak dengan gerakan melingkar dan setelah itu menghisapnya seperti bayi kehausan. Itu membuat Angel kehilangan akal sehat. Napas Angel tercekat,

“Ahhhhh, ahhhh, ahhhh,” erang Angel lagi.

Enzo masih belum bisa berhenti dia menghisap dada kiri dan kanan secara bergantian. Bahkan menghisap puting semakin keras.

“Ahhhhhh, ahhhh,” erang Angel semakin keras.

Enzo mengubah posisi dan membaringan tubuh Angel di ranjang, dia menarik g-string yang dikenakan Angel, ia tidak ada kesabaran, ia tidak mau berlama-lama lagi, pikirannya saat ini adalah menghujami Angel.

Enzo menatap kewanitaan Angel yang bersih, tidak ada bulu di sana. Dia membelai kewanitaan itu dengan jemarinya. Ia merasakan kewanitaan Angel sudah basah Enzo memijat pelan. Beberapa detik kemudian Enzo memainkan jemarinya di klitoris, dengan menggosokan tangannya.

“Ahhhhh, ahhhh, ahhhh,” erang Angel karena ada rasa geli bercampur nikmat.

Enzo semakin cepat menggosokkan tangannya, pinggul Angel sedikit terangkat. Enzo memasukan dua jarinya ke liang kewanitaan Angel dan lalu memompanya dengan kuat dan cepat, sambil memperhatikan ekspresi Angel yang sudah terbakar gairah.

“Ahhhh, Ahhhh, Ahhhh,” desah Angel Enzo semakin cepat menggerakan tangannya.

“Ahhhh, ahhh, ahhhh,” erang Angel tanpa henti kenikmatan yang tidak bisa dikendalikan.

Tubuh Angel gemetar di luar kuasanya, dan hentakan tangan Enzo semakin kuat dan cepat. Hingga decapan dari tangan Enzo terdengar.

“Ahhhhh, ahhh.”

Angel semakin hanyut dalam energy gelora penuh gairah. Seketika Angel menyeburkan cairan dalam liangnya. Tangan Enzo basah, napas mereka sama-sama memburu. Enzo tahu kalau Angel sudah mendapat klimaks pertamanya. Enzo menatap ekspresi Angel yang sudah terpuaskan.

“Kamu ada kondom?” Tanya Enzo.

“Ada di tas saya,” ucap Angel.

Enzo melirik tas Angel di meja, dia mengambil tas itu dan melihat ada kondom di sana. Enzo mengambil kondom itu dan ia sedikit merasa lega. Angel tidak focus menatap kenjantanan Enzo yang tampak intimidasi. Angel menatap kejantanan Enzo yang besar. Enzo merobek bungkusan kondom itu.

“I’m gonna put it to good use you i’ll see,” ucap Enzo.

Enzo lalu naik ke atas tubuh Angel, dia memanfaatkan kesempatan untuk bermain di titik sensitive Angel. Angel melebarkan tungkai kakinya yang sudah siap untuk dihujami. Enzo memejamkan mata menikmati sensasi luar biasa, rasanya sangat hangat dan nikmat.

Tubuh Enzo lalu bergerak secara natural, dia memperhatikan Angel yang berada di bawahnya.

“Punya kamu sangat enak,” erang Enzo, dia menggerakan pinggulnya semakin cepat.

Gerakan Enzo semakin membuat Angel menyiksa, Angel mendesah lagi, pria itu menggesek-gesakan kejantanannya. Mereka berdua sama-sama mendesah.

“Ahhhh, ahhhh, ini sangat enak Enzo, lebih cepat lagi,” desah Angel, miliknya berdenyut hebat ketika Enzo menggosokan jemarinya di klitoris sambil menghentakan pinggulnya.

“Ahhhh, ahhh,” Angel menyadari kalau Enzo membuatnya melayang ke langit ke tujuh.

Enzo melepaskan kejantanannya ketika sedang stimulasi, lalu membalikkan tubuh Angel ke belakang. Memasukan kejantanannya di sana, Enzo lalu menjambak rambut Angel dan menghentakan pinggulnya. Enzo juga menampar bokong Angel pelan. Erangan Angel semakin keras.

“Ahhhhh, ahhhhh, ahhhh.”

Hujaman-hujaman itu membuat Angel mendesah. Tapi Enzo ingin memastikan kalau Angel mencapai puncak kenikmatan bersama dirinya. Angel semakin menggila ketika hentakan semakin kuat dan cepat. Ia menyukai reaksi Angel di tubuhnya.

Enzo juga mengubah posisi gaya mereka lagi, dia mengangkat kedua kaki Angel di dadanya. Dan hentakan semakin menuju kenikmatan. Decapan tubuh mereka terdengar dari segala sisi.

“Ahhhh, ahhh, ahhhh,” erang Angel.

“Faster,” perintah Angel.

Kali ini Enzo seperti dirasuki sesuatu, ia seperti binatang buas yang melahap buruannya. Hentakan tubuh semakin kuat dan cepat. Otot tubuh menegang dan kaku. Urat-urat tubuh Enzo keluar. Enzo memejamkan mata karena focus pada puncak kenikmatan mereka berdua.

“Ahhhhh,” desah Bela mulai meledak.

Angel melihat tubuh Enzo bergetar hebat. Dia ingin mengatakan sesuatu namun bibirnya kelu. Lalu ia biarkan terbawa dalam arus kenikmatan. Angel menggerakan pinggulnya, dan membuat Enzo mendapat kelimaksnya sekali lagi.

Beberapa detik kemudian Enzo melepaskan kejantanannya, dan lalu berbaring di samping Angel. Angel menatap Enzo sudah bermandi peluh, lelah dan lalu Angel menghibur Enzo dengan ciuman-ciuman kecil. Beberapa saat kemudian, Enzo mengembalikan sedikit kekuatan tenaganya, dan ia membalas ciuman Angel bertubi-tubi.

******

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel