Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Bocah Cerdik

Bab 7 Bocah Cerdik

"Tante Mi Lin, Cheng Cheng sangat kangen padamu, kamu cantik sekali, belakangan ini pasti banyak paman yang mengejar kamu?" Mu Chen memeluk leher Mi Lin, dan mencium wajah Mi Lin yang putih itu.

"Iya! Anak baik, ciuman kamu selalu begitu mani! Sini mami angkat juga kasih ciuman yang manis kepada kamu!" Sambil berkata, Mi Lin dengan lipstik merahnya itu langsung mencium pipi Cheng Cheng yang kenyal itu.

Mu Xue tersenyum melihat pipi anaknya yang ada lipstik merahnya, "Sudah Cheng Cheng, cepat turun, kalau nggak nanti tante Mi Lin bisa kelihatan."

"Mami, Cheng Cheng tadi juga sudah keliahatan semuanya, paman tadi itu sudah melihat burungnya Cheng Cheng!" Sambil berkata, Mu Cheng terlihat kesal lagi,

Mi Lin tertegun, dia menurunkan Cheng Cheng dan menggenggam tangannya, kemudian menepuk bahu Mu Xue dan berkata: "Hebat juga! Mu Xue, apa yang kamu ajairn ke anak kita, kecil-kecil sudah cerdik begini!"

"Mu Xue, kalian berdua tinggal di sini saja dulu, daripada kosong juga, tidak perlu bayar uang sewa, tidak perlu merasa sungkan, kalau beneran tidak enak, kalau kakak tidak ada yang traktir nanti, kamu masakin kakakmu ini saja! Ok?!"

"Mi Lin, aku beneran berterima kasih padamu, beberapa tahun ini kalau tidak ada kamu, aku beneran tidak tahu bagaimana bisa hidup!" Mu Xue melihat apartemen dengan 2 kamar tidur ini, hatinya beneran sangat terharu.

"Kamu juga, jangan terlalu keras kepala, kenapa tidak mau menggunakan uang itu?" Mi Lin smapai sekarang tidak mengerti kenapa Mu Xue tidak mau menggunakan 10 Miliyarnya, ini adalah uang diganti dengan nyawa anaknya!

"Aku tidak ingin menggunakan uang hasil jual anak, aku sudah berasalah padanya, sampai sekarang aku tidak tahu di mana dia berada, kalau aku menggunakan uangnya, aku pasti akan semakin merasa tidak tenang!" Mu Xue berkata.

Ini adalah rasa sakit paling dalam di seumur hidupnya, rasa sakit yang tidak akan pernah hilang!

"Baiklah, jangan dipikirkan lagi, kalau tidak mau pakai ya tidak usah, tapi Cheng Cheng semakin mirip kamu, selain matanya, wajah dia, hidung, mulut semuanya mirip kamu! Beneran sangat berjodoh, anak ini beneran tidak sia-sia kamu ambil waktu itu!" Mi Lin semakin merasa Cheng Cheng sangat mirip dengan Mu Xue, kalau yang tidak tahu, pasti tidak ada yang curiga bahwa ini bukan anaknya Mu Xue.

"Iya, anak ini berjodoh sekali denganku!" Mu Xue sepertinya hanya akan tersenyum ketika membahas Mu Cheng, beberapa tahun ini, dia sudah menanggung terlalu banyak, dia berhasil menyelesaikan kulihanya, dan membesarkan Cheng Cheng!

"Sudah, besok mau wawancara ke Qin Grup, siapkan diri dulu!" Mi Lin melihat ke arah sofa, Cheng Cheng tertidur di sana. "Besok aku akan membawa Cheng Cheng ke tk baru, kamu pergi wawancara saja dengan tenang, Qin Grup adalah perusahaan besar, kalau kamu bisa berhasil, kehidupan kamu dan Cheng cheng pasti berubah menjadi lebih baik."

"Terima kasih, Mi Lin!"

"Kenapa masih sungkan sama aku?" Dia menepuk bahunya, "Sudah, aku pergi dulu, cepat tidur!"

"Iya!" Mu Xue mengangguk.

Keesokan harinya.

Kantor Pusat Qin Grup.

"Yinuo, aku dengar kemarin kamu naik kelas ekonomi pulangnya?" Seorang pria yang memakai jas berwarna hitam duduk di sofa, dia melihat ke arah orang yang duduk di meja boss itu.

"First classnya habis!" Suara pria itu terdengar, sambil menghembuskan asap putih yang menggelilingi wajahnya, membuat orang tidak bisa melihat jelas ekspresinya, hanya saja kedua mata yang seperti mata elang itu terlihat bersinar dan begitu tajam.

Kalau tidak pulang, dia tidak bisa menghadiri wawancara hari ini!

Setelah dinas 1 minggu lebih, dan mendapatkan beberapa kontrak kerja sama yang baru, Qin Yinuo tidak beristirahat dan langsung masuk kantor, dia mau wawancara langsung karyawan barunya.

"Tidak bertemu dengannya?"

"Ceng Li!" Tiba-tiba terdengar suara yang dingin dari mulut pria itu, terdengar seperti ada sedikit ancaman, hanya dengan memanggil namanya, Ceng Li langsung tahu dia marah.

"Baiklah, anggap saja aku tidak bilang apa-apa!" Diikuti suara tawa yang rendah, tangan Ceng Li terlihat sedikit gemetaran, "Aku keluar dulu, sekalian lihat ada barang bagus apa nggak hari ini! Biar bisa aku hajar!"

Ekspresi Qin Yinuo tetap tidak terlihat jelas, hanya saja kedua matanya terlihat begitu berbahaya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel