Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

8

Waktu yang Starlee tunggu sudah tiba. Ia telah melacak keberadaan Asher melalui gps ponsel Asher. Pemilik tubuh sebelumnya diam-diam memasang aplikasi tersembunyi di ponsel Asher. Entah untuk apa wanita itu melakukannya, mungkin ia ingin melihat ke mana saja Asher pergi. Starlee merasa itu semua percuma saja, toh pada akhirnya pemilik tubuh sebelumnya tidak melakukan apa-apa. Wanita itu hanya menyakiti dirinya sendiri dengan memperhatikan ke mana saja Asher pegi.

Saat ini Starlee berada di sebuah hotel mewah berbintang 5, yang pasti ini bukan salah satu hotel Asher karena hotel pria itu masih belum mencapai bintang 5. Dengan menggunakan kacamata hitam, Starlee mengikuti Asher dan Olivia yang saat ini sedang menuju ke sebuah lift.

Di pin yang ada di dress Starlee terdapat sebuah alat perekam. Starlee masuk ke dalam lift yang sama dengan Asher dan Olivia. Keduanya tampak seperti biasa saja, tak ada adegan yang bisa menjadi bukti perselingkuhan. Tentu saja mereka akan menjaga tingkah mereka ketika ada orang lain di dekat mereka. Asher masih tak ingin nama baiknya tercemar. Terlebih jika ada yang mengenalinya maka semuanya akan selesai. Ia akan ketahuan berselingkuh.

Sampai di lantai 10, Asher serta Olivia turun dari sana. Begitu juga dengan Starlee yang tadinya menekan angka 11. Ia menjaga jarak dari para pengkhianat di depannya. Starlee ternyata salah, nampaknya Olivia sudah tidak tahan lagi. Wanita itu menggenggam tangan Asher, dan mengecup pipi Asher karena merasa situasi aman.

Mereka berhenti di depan pintu ruangan bertuliskan 110, begitu juga dengan Starlee yang berhenti di nomor 105. Asher dan Olivia masuk ke dalam kamar itu, dan Starlee kembali melangkah. Senyum iblis terlihat di wajahnya. Pintu belum terkunci rapat, ia menggerakannya sedikit dan apa yang ingin ia lihat kini terpampang jelas di depannya. Pin yang ada di dressnya sudah merekam segalanya.

Asher dan Olivia berciuman dengan panasnya, keduanya seperti tidak melepaskan hasrat selama berbulan-bulan. Lihatlah olivia kini sudah tidak mengenakan pakaian. Merangkak naik ke atas ranjang dengan kabut gairah. Wajah wanita itu terlihat menjijikan di mata Starlee. Menjadi kekasih gelap sahabat sendiri, ckck dasar wanita jalang.

Starlee berdecih pelan. Menjijikan!

Asher melihat ke arah pintu yang memiliki celah sangat kecil. Ia segera mendekat ke sana, dan Starlee yang melihat itu beranjak dengan cepat. Ia tidak tahu harus ke mana, jika Asher melihatnya maka pria itu mungkin akan mencurigainya. Tanpa sengaja tangannya menyentuh gagang pintu nomor 111, pintu itu tidak terkunci. Starlee masuk ke dalam sana kemudian menutupnya.

Asher membuka pintu, ia tidak menemukan siapapun di sepanjang koridor hotel. Kemudian ia menutup pintu karena Olivia yang sudah memanggilnya dengan suara serak.

Starlee bernapas lega. Ia tidak tertangkap basah oleh Asher. Ia bersandar di balik pintu tanpa menyadari bahwa ada seorang pria yang kini menatapnya lekat dengan iris abu-abu terang yang bersinar indah.

"Apa yang kau lakukan di sana, tidak kah kau ingin bekerja?" Suara itu akhirnya menyadarkan Starlee.

Jantungnya berdegub tak karuan. Ia kenal suara itu. Starlee langsung melihat ke pemilik sumber suara. Ya Tuhan, itu benar-benar suara Arshaka.

"Kenapa kau seperti patung? Aku tidak membayarmu untuk berdiri saja di sana!" Arshaka bersuara lagi.

Starlee mengerutkan keningnya. Membayar? Apakah maksud Arshaka ia adalah wanita bayaran? Astaga, yang benar saja. Mana mungkin ia akan menjadi wanita seperti itu. Ia tidak akan mencari uang dengan menjual dirinya.

Namun, bukankah ini kesempatan bagus? Starlee memikirkan sesuatu. Selama ini ia bertunangan dengan Arshaka tanpa melakukan apapun. Dan saat ini sepertinya Tuhan sedang sangat baik padanya. Ia mendapatkan bukti perselingkuhan Asher, dan sekarang ia masuk ke dalam kamar Arshaka.

Starlee, maafkan aku. Aku menggunakan tubuhmu untuk merasakan sentuhan tunanganku.

Katakanlah Starlee kehilangan akal sekarang, tapi hanya ini satu-satunya kesempatan yang ia miliki untuk bisa merasakan setiap inch tubuh Arshaka. Selama ini ia hanya bisa berfantasi liar tentang si pemilik iris memikat itu.

Starlee mendekat ke ranjang. Ia meletakan tas tangannya di sofa kemudian berdiri di depan Arshaka dalam jarak 1 meter. Starlee begitu merindukan tunangannya yang dingin ini. Sangat jarang baginya bisa berdekatan seperti ini dengan seorang Arshaka.

"Bersihkan tubuhmu dengan cepat. Aku tidak ingin bersetubuh dengan wanita yang kotor." Arshaka memberikan tatapan dingin yang biasa Starlee terima.

Kotor? Starlee ingin tertawa keras. Bagian mana dari dirinya yang kotor. Arshaka dan mulut tajamnya memang paduan yang sempurna. Starlee sangat mengenal Arshaka meski ia jarang berada dekat dengan Arshaka. Tunangannya memiliki kepribadian yang dingin. Irit bicara, dan jika ia bicara maka kata-kata yang akan keluar hanyalah kalimat tajam. Melihat senyum Arshaka sama seperti menunggu purnama tiba. Hanya dalam waktu-waktu tertentu, dan itupun kadang tidak terjadi.

"Baik." Starlee tidak mau memperpanjang ucapan tajam Arshaka, ia hanya pergi ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang bersih. Ia keluar dengan handuk kimono yang menutupi tubuhnya.

"Lepas handuk itu."

Starlee melakukan seperti yang Arshaka katakan seperti saat ini ia sedang diberi arahan oleh fotographernya.

Arshaka menilai tubuh Starlee. Tidak ada yang spesial, sama saja seperti wanita-wanita yang pernah ia bayar. Arshaka tidak pernah melakukan hubungan satu malam dengan wanita yang sama. Ia melakukan itu agar tidak harus berurusan dengan wanita dan keserakahannya.

Selama ini Arshaka membeli seorang wanita bayaran dari rumah bordil yang pemiliknya adalah teman sekolah Arshaka. Ia hanya menggunakan wanita-wanita yang masih perawan, karena Arshaka tidak ingin mengambil resiko ia terkena penyakit kelamin dengan berhubungan dengan wanita yang tidur bersama banyak pria. Arshaka memiliki standarnya tersendiri, wanita yang menemaninya harus memiliki wajah yang cantik. Tentu saja itu syarat mutlaknya, karena menjamah wanita dibawah standar hanya akan mengurangi kenikmatan, atau mungkin ia tidak akan merasakan kenikmatan itu sama sekali.

Dan wanita yang ada di depannya saat ini ia beri nilai 9. Sampai detik ini belum ada yang mencapai nilai 10. Ada, ada yang mendekati nilai sempurna itu. Tunangannya yang saat ini sudah tiada. Meski begitu Arshaka tidak tertarik bersetubuh dengan tunangannya, ia yakin sekali wanita itu sudah tidur dengan banyak pria mengingat bagaimana liarnya hidup sang tunangan.

Starlee merasa tidak enak karena ditatap oleh Arshaka dengan lekat. Apakah ada masalah dengannya? Starlee merasa ia ditelanjangi oleh tatapan itu. Starlee mencemooh dirinya sendiri, bukankah saat ini ia memang sudah telanjang.

Jantung Starlee semakin berdetak tak terkendali. Bagus sekali, apakah sekarang ia akan terkena serangan jantung? Ayolah, tubuh, bekerjasamalah. Sangat menyedihkan jika aku mati di detik-detik seperti ini, batin Starlee.

Arshaka menarik tubuh Starlee hingga dada Starlee menabrak dadanya. Wanita di depannya memiliki iris mata sebiru danau, tenang dan menenggelamkan. Tipe-tipe wanita jalang yang ingin memikat hati mangsanya.

Starlee mencoba untuk tetap tenang. Sungguh, ia tidak bisa berada dalam jarak sedekat ini dengan Arshaka. Ia takut jika Arshaka akan mendengar detak jantungnya.

Arshaka mendongakan wajah Starlee dengan jarinya. "Lakukan yang terbaik. Aku yakin Eugene telah mengajarimu cara memuaskan dengan sempurna."

Lagi-lagi Starlee mendengar kalimat tajam dari Arshaka. Ucapan Arshaka kali ini sedikit menggores perasaannya, tapi itu tidak menyurutkan niatnya. Mungkin sudah jadi takdirnya Arshaka dan dirinya tak berjodoh. Namun, kesempatan kali ini ia tidak akan melepaskannya.

"Kau tidak perlu membayarku jika aku tidak bisa memuaskanmu." Starlee menjawab dengan nada yakin. Sebelumnya ia memang tidak pernah bersetubuh dengan pria, tapi ia yakin ia bisa melakukannya dengan baik. Terlebih ia sudah mengkhayal banyak tentang Arshaka. Seharusnya ia bisa memuaskan pria itu.

Starlee membuka pakaian yang dikenakan oleh Arshaka, ia mendorong pria itu hingga terlentang di atas ranjang, kemudian ia merangkak naik dengan wajah sensual. Starlee duduk di atas perut Arshaka. Ia memainkan jemarinya di atas tubuh Arshaka, menyentuh setiap inchi tubuh pria yang ia gilai itu.

Setiap gerakan yang Starlee lihat di dalam video dewasa, ia praktekan pada tubuh Arshaka. Ia memainkan kejantanan Arshaka dengan jari kemudian lidahnya. Sesekali ia menggigit bibirnya, memberikan kesan seksi yang membuat Arshaka terpaku sejenak.

Dalam ruangan yang hening itu, Starlee memberikan sentuhan yang memanjakan tubuh Arshaka. Dan di sebelah ruangan itu, Olivia melakukan hal yang sama pada suaminya, ralat, suami pemilik tubuh sebelumnya. Jika saja pemilik tubuh sebelumnya masih ada, mungkin ini bisa disebut sebagai sebuah pembalasan dendam.

Seperti inilah yang sering Starlee lakukan, ia tahu Arshaka suka bermain wanita, begitu juga dengannya yang bersenang-senang dengan pria. Namun, bedanya Starlee hanya memainkan hati pria tanpa memberi pria kesempatan untuk menyentuhnya.

TBC

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel