Bab 6 Pulang Kembali
Bab 6 Pulang Kembali
Lima tahun kemudian
"Mami, kapan kita sampai rumah tante Mi Lin? Cheng Cheng sangat rindu dengan tante Mi Lin!"
Di atas pesawat, di samping seorang gadis muda, duduk seorang laki-laki berumur lima tahun, dengan senyuman gigi putihnya melihat ke arah Mu Xue.
"Sudah mau sampai Cheng Cheng, tante Mi Lin juga akan datang menjemput Cheng Cheng nanti, kita akan bertemu dengannya, duduk yang baik ya!" Mu Xue berkata dengan lembut, melihat wajah anaknya yang baik ini, perasaan Mu Xue tidak enak, dia menjadi bengong, seperti berusaha lewat wajah anaknya ini dan berimajinasi wajah anaknya yang lucu dan hanya pernah dilihatnya sekali saja, anak kandungnya itu, sekarang ada di mana?
Maafin mami, mami beneran tidak tahu kamu di mana, maaf!
Satu tetes air mata mengalir keluar dari matanya, setiap kali mengingat anaknya yang dibawa pergi itu, hatinya selalu merasa sedih, dia beneran sangat benci dengan pria bertopeng rubah itu, kenapa dia begitu kejam! Membuat seorang ibu berpisah dengan anaknya!
"Mami, kamu menangis?!" Sebuah tangan kecil menghapus air mata maminya. "Mami jangan nangis, Cheng cheng akan melindungi kamu mami!"
"Anak baik, mami tidak nangis! Mami hanya senang, akhirnya kita kembali ke sini! Mu Xue menghapus air matanya, dan mencium pipi anaknya.
Ini adalah anak yang ditemui di pinggir sungai ketika putus asa, tidak disangka anak ini akan begitu baik, dan menemaninya melewati 5 tahun ini, dan membawa kebahagiaan yang besar untuknya, seperti anaknya sendiri sudah kembali ke sisinya.
"Mami, aku ingin pipis!" Bocah itu berkata.
"Baiklah, mami bawa kamu pergi!"
"Jangan! Aku pergi sendiri saja, aku anak laki-laki, mami perempuan!" Mu Cheng menggelengkan kepalanya, dan melepaskan sabuk pengamannya.
"Kamu bisa sendiri?"
"Cheng Cheng adalah pria sejati!" Bocah ini melewati badan Mu Xue, dan berjalan ke arah toilet.
Pria bertubuh besar yang duduk di belakang Mu Xue juga kebetulan berdiri, tatapan pria ini begitu dingin, seluruh badannya mengeluarkan aura yang begitu menyengat, membuat orang lain tidak berani melihatnya, pria itu mengangkat tangannya dan melihat jam tangan berliannya itu, kemudian dia mengerutkan keningnya dan berjalan ke arah toilet.
Beberapa langkah langsung sampai depan toilet, dia mendorong pintunya dan masuk, Mu Cheng mengangkat kepalanya melihat ke paman itu. "Paman, Cheng Cheng yang datang duluan! Cheng Cheng pipis duluan! Paman harus antri!"
"Uhuk!" Dia menundukkan kepalanya, dan barus sadar ada seorang bocah yang berumur sekitar 5 tahun, Qin Yinuo mengangkat alisnya, "Bareng saja!"
Cheng Cheng juga mengangkat alisnya, mengikuti gayanya, "Kalau ada paman, aku tidak bisa pipis! Paman keluar dulu!"
Qin Yinuo merasa sedikit akrab dengan bocah pendek ini, wajah kecil ini, kedua mata itu, seperti pernah lihat di mana?
"Paman silahkan keluar dulu!" Cheng Cheng berakta dengan sopan.
"Bocah, kalau tidak mau pipis, pesawat sebentar lagi sudah mau mendarat! Kita sama-sama nggak bisa pipis!" Qin Yinuo sambil berkata sambil melepaskan ikat pinggangnya, beneran lucu sekali, septictanknya begitu besar, kenapa bocah ini harus berebut dengannya!
"Paman jahat sekali, membuka celana di depan orang lain! Kata guru ini perbuatan tidak terpuji! Ei? Paman, burung kamu besar sekali, burungnya Cheng Cheng kecil sekali!"
Qin Yinuo tercengang! Apa yang dikatakan bocah ini?
Mu Cheng terlihat mengerutkan keningnya melihat punya dia sendiri, "Kenapa punya paman dan Cheng Cheng berbeda?"
Pesawat mendarat dengan cepat, Mu Cheng terus mengerutkan keningnya.
Ketika pesawat mendarat, Mu Xue masih tidak mengerti, kenapa anaknya terus terlihat berpikir serius ketika pergi ke toilet.
"Cheng Cheng, kenapa?"
"Mami, noh! Paman yang itu!" Mu Cheng menunjuk ke orang yang berbadan tinggi di depannya, dan berkata kepada Mu Xue: "Burungnya paman itu besar sekali, punya Cheng Cheng kecil sekali!"
"Burung?" Mu Xue tidak mengerti.
"Burung buat pipis, paman itu malah berebut dengan aku juga, membuat aku hampir saja tidak bisa pipis!"
Uhuk!
Wajah Mu Xue langsung memerah sampai telinga, dia merasa canggung dengan ucapan anaknya ini, tanpa sadar dia melihat ke arah orang berbadan tinggi itu, tidak bisa dipungkiri, di kerumunan orang-orang, pria itu terlihat sangat menarik perhatian, hanya melihat punggungnya saja, langsung terlihat begitu spesial, jas yang dipakainya, sekali lihat langsung tahu jas bermerek, dan pria itu menghilang di tikungan, sepertinya sedang buru-buru!
"Paman tidak tahu aturan, tidak sopan!" Mu Cheng masih berkata, "Setelah pipis juga tidak siram, malah Cheng Cheng yang bantu siram!"
"Iya, Cheng Cheng paling baik!" Mu Xue jongkok dan mencium wajah anaknya. "Ayo kita pergi, tante Mi Lin pasti sudah tidak sabar menunggu kita!"
"Yeay! Sudah mau ketemu tante Mi Lin, ayo cepat mami!" Mu Cheng berkata dengan senang sambil menarik Mu Xue berlari ke arah pintu keluar.
"Ah! Cheng Cheng!" Di depan pintu penjemputan, seorang wanita dengan rok ketat, sempit dan sepasang sepatu kulit stiletto emas berteriak sambil berlari ke arah mereka, dia langsung memeluk Mu Cheng. "Anak baik, kangen mami angkat kamu nggak? Sini, cium!"